Cuma Sparring Lawan Senior, Tim Voli Pantai asal SMANOR Sidoarjo Realistis Hadapi Youth Olympic Games 2018

Bintang Akbar (kiri) dan Danang Herlambang (kanan), saat tampil menjadi juara pada 2018 Asian U19 Beach Volleyball Championship, yang diselenggarakan di Nakhon Pathom, Thailand, pada Maret lalu. (bolasport.com)

Jakarta- Duet atlet, Danang Herlambang dan Bintang Akbar menjadi wakil Indonesia di ajang Summer Youth Olympic Games (YOG) 2018, di Buenos Aires, Argentina, pada 6-18 Oktober mendatang. Tampil di cabor voli pantai, keduanya harus bersaing dengan negara-negara lainnya, dengan modal pengalaman tanding dan mental yang kuat. Hal itulah yang menjadi kekhawatiran Bambang Eko Suhartawan, sang juru racik voli pantai Indonesia, di ajang olimpiade bagi para atlet junior itu. Anak didiknya justru baru merasakan kejuaraan di luar negeri sebanyak dua kali, yakni di Thailand (Asian U-19 Championships 2018), dan China (Kejuaraan Dunia U-19). Namun, ia tak patah semangat. “Saya siasati anak-anak latihan sparring bersama senior-seniornya,” ujar Wawan, sapaannya, akhir pekan lalu. Bambang menyebut Muhammad Ashfiya dan Rendy Verdian Licardo sebagai pemain senior, kini kerap menjadi lawan sparring partner, bagi Danang dan Bintang. Sebab, Ashfiya dan Rendi memiliki jam terbang serta pengalaman tanding yang tinggi ,di berbagai ajang kejuaraan. Pada Asian Games XVIII/2018, Ashfiya merupakan pemegang medali perak bersama koleganya Ade Candra Rachmawan. Ashfiya dan Rendy pun berduet mewakili skuat Merah Putih, di YOG 2014, di Nanjing, China. Sayang, saat itu, keduanya harus pulang dengan tangan hampa dari Negeri Tirai Bambu itu. Paska jadi kampiun di ajang Asian U-19 Championship, di Nakhon Pathom, Thailand, pada 23-25 Maret 2018, dan dinyatakan lolos kualifikasi YOG 2018, dobel junior Danang dan Bintang langsung mematangkan persiapan. Sebab, hanya tiga negara yang berhak mewakili Asia ke pentas YOG 2018, yaitu Indonesia, Thailand, dan Korea Bersatu. Menurut Bambang, keberhasilan anak didiknya menembus 8 besar itu sangat baik. “Karena pengalaman bertanding kejuaraan internasional mereka memang kurang,” terangnya Di Argentina, kedua siswa SMAN Olahraga Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim) itu, diharapkan lolos ke semifinal. Target itu bukan perkara mudah bagi keduanya. Karena mereka harus menghadapi Rusia, yang notabene juara dunia usia 19 tahun. Selain Rusia, Jerman juga dinilai bakal menjadi lawan berat Garuda muda Indonesia itu. “Harus kerja keras dan latihan. Optimistis bisa,” tutur Bintang, kelahiran Mojokerto , 5 Maret 2001. Senada dengan Bintang, Danang, atit asal Tarakan, Kalimantan Utara ini yakin, dirinya bisa meraih hasil terbaik. “Kalau bisa, ya, naik podium,” tutur Danang, pemuda kelahiran 8 oktober 2001. (Adt)

Kirim 18 Atlet ke Youth Olympic Games 2018, Atlet Muda Indonesia Dijamin Beasiswa dan Tabungan Emas

Kontingen Indonesia mengirimkan 17 atlet untuk berpartisipasi pada 8 cabor, pada ajang Summer Youth Olympic Games atau Olimpiade Remaja Musim Panas 2018, dihelat di Buenos Aires, Argentina, 6-18 Oktober mendatang. (Kemenpora)

Jakarta- Summer Youth Olympic Games atau Olimpiade Remaja Musim Panas 2018, dihelat di Buenos Aires, Argentina, 6-18 Oktober mendatang. Sebanyak 3.998 atlet berusia 15-18 tahun dari 206 negara bakal bersaing pada 32 cabang olahraga (cabor). Kontingen Indonesia mengirimkan 18 atlet untuk berpartisipasi pada 8 cabor, yakni badminton (Maharani Sekar Batari dan Ikhsan Leonardo Immanuele Rumbai), atletik (Diva Renatta Jayadi dan Adi Ramli Sidiq), renang (Adinda Larasati Dewi Kirana, Farrel Armando Tangkas, Azzhara Permatahani, dan Azel Zelmi Arialingga). Kemudian, angkat besi (Nur Vinatasari), basket 3×3 (Ni Putu Eka Liana, Michelle Kurniawan, Hoo Valencia Angelique, dan Nathania Claresta Orville), menembak (Muhamad Naufal Mahardika), golf (Vania Ribka), dan voli pantai (Bintang Akbar dan Danang Herlambang). Usai pelepasan oleh Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), di Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemnpora), Jakarta, Senin (1/10), para atlet dan official kontingen Indonesia berangkat menuju Buenos Aires, pada Rabu (3/10). Dito Ario Tejo, Chief de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Youth Olympic Games (YOG) 2018, menegaskan persaingan multievent olahraga terbesar bagi atlet remaja itu sangat ketat. Namun, Dito optimistis kontingen Indonesia bisa meraih prestasi lebih baik dari hasil yang diperoleh pada penyelenggaraan YOG 2014, Nanjing, China. “Target kami adalah meraih medali melebihi di YOG 2014,” ujar Dito, awal pekan ini. Pada Youth Olympic Games 2014, Nanjing, China, pada 16-28 Agustus, diikuti sebanyak 3579 atlet dari 203 negara. Para atlet bertanding untuk memperebutkan 224 medali emas, 220 medali perak, dan 240 medali perunggu, dari 28 cabang olahraga. Saat itu, Indonesia mengirimkan 27 atletnya yang bertanding di 10 cabang olah raga, dan hanya membawa pulang satu perunggu dari cabang bulutangkis di nomor tunggal putra. Hasil itu mengulangi prestasi Indonesia di Youth Olympic Games 2010, Singapura, saat Indonesia juga mendapat 1 medali perunggu dari cabang angkat besi. “Tahun 2014, kami hanya dapat perunggu dari bulutangkis melalui Anthony Ginting. Semoga tahun ini prestasinya bisa lebih baik,” terangnya. Ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) DKI Jakarta itu, menilai Indonesia memiliki peluang meraih medali di semua cabang. Tapi, diakuinya, pada YOG 2018 ini, hanya dua cabor yang menjadi unggulan yaitu angkat besi dan bulutangkis. Sementara itu, demi menjamin masa depan para atlet, Dito menyebut para atlet bakal mendapatkan insentif. “Bentuknya berupa beasiswa dan tabungan emas,” jelas Dito. Sedangkan Imam berharap para atlet yang berlaga di ajang Olimpiade Remaja dapat bertanding dengan semangat, sehingga nantinya sukses menorehkan prestasi. “Para atlet remaja ini adalah masa depan Indonesia menghadapi Olimpiade mendatang,” cetus Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. (Adt)