Cabor Bulutangkis Kawinkan Gelar Nomor Tunggal, Atlet 15 Tahun Asal Banyumas Raih Dua Emas

Kuala Lumpur- Tim bulutangkis Indonesia sukses mengawinkan emas nomor tunggal perseorangan pada ASEAN School Games (ASG) 2018 di Juara Stadium, Bukit Kiara, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (25/7), setelah di partai puncak mampu meraih hasil terbaik.

Kemenangan yang berbuah emas kejuaraan khusus untuk pelajar di Asia Tenggara itu terlebih dahulu diraih oleh tunggal putra Nur Yahya Adi Felani yang sukses mengalahkan andalan tuan rumah Malaysia, Jacky Kok Jing Hong dengan skor 21-12, 20-22, 21-19.

Meski akhirnya mampu meraih emas, Nur Yahya harus memperolehnya dengan perjuangan karena lawan terus memberikan perlawan. Seharusnya juara bertahan itu bisa mengakhiri pertandingan pada gim kedua setelah memimpin 19-15. Namun pemain binaan klub Pratama Surabaya ini harus menyerah 20-22.

Sebaliknya pada gim ketiga, Yahya sempat tertinggal namun mampu menggebrak pada akhir pertandingan. “Sempat terlalu percaya diri. Tapi saya langsung berusaha tenang dan mempelajari cara bermain lawan. Saya langsung habis-habisan. Ternyata bisa,” kata pemuda kelahiran Sukoharjo, 3 Juli 2000.

Menurut dia, lawannya merupakan pemain yang ulet dan tahan banting. Itu dibuktikan dengan terus bertahan meski dalam kondisi kaki cedera. Dukungan dari suporter tuan rumah untuk lawah juga membuat Yahya, sapaannya, sedikit goyah. Namun semuanya mampu diatasi.

“Ini adalah ASG terakhir saya. Setelah ini saya akan turun di kejurnas karena jika juara bisa masuk ke pelatnas,” kata atlet asal Sukoharjo, Jawa Tengah itu. Apresiasi tinggi juga pantas disematkan pada peraih emas tunggal putri, Aisha Galuh Maheswari.

Meski sempat jatuh bangun, atlet putri asal Banyumas, Jawa Tengah itu, sukses menumbangkan andalan tuan rumah yang dikenal ulet yaitu Letshanaa A/P Karuphatevan dengan skor 13-21, 21-12, 23-21.

“Tadi memang menguras tenaga. Sejak awal kami duel main relay-relay panjang. Setelah ada kesempatan baru mengeluarkan andalan. Lawan juga melakukan hal yang sama,” kata pemain binaan PB Djarum Kudus kelahiran Banyumas, 19 Oktober 2002.

Menurut dia, emas memang sudah ditargetkan sejak awal oleh tim. Pebulutangkis dari PB Djarum ini, mengakui pada final memang cukup berat. Namun upaya yang dilakukan Aisha sukses meraih emas untuk kontingen Indonesia, di dua nomor, yakni beregu putri dan perorangan.

Sementara itu manajer tim bulu tangkis Indonesia, Luluk Hadiyanto mengaku target medali yang ditetapkan yaitu dua emas mampu terpenuhi. Bahkan lebih karena mampu meraih empat emas yaitu beregu putri, tunggal putra-putri dan ganda putri. (Ham)

Leave a Comment