Bidik Tiket Youth Olympic di Argentina, Pesenam Junior Harus Lolos JAGAC 2018 Babak Delapan Besar

Dua atlet senam artistik junior Indonesia, Abiyu Rafi dan Trithalia, harus lolos babak 8 besar JAGAC 2018, agar bisa berangkat ke YOC di Argentina, Oktober nanti. (Pras/NYSN)

Jakarta- Indonesia menurunkan lima pesenam putra dan lima pesenam putri junior di Kejuaraan Senam Artistik bertajuk ’15th Junior Artistic Gymnastic Asian Championship (JAGAC) 2018, di Istora Senayan, Jakarta, 25-28 April. Tim putra terdiri dari Abiyu Rafi, Ibra Elbina, Ronaldo Garda, Yofie Fahrezi, dan Ken Ritung. Sedangkan tim putri yakni Trithalia, Nadia Indah Amalia, Vira Aprilia, Salsabila Hadi Pamungkas, dan Yulia Dian Retno. “Kami sudah mempersiapkan tim dan akan memberi penampilan yang terbaik. Para atlet saat ini masih berlatih di beberapa daerah dan akan tiba beberapa hari lagi di Jakarta,” ujar Murdasih, Pelatih Tim Indonesia untuk JAGAC 2018, di Jakarta, Rabu (18/4). Selain test event Asian Games 2018, JAGAC 2018 ajang kualifikasi Olimpiade Remaja (Youth Olympic Games/YOG) 2018, Oktober, di Argentina. Batas usia untuk JAGAC 2018 adalah 14-17 tahun untuk putra (kelahiran 1 Januari 2001 hingga 31 Desember 2004), dan putri berusia 13-15 tahun (kelahiran 1 Januari 2003 hingga 31 Desember 2005). Dian Arifin, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani), menyebut selain sukses penyelenggaraan, pihaknya menargetkan pesenam junior Indonesia bisa meraih tiket Youth Olympic Games. “Minimal satu jatah bisa diambil. Karena ada dua potensi di putri U-15, dan lima potensi di putra U-16 hingga U-17. Dan, untuk bisa lolos, minimal atlet Indonesia harus bisa menembus babak 8 besar,” tuturnya. Dian menambahkan untuk bisa mendapatkan tiket kualifikasi maka atlet harus turun di semua alat. Untuk putri ada empat alat, sedangkan putra ada enam alat. “Potensinya itu ada di putri. Yang diproyeksi itu Trithalia. Dia berpotensi dapat tiket kualifikasi. Peluangnya fifty-fifty. Tapi, dengan catatan dia harus benar-benar tak melakukan kesalahan di alat,” terangnya. “Potensi lainnya di putri yang bisa dapat tiket adalah pesenam dari negara Jepang, Korea Utara, dan Vietnam. Sedangkan proyeksi dibagian putra ada di Abiyu Rafi,” lanjut Dian. Sementara, Trithalia mengungkapkan untuk menghadapi ajang JAGAC 2018, dirinya telah melakukan persiapan secara maksimal, dan hanya tinggal dimatangkan gerakannya disisa waktu yang ada. “Targetnya masuk babak 8 besar. Kendalanya karena latihannya ada dibeberapa daerah, jadi agak sulit bersama. Dan belum coba alat di Istora Senayan, sebab belum ada alatnya juga disana,” cetus Trithalia. “Untuk bisa dapat medali susah. Karena lawannya juga berat seperti Jepang dan China. Fokusnya bisa masuk babak 8 besar. Sejauh ini persiapan saya juga sudah maksimal,” timpal Abiyu Rafi. (Adt)

JAGAC 2018 Siap Dihelat, Panpel Gratiskan Tiket Penonton Event Senam Junior Ini

20 negara akan tampil di Kejuaraan Senam Artistik bertajuk '15th Junior Artistic Gymnastic Asian Championship (JAGAC) 2018, bagi pesenam Junior. (Pras/NYSN)

Jakarta- Indonesia menjadi penyelenggara Kejuaraan Senam Artistik bertajuk ’15th Junior Artistic Gymnastic Asian Championship (JAGAC) 2018, di Istora Senayan, Jakarta, 25-28 April 2018. Event yang masuk dalam kalender kegiatan dari Asian Gymnastic Union (AGU) sekaligus sebagai kejuaraan pra-kualifikasi Youth Olympic di Argentina pada Oktober 2018 itu akan diikuti 20 negara. Mereka adalah Indonesia, Bangladesh, China, India, Iran, Irak, Jepang, Kazakhstan, Korea Selatan, Malaysia, Mongolia, Philipina, Qatar, Singapura, Sri Lanka, Suriah, Thailand, Taiwan, Uzbekistan, dan Vietnam. “Awalnya ada 24 negara akan berpartisipasi di JAGAC 2018 ini. Tapi, hanya 20 yang dipastikan ikut karena empat negara berhalangan hadir karena poblem di negara mereka, yakni Kyrgyzstan, Korea Utara, Arab Saudi dan Turkmenistan,” ujar Ilya Avianti, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Senam Indonesia (Persani), Rabu (18/4). Ia mengatakan pihaknya sangat antusias terhadap gelaran turnamen internasional junior yang digelar di Tanah Air tersebut. “Sehingga para pesenam Indonesia bisa melihat secara langsung kompetensi para pesaing dari negara lainnya di tingkat Asia,” lanjutnya. Selain kejuaraan ini merupakan single event gymnastic internasional pertama di Indonesia, gelaran JAGAC 2018 sekaligus menjadi test event menilai kesiapan dan bahan evaluasi panitia sebagai tuan rumah pesta olahraga terbesar se-Asia, Asian Games, pada Agustus-September 2018. “Cabang olahraga gymnastic belum banyak dikenal di masyarakat. Event ini diharapkan dapat menjadi sarana promosi dan edukasi, sehingga gymnastic lebih dikenal secara luas, dan saat Asian Games minat masyarakat untuk menyaksikan pertandingan gymnastic akan meningkat,” tambah Ilya. Ita Yuliati, Competition Manager Gymnastic Asian Games 2018 dan JAGAC 2018, menyebut ajang ini digunakan jadi pengalaman tanding di turnamen internasional, khususnya bagi pesenam junior Indonesia. “Kami telah melakukan persiapan dan koordinasi, mulai dari venue hingga teknis operasional di lapangan,” ungkapnya. Event ini juga dihadiri perwakilan dari Federation Internationale Gymnastic (FIG) sebagai bagian dari Youth Olympic, serta technical delegate yang juga bertugas di Asian Games 2018. Ita melanjutkan pihaknya memperoleh dukungan yang sangat besar dari AGU dalam persiapan penyelenggaraan kejuaraan ini. “Mereka memahami posisi kami yang masih belajar menjadi tuan rumah event internasional. Dukungan dan kepercayaan dari AGU sangat kami apresiasi,” tuturnya. Sementara, penyelenggaraan JAGAC akan dibuka pada 25 April 2018 pukul 09.00 WIB di Istora Senayan, Jakarta, namun podium training sudah dimulai sejak 23-24 April 2018, di lokasi yang sama, mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. “Persiapan sekarang Alhamdulillah 99 persen, sebab ini dimulai sejak pertengahan tahu lalu. Agar masyarakat bisa menyaksikan pertandingan artistik gymnastic secara langsung, PB Persani memutuskan untuk tak menjual tiket pertandingan,” tutup Ita. (Adt)