Kampiun Kejuaraan Dunia Basket Antar SMA, Tim Basket Sekolah Kharisma Bangsa Dapat Pelajaran Penting Dari Perancis

Tim basket putra Sekolah Kharisma Bangsa (putih) sukses jadi kampiun usai menaklukan Paris University Club, 48-35, di laga final Kejuaraan Basket antar SMA, di Paris, Perancis, 6-13 Juli 2018. (Adt/NYSN)

Jakarta- Tim basket putra Sekolah Kharisma Bangsa jadi kampiun Kejuaraan Dunia Basket antar Sekolah Menengah Atas (SMA) Divisi 2, di Paris, Perancis, usai menaklukan tim tuan rumah Paris University Club, pada Kamis (12/7). Di partai puncak, Mohammed Aofar Hedyan dan kolega tampil superior, dan menang dengan skor 48-35. Ari Adiska, Juru Racik Tim, mengatakan pada laga final kontra Paris University Club anak didiknya mampu menerapkan kerja sama tim dengan baik. Selain itu, menurutnya, semua pemain cadangan sangat siap dan bisa saling melengkapi. “Team work berjalan baik. Terjalin saling pengertian diantara sesama pemain. Begitu juga dengan pemain bench (cadangan). Mereka sangat siap serta saling melengkapi. Tidak banyak berbuat kesalahan,” ujar Ari, Minggu (15/7). Pelatih berpostur tinggi tegap itu, memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh pemain. Ia menyebut beberapa pemain di skuatnya mampu tampil gemilang sejak awal laga hingga ke partai puncak dan meraih juara. “Bila diawal pertandingan stamina jadi bahan evaluasi tim, namun, di final kemarin hal itu bisa kami atasi dengan cara merotasi pemain, meskipun mereka hanya bermain tiga menit, tapi efektif,” ungkapnya. Ia menilai ada beberapa pemain yang penampilannya menonjol seperti Aofar, yang sejak awal bermain sangat bagus. Kemudian Syekhan Manzis Effendy, di awal pertandingan tampil kurang baik, tapi di pertandingan kedua dan terakhir bermain sangat rapi. Lalu, Muhammad Saddam Pandu Sutreisno. Meski posturnya lebih kecil dari teman-temanya, tapi dia banyak melakukan rebound. Tapi, Ari menilai secara keseluruhan semua pemain berjuang, kerja keras, dan bisa mengeluarkam kemampuan yang dimilikinya secara maksimal. Baginya berlaga di Kejuaraan Dunia Basket antar SMA di Paris, Perancis, banyak mendapatkan pelajaran penting bagi dirinya maupun anak didiknya. Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu hingga timnya berlaga Kejuaraan Dunia Basket antar SMA, di Paris, Perancis, selama satu pekan. “Kami banyak pelajaran penting selama di Paris. Salah satunya simple basket. Mereka tidak banyak melakukan drible, tidak gaya-gayaan dalam bermain, dan banyak shooting,” tukasnya. “Meski juara Divisi 2, tapi bagi kami ini sebuah kebanggaan yang sangat besar. Banyak ilmu yang bisa didapat. Apalagi, Indonesia berada diperingkat 113, sedangkan Perancis berada di urutan 2 dunia, di bawah Amerika Serikat. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu sehingga kami bisa berlaga di Kejuaraan Dunia Basket antar SMA, di Paris, Perancis, tahun ini,” pungkasnya. (Adt)

Mainkan Laga Final Kontra Paris University Club, Tim Basket Sekolah Kharisma Bangsa Waspadai Center Lawan

Tim basket putra Sekolah Kharisma Bangsa (hitam) akhirnya meraih kemenangan atas tim Isso India 2, dengan skor 75-70. (Adt/NYSN)

Jakarta- Tim basket putra Sekolah Kharisma Bangsa melaju ke final Play Off B Divisi 2 Kejuaraan Dunia Basket antar Sekolah Menengah Atas (SMA), di Paris, Perancis. Syekhan Manzis Effendy dan kawan-kawan bakal meladeni perlawanan Paris University Club, Kamis (12/7). Keberhasilan tim basket yang bermarkas di Kawasan Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan itu, bermain di laga pamungkas setelah meraih 3 kemenangan melawan tim dari India, serta menderita kekalahan dari tim tuan rumah di babak penyisihan. “Meski masuk final di Play Off B Divisi 2, kami tetap memberikan apresiasi pada seluruh pemain. Jadi di penyisihan grup, peringkat 1 dan 2 berhak tampil di Play Off A, sedangkan peringkat 3 dan 4 lolos ke Play Off B Divisi 2, masing-masing diambil 6 tim,” ujar Ari Adiska, juru ramu tim. Laga final Play Off B berlangsung pada Kamis (12/7) pukul 21.00 waktu Paris, atau pukul 03.00 WIB. Ari mengungkapkan pihaknya punya gambaran kekuatan lawan. “Lawan memiliki 2 pemain center yang perlu diwaspadai, sebab memiliki postur besar. Jadi pemain harus bisa menutup jalur passing ke pemain center mereka,” lanjutnya. Pada laga itu, Ari menekankan ke anak didiknya untuk bermain lebih sabar, dan berani untuk mengeksekusi bola. “Kami optimis apalagi pemain sudah bisa bermain seperti di Indonesia. Mungkin kekurangan kami adalah soal stamina dan postur tubuh,” cetusnya. Sebelumnya, skuat basket Sekolah Kharisma Bangsa berhasil mengalahkan tim Isso India 2, dengan skor 75-70. “Sangat menegangkan bertemu wakil India. Karena dia akhir kuarter skornya beda tipis. Saat skor kami menang jauh malah terlalu santai. Mikirnya aman dengan skor seperti itu,” terang Syekhan. Sementara itu, Mohammed Aofar Hedyan, Point Guard, menjelaskan dirinya memiliki tanggung jawab besar mengatur tempo permainan. “Untuk game ketiga kemarin saat lawan India, kami semua bermain bagus. Tapi, kami sedikit lengah untuk defence, dan game ketiga ini bisa menjadi pelajaran bagi tim untuk lebih fokus,” tukas Aofar. (Adt)

SMABA Gagal Curi Kemenangan Di Pertandingan Kedua, Pelatih : Kami Kehabisan Tenaga di Kuarter 3 dan 4

Tim basket putra Sekolah Kharisma Bangsa (hitam) kembali menelan kekalahan di pertandingan kedua, melawan AAS Fresnes, dengan skor 46-61. (SMABA)

Jakarta- Tim basket putra Sekolah Kharisma Bangsa gagal mencuri kemenangan di pertandingan kedua kejuaraan dunia basket antar Sekolah Menengah Atas (SMA), di Paris, Perancis. Melakoni laga dengan tim AAS Fresnes, Selasa (10/7), Syekhan Manzis dan kawan-kawan kalah dengan skor 46-61. Ari Adiska, Pelatih Tim, mengatakan di laga kedua semua pemain sudah mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Namun, diakuinya lawan memiliki keunggulan terutama dari segi postur tubuh. “Kalau dibilang puas ya belum puas dengan penampilan tim. Tapi, di pertandingan kedua ini para pemain sudah berani improve. Mungkin belajar dari pertandingan pertama. Sehingga bisa memperbaiki kesalahan,” ujar Ari. Ia menyebut kemampuan anak asuhnya sangat merata dan rapi dibanding dengan partai perdana saat berjumpa tim Paris Bballwithus, pada Senin (9/7). Bahkan, pada kuarter pertama dan kedua, tim smaba masih mampu mengimbangi permainan AAS Fresnes. “Tapi, di kuarter ketiga dan keempat kami sudah kehabisan tenaga. Sehingga lawan bisa memenangkan pertandingan,” tambahnya. Berikutnya, Muhammad Aofar dan kawan-kawan akan melakoni laga ketiga melawan tim Isso India 2, pada Rabu (11/7). Senada dikatakan Abdurrasjid Juzar, punggawa tim. Menurutnya, di game kedua bersama rekan-rekannya sudah mengeluarkan kemampuan semaksimal mungkin. “Kuarter pertama dan kedua, kami masih mengimbangi skor. Perbedaannya hanya 5 point. Namun di kuarter ketiga dan keempat, kami sudah tidak bisa mengimbangi karena masih kalah soal stamina dan fisik,” terang Juzar. Sedangkan Fajar Satria, Kapten Tim, menyatakan melawan tim AAS Fresnes banyak perkembangan dibandingkan game sebelumnya melawan tim Paris Bballwithus. “Kami mulai bisa beradaptasi disini. Kami sanggup mengimbangi hingga pertengahan kuarter 3, namun di kuarter terakhir kami mulai ketinggalan dengan lawan,” urainya. “Tapi, ketinggalan itu tak seburuk seperti game pertama. Kami sudah lumayan mendapatkan ritme seperti di Indonesia, dan kami harap untuk ke game selanjutnya kami dapat bisa memberi lebih dari game sebelumnya,” tukas Satria. (Adt)

Meski Takluk 42-90 Dari Tim Paris Bballwithus, Tim Basket Putra Sekolah Kharisma Bangsa Tampil Fight

Tim basket putra sekolah Kharisma Bangsa (putih), menelan kekalahan dari tim basket Paris Bballwithus 42-90, pada Senin (9/7). (Adt/NYSN)

Jakarta- Tim basket putra sekolah Kharisma Bangsa menelan kekalahan dari tim Paris Bballwithus dengan skor 42-90, pada kejuaraan dunia basket antar Sekolah Menengah Atas (SMA), di Gymnase Federation, Paris, Perancis, Senin (9/7). Meski mengawali dengan hasil negatif, namun anak didik Ari Adiska itu tetap tampil fight. “Kami belum bisa mengeluarkan kemampuan terbaik, karena proses aklimatisasi cuaca, sebab udaranya disini sangat dingin. Tapi, ada beberapa pemain yang memang siap dan tampil baik di pertandingan pertama ini seperti Saddam Asyurna, Muhammad Saddam Pandu Sutrisno, dan Muhammad Aofar,” ujar Ari, Arsitek Tim. Diakuinya, beberapa pemain baru di skuatnya masih ‘demam panggung. “Mereka masih nervous, mungkin baru pertama kali mereka tampil di level internasional. Apalagi lawan bermain sangat rapih. Postur tubuh pemain lawan juga bagus. Namun, kami tetap bisa tampil fight menghadapi lawan,” lanjutnya. Ari mengaku timnya mendapatkan pelajaran berharga pada laga perdana. Ia menambahkan bakal melakukan evaluasi guna menghadapi laga selanjutnya. “Beikutnya kami harus berani. Kami terlalu banyak turn over. Harus lebih cepat bagi pemain untuk membuka celah. Harus lebih percaya diri lagi,” cetusnya. Pertandingan berikutnya yang dijalani SMABA yakni melawan AAS Fresnes, pada Selasa (10/7). Sementara, Pandu mengungkapkan sebelum melakoni laga awal ia bersama rekan-rekannya telah melakukan persiapan secara matang, diantaranya dengan melakukan conditioning di pagi hari, dan bertanding pada sore hari. “Kami bertanding melawan tim dari Perancis dengan postur tinggi besar. Tapi, kami tak pernah takut dan selalu siap menghadapi siapapun lawan. Dari kekalahan 42-90 di pertandingan kemarin, kami mulai belajar sehingga bisa lebih baik lagi di pertandingan hari ini,” terang Pandu. Senada diungkapkan Mikail Jaydra Muhammad Darmawan. Menurutnya, sebagai rookie di tim basket putra sekolah Kharisma Bangsa, dirinya akan berusaha semaksimal mungkin serta mengeluarkan kemampuan terbaiknya setiap kali tampil. “World games ini adalah tournament international pertama saya. Dan, saya merasa sangat senang karena sudah merasakan pengalaman ini, meskipun kemarin kami kalah. Tapi, itu akan kami jadikan motivasi serta pelajaran untuk game berikutnya,” tukas Jaydra. (Adt)