Kloter Kedua IJL Sukses, Lebih dari 1500 Pemain Membanjiri Sawangan

Lebih dari 1500 calon pemain rumput hijau menghadiri screening IJL kloter kedua pekan lalu (3/3) di sawangan, depok. Foto IJL

Setelah sukses menggelar screening kompetisi Indonesia Junior League (IJL) kloter pertama, kloter kedua pun digelar pekan lalu, Minggu (3/3/19) masih berlokasi di Sawangan. Screening kloter kedua pun dibanjiri oleh lebih dari 1500 calon calon pemain IJL yang siap unjuk gigi di IJL 2019. Gelombang kedua pun berjalan lancar dan sesuai prediksi tim IJL bahwa animo yang ada jauh lebih membludak dibandingkan hari gelombang pertama. Mendadak lapangan sepakbola Sawangan dibanjiri oleh lautan pemain muda calon bintang sepakbola tanaha air. Acara tersebut diawali dengan ASTAM dan diakhiri oleh FIFA Farmel. “Alhamdulilah berjalan lancar biarpun di pagi hari ada kendala cuaca dan banyaknya crew yang terhambat datang karena hujan deras tapi screening tetap on-time digelar sesuai jadwal,” ujar CEO Indonesia Junior League, Rezza Mahaputra Lubis. “Kendalanya banyak tim-tim yang dapat jadwal di pagi hari telat datang alhasil bertumpuk pada sore harinya. Ya tapi ini sebagian dari konsekuensi membludaknya animo untuk ikut IJL 2019,” tambah Rezza lagi. Setiap tahapan dalam proses screening dijalani oleh para pemain sepakbola cilik ini, tak pelak banyak orang tua yang mendampingi anak-anak mereka menjadi penasaran dan mencoba mengintip masuk ke ruang screening. Seperti diinformasikan sebelumnya bahwa tahap screening IJL terbagi menjadi empat tahap, yaitu keabsahan dokumen, tes forensik (cek gigi), sesi foto (database pemain) dan diakhir dengan validasi sidik jari. “Sebenarnya banyak orangtua khususnya dari U-9 mempertanyakan kenapa screeningnya membutuhkan waktu yang cukup lama,” tutur Rezza. “Screening yang dilakukan memang sangat ketat khususnya untuk pemain-pemain yang belum pernah ikut IJL. Pengecekan administrasi seperti cek ijazah, akte lahir dan nomor induk pelajar, pengecekan sidik jari sampai forensik meliputi rekam medis gigi. Ini memang bagian dari regulasi kompetisi,” terang Rezza. Dalam hal rekam medis IJL sangat menganggap hal ini serius, karena ini dinilai sebagai asset jangka panjang untuk mendapatkan database lengkap di masa depan bagi dunia sepakbola tanah air. “Screening medis kami melibatkan dokter gigi Rumah Sakit Mayapada yang sudah berpengalaman dan sangat kompeten di bidang screening usia. Selain memeriksa gigi, tahapan ini juga menjadi faktor penentu lolos tidaknya pemain untuk bermain di kompetisi IJL,” tegas Rezza. “Saya beri acungan jempol untuk beberapa SSB yang sangat tertib dan terorganisir dalam screening kemarin dan begitu memahami tahapan demi tahapannya. Bahkan tim komite IJL dan dokter RS Mayapada sampai membuat rangking delapan besar,” sambungnya lagi. “Pemeriksaan rekam medis ini nantinya pasti juga akan berguna bagi anak-anak di masa mendatang terutama bagi mereka yang punya komitmen menjadi seorang atlet profesional, karena itu kami menerapkan tahapan yang sangat ketat saat proses screening,” tambah Rezza. Dalam waktu dekat acara IJL 2019 akan segera digelar dengan kemeriahan dari 66 tim SSB, sembari menunggu proses rehabilitas lapangan GOR sawangan tersebut. “Semuanya tergantung kondisi lapangan POR Sawangan yang sedang dalam fase perawatan. Kick-off paling cepat 24 Maret, selambat lambatnya awal April. Kita lihat saja progresnya mulai dari sekarang karena soal lapangan IJL sebisa mungkin tidak mau setengah-setengah, kami ingin memberikan wahana terbaik untuk anak-anak,” pungkas Rezza. Berikut adalah daftar tim kontestan IJL 2019: U-9: ASTAM Salfas Soccer Ragunan Soccer School ASIOP Apacinti FU15FA Bina Sentra M’Private Soccer School All Star Galapuri CISS BMIFA Pro:Direct Academy Pelita Jaya SS Indonesia Rising Star Metro Kukusan Garuda Muda Soccer Academy Maesa Cijantung Ocean Stars Serpong Jaya GRT Sitanala Indonesia Muda Utara SoccerEd Cipondoh Putra SSJ Kota Bogor Alba FC Fifa Farmel Sparta Garec’s Remci Kancil Mas Kembangan 8 Putra Agung Young Warrior D’Joe Soccer U-11: ASTAM Salfas Soccer Ragunan Soccer School ASIOP Apacinti FU15FA Bina Sentra M’Private Soccer School All Star Galapuri CISS BMIFA Pro:Direct Academy Pelita Jaya SS Putra Sejati Giras FC Gagak Rimang Maesa Cijantung Ocean Stars Serpong Jaya GMSA Indonesia Rising Star Indonesia Muda Utara Java Soccer Academy GRT Sitanala Tajimalela FA Sparta Remci Young Warrior Satria Muda FA Fifa Farmel Alba FC Brazillian Soccer School Stoni Indonesia Garec’s D’Joe Soccer B24HABS. (IHA)

Selain di Malaysia, IJL Mayapada 2018 Siapkan Tim Elite ke Thailand

IJL Mayapada 2018 akan menyiapkan dua tim Elite yang bakal tampil di event internasional pada akhir 2018 nanti. (Ham/NYSN)

Tangerang- Indonesia Junior League (IJL) rutin memberikan apresiasi kepada para pesertanya usai menyelesaikan festival. Pemain potensial di IJL Mayapada 2018 akan tampil di Malaysia dan Thailand. Rezza Mahaputra Lubis, selaku CEO IJL 2018 membeberkan persiapan di dua negara Asia Tenggara. “Kami akan siapkan tim IJL Elite yang siap berlaga di Selangor (Malaysia) dan Bangkok (Thailand). Tim U-11 bermain pada pekan pertama Desember di Malaysia, sedangkan tim U-13 merumput saat pekan ketiga Desember, di Thailand,” jelas Rezza, pada Minggu (1/4). “Pada Agustus, kami sudah tentukan pemain yang akan diberangkatkan. Tiap tim akan berisi 16 pemain terpilih, jadi total ada 32 pemain dari IJL yang akan dibawa ke Malaysia dan Thailand,” tukas Rezza. Ia juga memberikan alasan pihaknya memilih Festival di Malaysia, yakni Royal Selangor Club (RSC), sebagai ajang event internasional untuk skuat IJL Elite. Atmosfer pertandingan yang lebih kompetitif disebut jadi salah satu faktor paling utama. Rezza meyakini RSC adalah turnamen yang cocok untuk meningkatkan kualitas anak-anak IJL Elite. Apalagi, mereka bakal berjumpa dengan negara-negara sepak bola berkualitas Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam jadi salah satu alasannya. “Kami menganggap RSC ajang yang tepat mengasah pemain-pemain terbaik IJL. Ajang ini sudah berlangsung 14 tahun, dan selalu menjadi primadona di Malaysia dan Asia Tenggara,” katanya. “Lawan-lawan kami nantinya selain 70% tim-tim Malaysia, ada juga tim-tim asal Australia, Singapura, Thailand dan Vietnam. Aroma persaingannya agak lebih kompetitif,” sambungnya lagi. Pria berdarah Medan ini menyebut bila sepak bola Malaysia kini sudah mulai memberikan ruang youth development sebagai platform besarnya. Hal itu tak lepas dari dukungan penuh dari pemerintah daerah Malaysia. “Saya melihat pembinaan usia dini di Malaysia sudah selangkah lebih maju, mereka banyak melakukan inovasi dan terobosan mutakhir dalam konsep pembinaannya,” ungkapnya. “Pembinaan mereka juga didukung kerajaan-kerajan bagian dari wilayah Malaysia. Kedah, Sabah, Trenganu, Serawak, Selangor, Kuala Lumpur, Negri Sembilan dan lain-lain memiliki kompetisi yang berjenjang masing-masing. Dan setiap wilayah-wilayah ini juga memiliki keungulan event sepak bolanya masing-masing,” beber Rezza lagi. Rezza yakin momen berlaga di Malaysia tak hanya jadi ajang transfer ilmu bagi para pemain binaannya. Di Negeri Jiran, ia juga punya misi menjalin relasi lebih kuat dengan akademi dan sekolah sepak bola lainnya khususnya dari luar Indonesia. “Ya untuk kerjasama IJL sedang menjajaki langkah kerjasama dengan klub Selangor Royal serta Club Tiger Kids Kuala Lumpur. Kami akan saling bertukar team, jika IJL dan pihak mereka mengadakan event,” pungkasnya. (Dre)