Olimpiade SIS School Group, Ajang Siswa Unjuk Kemampuan Dalam Situasi Kompetitif

Jakarta- Tahun ini, olimpiade olahraga murid SIS School Group kembali digelar, 4-7 April 2018. Olimpiade yang pertama kali diadakan 12 tahun lalu itu diadakan guna mengumpulkan para siswa tiap satu tahun sekali untuk saling berkompetisi di berbagai bidang olahraga.

Peserta olimpiade SIS School Group berasal dari 7 sekolah yang tersebar di Jakarta, Medan (Sumatera Utara), Cilegon (Banten), Semarang (Jawa Tengah), dan Palembang (Sumatera Selatan), dengan mempertandingkan sembilan kegiatan olahraga.

Salah satu cabang yang dipertandingkan pada olimpiade SIS yakni tenis meja. Di nomor double, pasangan putri Trisha Cokro/Audrey Angdias asal SIS Pantai Indah Kapuk (SIS PIK) berhasil mengalahkan duet Simone Kishore/Sangha Lee (SIS Kelapa Gading).

“Pertandingan tadi lawannya sangat berat. Tapi, kami juga latihan sudah cukup lama. Target kami memang juara di olimpiade SIS kali ini. Saya juga melihat lawan-lawan di pertandingan ini sangat bagus-bagus,” ujar Trisha usai pertandingan, Rabu (4/4).

Sementara, Gareth Jones, Head of Sports and Health SIS Group of Schools, mengatakan olimpiade ini pertama kali diadakan 12 tahun lalu, dimana ide-nya berasal dari salah satu sekolah yakni SIS Bonavista.

“Ide dasarnya untuk mengumpulkan para siswa tiap satu tahun sekali dan saling berkompetisi diberbagai bidang olahraga. Kami punya 7 sekolah diberbagai daerah di Indonesia. Tiga di Jakarta dan empat di luar Jakarta. Seperti Medan, Semarang, Palembang, dan Cilegon,” ujar Gareth.

“Setiap bulan April kami punya kegiatan selama empat hari yang berisi sembilan kegiatan. Hari ini adalah futsal (Kelapa Gading), dan ditempat lain ada badminton dan tenis meja. Sedangkan pada Kamis (5/4) ada bola voli, renang, dan juga olahraga lapangan seperti lempar lembing (javelin throw),” sambungnya.

Sedangkan, lanjut Gareth, untuk Jumat (6/4), ada pertandingan bola basket, catur dan e-sport. “E-sport dalah sesuatu yang saya perkenalkan tahun lalu karena saat ini sedang populer. E-sport juga sebuah bisnis besar yang tumbuh dengan cepat. Bahkan tim profesional punya tim e-sportnya sendiri saat ini,” tambahnya.

“E-sport adalah suatu hal yang penting bagi generasi sekarang dan ini populer buat mereka. Kami ingin memberikan mereka sesuatu yang mereka bisa nikmati dan semuanya ikut berpartisipasi. Tidak semuanya lihai dalam sepak bola atau bola basket, jadi ini memberikan kesempatan bagi mereka yang tidak pandai dalam olahraga,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, pada pertandingan ini para peserta tidak mendapatkan uang sebagai hadiah. “Mereka mendapat medali dan trofi dan setelah hari keempat saya akan menghitung jumlah perolehan nilai yang didapat dari nomer individu atau tim dan sekolah yang memperoleh nilai terbanyak akan mendapatkan piala bergilir,” terangnya.

“Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari sejauh ini dan terlibat dalam situasi yang kompetitif. Ini juga bisa menjadi batu loncatan bagi mereka apabila ingin melangkah ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Tapi, yang terutama mereka menikmati acara ini. Itu menjadi hal utamanya,” tutup Gareth. (Adt)

Leave a Comment