Cabor Modern Pentathlon TC Asian Games 2018, Pelatih : Masih Pakai Alat Bekas

Sejumlah atlet timnas modern pentathlon Asian Games 2018, berlatih anggar di Jakarta, Selasa (27/3). (AntaraFoto)

Jakarta– Event Asian Games 2018 kurang dari lima bulan lagi. Sebanyak 40 cabang olahraga (cabor) terus melakukan persiapan untuk menampilkan yang terbaik pada pesta olahraga terbesar di Asia tersebut. Salah satunya adalah cabor yang baru masuk di Indonesia, modern pentathlon. Namun, saat semua cabor sudah fokus untuk mengejar prestasi, modern pentathlon justru masih berkutat dengan permasalahan klasik. Cabor yang merupakan gabungan dari lima disiplin (lari, renang, anggar, menembak, berkuda) ini masih terkendala dengan pengadaan alat. Salah satu pelatih modern pentathlon disiplin anggar, Silvia Kristina mengatakan, para atlet pelatnas masih menggunakan perlatan milik sendiri. Terlebih, disiplin anggar yang memang membutuhkan dana yang cukup besar. Lalu, siapa yang harus bertanggung jawab atas permasalahan tersebut? Mengingat Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga sudah mengucurkan dana untuk persiapan Asian Games, termasuk pengadaan alat. “Kami masih terkendala dengan pengadaan peralatan. Untuk sementara ada atlet yang  punya alat dan pakai punya pribadi. Saya juga bawa alat-alat bekas saya, yang bisa mereka pakai. Karena kami tidak bisa menunggu,” ujar Silvia di Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan, Jakarta, Selasa (27/3). Sekadar informasi, cabor modern pentathlon membutuhkan dana yang tak sedikit untuk pengadaan perlatan. Sebagai contoh untuk nomor disiplin anggar, pelindung kepala yang dipakai memiliki harga sekira Rp3 juta. Sedangkan untuk pakaian pelindung antara Rp1,5 juta hingga lebih dari Rp5 juta, dilansir Pantau.com. Cabor modern pentathlon memang tak dibebankan target medali di Asian Games 2018. Mengingat, ini kali pertama kontingen Merah Putih mengirimkan wakilnya di multi-event empat tahunan tersebut. Untuk pelatnas saja modern pentathlon hanya diikuti enam atlet (masing-masing tiga pria dan putri), yang baru berjalan awal Februari 2018. Nantinya, keenam atlet ini akan diseleksi menjadi empat (dua putra dan putri) yang akan berlaga di Asian Games 2018. “Kami memang tak ada target. Tapi, kita usahakan agar anak-anak bisa bermain dengan baik,” tambah Silvia. Lebih lanjut, peraih medali perak Asian Games 1990 Beijing ini juga belum mau berkomentar mengenai peluang timnas modern pentathlon Indonesia untuk turun di Olimpiade Tokyo 2020. Ia mengatakan hanya fokus untuk Asian Games 2018. “Kami belum berbicara untuk Olimpiade (2020). Tapi kalau anak-anak punya potensi, mungkin akan kami persiapkan. Kami lihat dulu di Asian Games bagaimana potensinya,” papar Silvia. (Adt)

Ikut Cabor Modern Pentathlon Asian Games 2018, Timnas Indonesia TC di SKO Ragunan

Timnas Indonesia akhirnya memiliki perwakilan untuk cabang olahraga (cabor) modern pentathlon di Asian Games 2018. (net)

Jakarta- Timnas Indonesia akhirnya memiliki perwakilan untuk cabang olahraga (cabor) modern pentathlon di Asian Games 2018. Namun, Indonesia sangat tertinggal dalam melakukan persiapan menuju pesta olahraga terbesar di Asia tersebut. Pelatnas untuk modern pentathlon baru berjalan pada awal Februari 2018. Modern pentathlon sebenarnya bukan olahraga baru. Gabungan dari lima disiplin seperti lari, renang, anggar, menembak, serta berkuda ini sudah terkenal di negara-negara lain, dilansir Pantau.com. “Sejak tahun lalu, kami minta masuk di pelatnas, tapi kan belum disetujui. Baru jalan pelatnas Februari awal. Tapi, kami usahakan agar mereka (para atlet) bisa berkompetisi dengan baik,” ujar salah satu pelatih modern pentathlon, Silvia Kristina di Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan, Jakarta, Selasa (27/3). Silvia yang khusus melatih disiplin anggar melanjutkan, modern pentathlon sebenarnya olahraga yang sangat berat. Pasalnya, setiap atlet harus menjalani lima disiplin dalam satu waktu. Di Indonesia, cabor ini berada dibawah naungan PB Persatuan Modern Pentathlon Indonesia (PMPI). “Jadi satu hari selesai. Misalkan habis renang selesai, dia (atlet) ke anggar. Habis anggar selesai, mereka ke berkuda. Sebelum mereka berkuda, mereka harus melewati anggar yang namanya bonus round. Mereka diberi satu poin, kemudian siapa yang menang, dia bisa milih kuda yang mana,” tambahnya. Saat ini ada enam atlet (masing-masing tiga putra dan putri) yang mengikuti pelatnas modern pentathlon di SKO Ragunan. Nantinya, dipilih masing-masing dua atlet yang akan turun di nomor pertandingan putra-putri. (Adt)