Jakarta- Posisi kiper Timnas Putri Indonesia masih terus berproses untuk menentukan yang terbaik. Ditemui seusai latihan pada Senin (12/3) sore, Benyamin ‘Benny’ Van Breukelen, pelatih kiper Timnas Putri Indonesia mengaku tertantang.
“Saya sebetulnya surprise, karena mereka berani jumping seperti kiper pria. Itu di luar ekspektasi saya. Tapi ya harus dibenahi, termasuk passing dan kontrol bola. Tantangan lah buat saya,” ujar pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 4 Mei 1963.
Dari empat kiper yang ada yakni Riska Yulianti (Babel), Norvince Boma (Papua), Vera Lestari (DIY) dan Debi Puspita (Sumsel), pria berjuluk BvB ini mengaku sudah mendapatkan gambaran umum.
“Ada tiga kiper potensial yang bisa masuk dalam kerangka skuat Timnas Putri. Kelemahan yang masih dirasa sangat krusial adalah footwork (kecepatan kaki), dan komunikasi dengan rekan,” bilangnya di lapangan National Youth Training Centre (NYTC), Sawangan.
Amat minimnya aktifitas sepakbola putri, membuat beberapa kiper yang terpanggil seleksi Timnas ini hanya memiliki latar belakang sebagai pemain klub futsal.
Sedangkan, posisi kiper dalam futsal, jauh berbeda dengan sepakbola lapangan besar. Akibatnya, pola komunikasi dengan rekan pun jarang terjadi. Padahal, kiper wajib berkomunikasi dengan semua pemain.
“Teknik dasar kiper sudah ada. Tapi ya itu, atmosfir mereka masih jadi kiper futsal. Ini harus dirubah. Dan buat saya, ini hal baru. Belum pernah sebelumnya saya melatih kiper putri soalnya,” terang Benny. (Dre)