Jaring Calon Atlet Muda, Dispendik dan Dispora Surabaya Gerilya Di Lomba Antarsekolah

Jaring Calon Atlet Muda Berbakat, Dispendik dan Dispora Surabaya Gerilya Di Lomba Antarsekolah

Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya berupaya mencari calon atlet muda melalui lomba olahraga antarsekolah yang digelar selama libur Natal dan Tahun Baru 2022. “Adanya lomba ini, bakat anak-anak ini bisa terasah dengan baik. Jadi bukan hanya latihan di sekolah saja. Harapannya, bibit muda ini nantinya bisa mengharumkan nama Kota Surabaya,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Sekolah Menengah Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Tri Aji Nugroho di Surabaya, Selasa. Menurut Aji, lomba olahraga antar-sekolah menengah pelajar (SMP) Negeri maupun Swasta ini dibagi menjadi tujuh event pertandingan yakni futsal, volly, basket, atletik lari 100 dan 400 meter, pencak silat, band dan nyanyi solo. Selain itu, lanjut dia, perlombaan ini diikuti oleh puluhan peserta tim dari setiap sekolah, di antaranya 32 tim bola volly putra dan putri, 32 tim basket putra dan putri, 16 tim futsal putra serta tim perseorangan dari pencak silat dan atletik. Lomba ini digelar dua sesi dalam dua pekan yakni pada pekan pertama dimulai dari tanggal 20-23 Desember 2021, sedangkan di pekan kedua, dimulai dari 27-30 Desember 2021. “Ini kan yang ikut ada kategori putra dan putri. Jadi satu sekolah ada yang mendaftarkan dua tim putra dan putri untuk olahraga bola volly dan basket. Sedangkan yang ikut futsal, atletik lari dan pencak silat, satu sekolah hanya diperbolehkan mengirim satu orang mulai dari kelas 7 – 9 diperbolehkan ikut,” katanya. Aji menjelaskan, selain untuk mengisi waktu liburan Nataru, lomba ini juga bagian dari program besar Dispendik Kota Surabaya yaitu Free Extraordinary You, program yang menampung bakat seni dan olahraga para siswa siswi SMP se-Kota Pahlawan. “Jadi, lomba antarsekolah ini sebagai kick off (pemanasan) untuk memulai kembali even antar sekolah yang sempat vakum,” kata Aji.

Sabet Medali Emas PON, Atlet Muda Ini Penuhi Nazar

Atlet Pencak Silat asal Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Khoirudin Mustakim, membayar nazarnya karena ia berhasil meraih medali emas pada cabang olahraga Pencak Silat kelas B putra dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 yang baru saja resmi berakhir. Rupanya, pesilat berusia 20 tahun tersebut memiliki nazar untuk berlari sejauh 62 kilometer apabila mampu meraih medali emas. Karena mimpinya tersebut terwujud, maka ia pun menepati nazarnya tersebut pada Senin (18/10/2021). Putra bungsu dari empat bersaudara pasangan dari Paini Kismo Suwito dan Samiyem memulai aksinya berlari dari Salatiga sekitar pukul 04.30 WIB. Mustakim panggilan akrab tiba di kediaman Dusun Jurangkajong RT 023/ RW 003, Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah sekitar pukul 15.00 WIB, setelah menempuh sekitar 12 jam perjalanan. Kedatangan Mustakim di Dusun Jurangkajong disambut dengan meriah warga sekitar. Jalan menuju ke rumahnya juga dipasangi bendera Merah-Putih untuk menyambut atlet pencak silat itu. Mustakim mengaku bersyukur masih diberikan kesehatan dan bertemu kembali dengan kedua orangtua di rumah. Pemuda kelahiran 2001 itu sudah dua bulan tidak bertemu dengan keluarga demi mengharumkan nama Bangsa Indonesia. “Alhamdulillah, masih diberikan keselamatan sampai di rumah. Senang rasanya bisa ketemu orangtua dari dua bulan lama tidak ketemu,” kata dia ditemui di rumahnya. Mustakim mengatakan sudah mempersiapkan nazarnya tersebut sejak lama. Dia juga sudah meminta izin kepada kedua orangtua jika berhasil mendapat medali emas dirinya akan berlari dari Salatiga-Klaten. Selama di perjalanan, Mustakim mengalami sembilan kali keram kaki dan sembilan kali beristirahat untuk melesmaskan otot kaki. “Persiapan tiga hari, Jumat, Sabtu dan Minggu. Saya sudah bilang sama mama dan bapak dari jauh-jauh hari. ‘Mak kalau aku juara PON aku mau lari Salatiga ke rumah’,” ucap Mustakim. “Mpun direstoni (sudah direstui) saya juga bersemangat. Tambah semangat,” tambah dia. Mustakim yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Olahraga Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini, sedang mempersiapkan untuk mengikuti seleksi nasional SEA Games 2022 di Vietnam. Dia berharap pada penyelenggaraan SEA Games 2022 bisa meraih prestasi yang terbaik. “Target ke depan Seleknas di SEA Games 2022 di Vietnam,” kata dia. Mustakim beberapa kali memenangi kejuaraan cabor Pencak Silat di tingkat internasional, antara lain kejuaraan dunia junior 2018 di Thailand, juara I kejuaran Asia 2018 di India. Kemudian juara II kejuaraan dunia 2018 di Singapura, juara I kejuaraan dunia pantai 2018 di Thailand, juara I Belgia Open 2019 dan juara II SEA Games 2019 di Philipina.

CdM: Indonesia Punya Banyak Atlet Muda Berpotensi

CdM: Indonesia Punya Banyak Atlet Muda Berpotensi

Olimpiade Tokyo 2020 telah “melahirkan” banyak atlet muda yang potensial di berbagai cabang olahraga (cabor) di dalam negeri. Ke depan, atlet Indonesia yang berlaga dalam ajang olahraga bergengsi dimanapun akan mampu menorehkan prestasi yang dapat membanggakan bangsa. “Ini yang membanggakan. Atlet-atlet muda kita yang ikut berprestasi seperti dari cabor angkat besi ada Windi Cantika yang berusia 19 tahun dan Rahmat 20 tahun. Sedangkan, di cabor menembak ada atlet yang berusia 16 tahun,” ujar Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020, Rosan Perkasa Roeslani, dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang bertajuk “PON XX Papua: Target Prestasi Kelas Dunia” pada Senin (23/8/2021). Menurutnya, saat ini banyak atlet dari berbagai cabor diyakini akan mampu menorehkan prestasi yang membanggakan untuk ibu pertiwi. Karena, atlet tersebut memiliki kemampuan yang mampu bersaing dengan atlet lain dari luar negeri kala berlaga dalam ajang kompetisi skala regional maupun internasional yang sedang diikutinya. Cabor yang dimaksud antara lain: panjat tebing, selancar (surfing), renang, dan panahan. Cabor yang dimaksud di atas memiliki peluang dalam menorehkan prestasi kala mengikuti ajang komptisi olahraga bergengsi dalam berbagai skala tingkatan ke depan. “Kita bisa optimalkan, tapi kembali lagi itu kita harus lakukan yakni pembinaannya sedini mungkin dan secara terus-menerus,” imbuhnya. Cabor olahraga di atas, lanjut Rosan, dapat mengikuti pola pembinaan yang dilakukan oleh dua cabor yang kerap kali menjadi langganan mendapatkan medali dalam ajang olaharaga internasional, yakni angkat besi dan bulu tangkis. Keduanya memiliki pola pelatihan yang sangat baik, sehingga membuat atletnya kerap kali mendapatkan medali emas, perak, maupun perunggu. “Kita pakai contoh dua cabang olahraga yang memang sudah terbukti dan hasilnya mereka terus memberikan medali pada Indonesia,” tuturnya. Pelatihan Nasional (Pelatnas) yang menjadi bagian dari pembinaan wajib, dari kedua cabang olahraga tersebut secara disiplin kerap dilakukan setelah mengikuti berbagai ajang olahraga. Secara rutin pelatihan dilakukan oleh pengurus olahraga terkait untuk senantiasa menjaga atletnya tetap dalam performa yang terbaik ketrika mengikuti olahraga. “Dua cabang ini selalu bisa menyumbangkan medali, ternyata mereka melakukan hal yang sama adalah Pelatnas yang tidak putus itu. Jadi kalau ada event besar tetap bagus performanya,” katanya. Disamping itu, dalam mengoptimalkan performa atlet yang berlaga bagi Indonesia, Rosan menambahkan, perlunya jaminan kesejahteraan bagi atlet dari berbagai pemangku kepentingan. Ini penting dilakukan, dalam rangka memberi semangat atlet terus bergelora setiap menghadapi ajang olahraga dari skala regional bahkan internasional di masa mendatang. Tiongkok misalnya. Di sana pemerintah menjamin kesejahteraan para atlet yang berlaga dalam setiap ajang olahraga. Sehingga, berbagai kebutuhan yang diperlukan bagi atlet dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan para atlet tersebut. Ini merupakan kunci dalam membuat atlet tetap terjaga performanya ketika berlaga di ajang kompetisi. “Ini juga salah satu kunci yang harus kita sempurnakan dengan kita perbaiki cepat dapat terjamin kesejahteraan melalui kerja sama pemerintah dengan berbagai pemangku kepentingan,” pungkasnya. Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) telah menyusun desain besar olahraga nasional dalam meningkatkan prestasi olahraga nasional di tingkat internasional. Salah satu muatan dalam desain besar ini adalah menetapkan beberapa cabang olahraga (cabor) unggulan dan sudah mulai dilakukan dengan diikutsertakan dalam event olahraga internasional Olimpiade dan Paralimpiade. Cabor tersebut adalah bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, senam artistik, dan pencak silat. Sedangkan Paralimpiade punya lima cabor prioritas, yakni para badminton, para tabble tennis, para power lifting, para atletik, dan para swimming. Cabor-cabor yang kerap memberikan prestasi di pentas dunia ini akan dijadikan model pembinaan bagi cabor lainnya. Pembinaan cabor prestasi ini memang dinilai telah berjalan dengan baik dengan pola dan mekanisme yang juga baik. Sumber: Industry.co.id

KONI Aceh Siap Tancap Gas Persiapan PON 2024

KONI Aceh Siap Tancap Gas Persiapan PON 2024

Pekan Olahraga Nasional (PON) edisi ke XXI masih sekitar beberapa tahun lagi jelang pelaksanaannya. Namun, KONI Aceh langsung tancap gas. Kini, KONI Aceh mulai menjalankan program pembinan atlet untuk PON XXI/2024. Selain terus melakukan berbagai persiapan sebagai tuan rumah PON, Aceh melakukan pembinaan atlet untuk berprestasi di multi even olahraga nasional itu. “KONI Aceh sudah mengalokasikan dana khusus untuk program atlet binaan yang dipersiapkan menuju PON XXI/2024,” ungkap Wakil Ketua Umum II Bidang Pembinaan Prestasi KONI Aceh, Drs H Bachtiar Hasan MPd kepada Serambinews, Minggu (17/7/2021). Bachtiar menyebutkan, KONI Aceh sudah memulai pembinaan 70 atlet muda dengan 22 pelatih. Atlet muda potensial itu berasal dari 26 cabang olahraga melalui Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) desentralisasi. “Para atlet kita bina dalam Pelatda desentralisasi selama tujuh bulan. Latihan sudah dimulai 1 Juni dan akan berlangsung hingga Desember 2021,” sebut Bachtiar yang juga Ketua Pelatda PON Aceh. Menurut Ketua Umum PASI Aceh itu, sebelum menjalani Pelatda, semua atlet telah menjalani tes fisik di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh. “Mereka semua berlatih secara bersama-sama dengan atlet yang sedang menjalani Pelatda menuju PON XX/2021 Papua,” ujarnya Sebutnya, program pembinaan juga berlaku degradasi. Sehingga semua atlet mulai dilihat perkembangan prestasinya saat mengikuti Pra-PORA pada 2021 ini. “Jika nanti ada yang kalah atau gagal, kita ganti dengan atlet atau cabang yang lain,” lanjutnya. Ia mengatakan, ujian terakhir terhadap atlet binaan akan dilihat prestasinya pada saat PORA XIV/2022 di Pidie. Program pembinaan ini berkelanjutan mulai 2021, 2022, hingga 2023. Karena, katanya, pada 2023 juga ada Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera dan Pra-PON di Aceh. “Kita mengharapkan para atlet yang masih muda ini nantinya bisa berprestasi,” ujarnya. Bachtiar tidak menampik kemungkinan bertambahnya atlet binaan dari cabang olahraga (cabor) lainnya. “Penambahan atlet dan cabor binaan akan kita lihat perkembangan pada 2022. Kalau cabor bertambah, atlet juga bertambah,” katanya. Begitu juga, sebutnya, atlet yang mengikuti PON Papua yang bisa dipertahankan karena faktor usianya masih muda, otomatis masuk Pelatda. “Maka kita bisa lihat di akhir PORA Pidie nanti, baru terjaring atlet yang sebenarnya menuju PON Aceh-Sumut,” ujarnya. Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) telah resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) edisi ke XXI pada tahun 2024. Ini merupakan sejarah bagi perjalanan dunia olahraga di Tanah Air. Karena, untuk pertama kalinya, dua provinsi ditetapkan sebagai tuan rumah bersama. Sejak PON pertama di Kota Solo, Jawa Tengah tahun 1948 hingga PON 2020 di Papua, tuan rumah selalu tunggal. Adapun cabang dan atlet binaan KONI Aceh menghadapi PON XXI/2024 yaitu: Squash (2 atlet) Panahan (3 atlet) Judo (3 atlet) Kurash (1 atlet) Soft tenis (3 atlet) Menembak (2 atlet) Taekwondo (3 atlet) Petanque (7 atlet) Sepatu roda (1 atlet) Tarung derajat (4 atlet) Wushu (2 atlet) Panjat tebing (2 atlet) Pencak silat (3 atlet) Tinju (3 atlet) Karate (3 atlet) Kick boxing (2 atlet) Sambo (1 atlet) Triatlon (1 atlet) Bulu tangkis (1 atlet) Anggar (3 atlet) Angkat besi (3 atlet) Atletik (6 atlet) Balap motor (2 atlet) Hapkido (3 atlet) Muaythay (3 atlet) Kempo (4 atlet)

Bersiap, Dispora Kabupaten Bogor Segera Buka Seleksi Atlet Muda⁣

Dispora Kabupaten Bogor Segera Buka Seleksi Atlet Muda⁣ ⁣

UPT Pendidikan dan Pelatihan Olahraga Pelajar Dan Mahasiswa (UPT PPOPM) Dispora Kabupaten Bogor akan membuka seleksi penerimaan atlet periode Juli 2021.⁣ ⁣ Dalam surat sosialisasi yang dikeluarkan oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Bogor pada Selasa, 23 Maret 2021, seleksi penerimaan ini memiliki slogan ‘Dari Karadenan Menuju Pentas Dunia’.⁣ ⁣ Maksud slogan tersbut adalah untuk menggelorakan semangat, tekad dan kesiapan Kabupaten Bogor menjadi lumbung atlet nasional.⁣ ⁣ Akan ada 12 cabang olahraga mulai dari Anggar, Angkat Besi, Atletik, Bola Basket, Bola Voli Indoor, Bola Voli Pasir, Dayung, Panahan, Pencak Silat, Tinju,Taekwondo, dan Sepak Bola.⁣ ⁣ Kepala Dinas Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Bogor, Bambang Setiawan mengatakan seleksi ini dilakukan di seluruh Kabupaten Bogor.⁣ ⁣ “Semua di 40 Kecamatan dan terbagi dalam 4 zona,” jelas Bambang Setiawan.⁣ ⁣ Zona 1 meliputi daerah, Rumpin, Parung Panjang, Tenjo, Gunung Sindur, Kemang, Parung, Ciseeng, Tajur Halang dan Ciampea.⁣ Untuk zona 2, Sukaraja, Babakan Madang, Ciawi, Megamendung, Cisarua, Caringin, Cigombong, Cijeruk, Taman Sari dan Ciomas.⁣ ⁣ Dilanjut zona 3, Leuwiliang, Dramaga, Cibungbulang, Sukajaya, Pamijahan, Nanggung, Tenjolaya, Jasinga, Leuwisadeng dan Cigudeg.⁣ Terakhir zona 4, mulai dari Cibinong, Citereup, Gunung Putri, Klapanunggal, Cileungsi, Bojong Gede, Cariu, Jonggol, Sukamakmur, dan Tanjungsari.⁣ ⁣ Jadwal seleksi zona 1 akan diadakan pada 18-19 Mei 2021 yang betempat di Balai Kehutanan Rumpin, dilanjut zona 2 akan mengadakan seleksi pada 20-21 Mei 2021 yang berlokasi di Gor Jambuluwuk dan Stadion Sukaraja.⁣ ⁣ Zona 3 akan dilaksanakan pada 22-23 Mei 2021 yang berlokasi di Gor Jasinga dan Stadion Leuwiliang.⁣ Terakhir zona empat, 24-25 Mei 2021 dan bertempat di Gor Karadenan dan Gedung Beladiri.⁣ ⁣ Untuk seleksi atlete dayung semua sama berlokasi di Setu Cikaret, untuk jadwal seleksi mengikuti jadwal masing-masing zona.⁣ Nantinya mereka yang lolos seleksi Umum diharuskan mengikuti Seleksi Tahap Akhir yang akan dilaksanakan di Cibinong.⁣ ⁣ Seleksi ini dibuka untuk pria dan wanita yang lahir pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009.

Pembinaan Atlet Menjadi Target Utama Pengcab Muay Thai Kab Bogor

Pembinaan Atlet Menjadi Target Utama Pengurus Cabor Muaythai Kab Bogor

Setelah resmi dilantik kurang lebih satu bulan lalu, Haris Setiawan selaku Ketua Pengurus Cabang Olahraga Muay Thai Kabupaten Bogor, mulai membentuk tim sekaligus program kerja yang akan dijalankan lima tahun ke depan. Salah satu tujuannya yaitu membuat cabang olahraga muay thai lebih dikenal di masyarakat Kabupaten Bogor. “Dari pengenalan, kita bisa tahu mana yang bisa dijadikan bibit unggul dalam pencetakan atlet-atlet muda,” ujar Haris, seperti dilansir dari Radar Bogor. Haris menegaskan bahwa pembinaan atlet harus dilakukan sejak dini bukan pada saat akan mengikuti kejuaraan saja. “Mulai dipikirkan agar kita tahu potensi diri, potensi asli putra daerah, caranya tidak lain adalah dengan pembinaan dari awal, tidak hanya untuk persiapan kejuaraan saja,” jelas Haris. Walaupun struktur organisasi cabor ini belum resmi terbentuk, Haris optimis akan membawa harum nama Kabupaten Bogor dalam prestasi cabang olahraga muay thai dan mampu menyumbang emas, piagam, piala dan penghargaan dari berbagai kejuaraan. Lebih lanjut Haris mengatakan, dalam program kerja yang akan timnya bentuk akan lebih masif dan menargetkan untuk mengajak semua kalangan lebih mengenal olahraga muay thai. Langkah ini akan ia mulai dari pendataan klub-klub atau unit latihan muay thai di Kabupaten Bogor. Selain itu, diakui Haris cabang olahraga muay thai di Kabupaten Bogor masih kalah dari cabor bela diri lainnya seperti taekwondo, pencak silat, karate, judo atau kempo. “Cabor Muaythai memang sudah masuk dalam Porda Jabar 2018 lalu, tapi saat ini tugas terberat kami adalah melakukan sosialisasi ke sejumlah klub yang ada di Kabupaten Bogor agar mereka bisa jadi bagian keanggotaan klub muay thai,” ujar Haris. “Lebih familiar di kalangan masyarakat Kabupaten Bogor merupakan prestasi tak ternilai, itu yang akan kita kejar,” lanjutnya. Berbicara target pada kejuaraan terdekat, Haris menargetkan 6 medali emas bagi cabor yang dipimpinnya untuk Porda Jabar 2022 mendatang. Hal ini bukan tanpa alasan, saat Porda Jabar 2018 lalu, cabor muay thai Kabupaten Bogorberhasil merebut 6 medali emas. Untuk itu, pada Porda tahun 2022 nanti, minimalnya cabor muay thai Kabupaten Bogor bisa meraih jumlah medali yang sama seperti Porda Jabar 2018. “Saya belum bisa mentargetkan jumlah medali yang lebih dari tahun lalu. Karena kami masih akan melakukan pendataan dulu atlet atlet yang akan jadi bagian tim muay thai Kabupaten Bogor untuk Porda Jabar 2022,” pungkas Haris.

Patuhi Aturan, Popda Kalsel Digelar Tanpa Penonton

Patuhi Aturan, Popda Kalsel Digelar Tanpa Penonton

Gelaran Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan yang dilaksanakan di Kota Banjarmasin sudah bergulir sejak Selasa (12/10/2020) kemarin hingga Jum’at (16/10/2020). Meski diselenggarakan di tengah pandemi, para panitia tetap mematuhi protokol kesehatan dan telah mengantongi izin dari satgas penanggulangan Covid-19. Adapun bentuk protokol kesehatan yang diambil diantaranya setiap pertandingan akan digelar tanpa penonton dan peserta yang masuk area pertandingan pun dibatasi oleh panitia. Ambil contoh untuk olahraga bola voli indoor, jumlah peserta yang diperbolehkan masuk dari kedua tim yang akan bertanding hanya 30 orang. Dengan skema seperti itu, satu kontingen hanya boleh masuk dengan membawa 15 orang saja. Popda Kalsel 2020 mempertandingkan 8 cabang olahraga yakni, sepak bola, bola voli indoor, tenis lapangan, tenis meja, sepak takraw, pencak silat, bola basket dan bulu tangkis. Tempat pelaksanaannya pun terbagi menjadi beberapa titik lokasi. GOR Hasanuddin HM untuk voli indoor, Lapangan Tenis Dharma Praja untuk tenis lapangan, Gedung Sepak Takraw HKSN untuk sepak takraw, Lapangan Sepakbola Grand Yakin untuk cabang olahraga sepak bola. Sejauh ini, kegiatan multiajang seperti Popda mungkin hanya di Kalsel yang berani menggelar, walau dilaksanakan dengan segala keterbatasan dan harus menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Sebelumnya, Popda Kalsel rencananya bergulir 31 Maret hingga 6 April lalu. Namun pembatalan kejuaraan tersebut dikarenakan kondisi daerah yang sedang tanggap darurat Covid-19.

Kemenpora Utus 11 Pelatih Untuk Tangani Atlet Pelajar Berbakat di Sultra

Kemenpora Utus 11 Pelatih Untuk Tangani Atlet Pelajar Berbakat di Sultra

Dalam rangka mengoptimalkan pembinaan atlet-atlet pelajar di Sulawesi Tenggara, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah menyiapkan jatah 11 orang pelatih. Para pelatih tersebut akan bertugas untuk menangani atlet pelajar berbakat melalui program Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Sultra Ashar, mengatakan bahwa 11 pelatih pilihan tersebut akan berkiprah pada tiga cabang olahraga yakni dayung, sepak takraw dan pencak silat. “Sudah menemukan 11 orang pelatih untuk mengoptimalkan pembinaan atlet-atlet pelajar melalui program Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar, Kementrian Pemuda dan Olahraga,” kata Ashar, dilansir dari Republika.com. Lebih detail, untuk pembagian jumlah pelatih, cabang olahraga dayung memiliki kuota terbanyak yakni 6 orang, kemudian sepak takraw 3 orang dan pencak silat 2 orang. “Rekrutmen pelatih untuk atlet pelajar mendapat rekomendasi dari masing-masing pengurus cabang olahraga daerah,” lanjutnya. Sekilas profil para pelatih yang akan menangani atlet pelajar adalah mereka-mereka yang berlatar belakang atlet berprestasi tingkat nasional, bahkan dunia. Senada dengan program Kemenpora, pelatih dayung pelajar Sultra, Jamaluddin, mengatakan kapasitas pelatih yang mumpuni salah satu kunci sukses menciptakan atlet berprestasi. Selain itu, menurut Jamaluddin atlet pelajar Sultra juga memiliki potensi yang sama dengan atlet daerah lain, seperti Jawa Barat, Maluku, Jawa Timur, Kalteng dan lainnya. “Saya setuju evaluasi para pelatih dilakukan secara periodik dan terukur oleh Kemenpora sebagai pemilik program. Kalau tidak memuaskan ganti dengan pelatih lain,” kata Jamaluddin. Sultra memperoleh stimulus pembinaan atlet pelajar dari Kemenpora dengan jatah 46 atlet berbakat, masing-masing cabang olahraga dayung 20 orang, sepak takraw 16 orang dan pencak silat 10 orang. Setiap tahun akan ada perubahan kuota atlet maupun kecabangan olahraga berdasarkan evaluasi Kemenpora.

Merpati Putih Open 2019 Piala Panglima TNI Resmi Ditutup, Pecahkan Rekor MURI

Abdul Kharis Almasyhari (Ketua Umum Panitia MP Open 2019), mengatakan kejuaraan pencak silat MP Open 2019 berjalan sukses. (Adt/NYSN)

Jakarta- Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pencak Silat Merpati Putih (MP) Open 2019, resmi ditutup, pada Sabtu (4/5), di Lapangan Olahraga Ciracas, Jakarta Timur. Event pencak silat nasional ini diikuti 1.615 pesilat dari 26 perguruan silat dari seluruh Indonesia serta perwakilan dari mancanegara yakni Singapura. Tim pencak silat Pelatda DKI Jakarta berhasil meraih juara umum kategori dewasa usai mengoleksi 7 medali emas dan 2 perak. Posisi kedua dihuni PPOP DKI Jakarta dengan 3 medali emas dan 1 perak. Dan PPLD NTT berhak menempati peringkat tiga dengan 2 medali emas, 1 perak dan 1 perunggu. Atas prestasinya, Pelatda DKI Jakarta mendapatkan Piala Bergilir Panglima TNI serta uang pembinaan Rp 15 juta. Untuk pesilat dewasa putra terbaik diraih Ronaldo Neno pesilat kelas F putra PPLD NTT. Ia berhak menerima Piala Tetap Kepala Staf TNI AU dan uang pembinaan Rp 2,5 juta. Sedangkan pesilat terbaik putri diraih Widya Faranisa pesilat kelas A putri dari PPOP DKI Jakarta yang berhak menerima Piala Tetap Kepala Staf TNI AL dan uang pembinaan Rp 2,5 juta. Dan untuk Piala Tetap Kepala Staf TNI AD diberikan kepada juara umum I, II, dan III. “Bagi para pemenang untuk tidak bangga dan tinggi hati. Sedangkan yang belum juara harus berlatih lebih keras lagi untuk menjadi yang terbaik di masa depan,” demikian amanat tertulis Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dihadapan ribuan pesilat yang hadir di acara penutupan MP Open 2019. Sementara itu, Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Umum Panitia MP Open 2019, menyebut pelaksanaan kejuaraan pencak silat MP Open 2019 berjalan lancar. “Kejuaraan MP Open 2019 sudah berlangsung sejak Rabu (1/5), dan penutupan Sabtu (4/5). Alhamdulillah kejuaraan nasional ini berjalan lancar,” terang Abdul Kharis. Dijelaskannya, MP Open 2019 merupakan kejuaraan silat tingkat nasional yang dikuti peserta tak hanya dari Indonesia, tapi juga mancanegara seperti Singapura yang mengirimkan 20 atlet pencak silat. Menurut Abdul Kharis, event ini sebagai ajang pembibitan atlet disamping untuk memupuk persatuan dan persaudaraan antar perguruan silat yang ujungnya adalah untuk pembinaan prestasi demi mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. “Even ini untuk mencari bibit atlet pencak silat tangguh dari berbagai daerah di seluruh Indonesia,” lanjut pria yang menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI. Selain menggelar kejuaraan pencak silat, event ini juga memasukan unsur entertainment dengan menggelar marching band, reog Ponorogo, sisingaan, dan silat bercerita. Dan, sebagai puncak acara dilakukan pencatatan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia), dimana sebanyak 1.500 pesilat secara serentak melakukan peragaan Jurus Tunggal Tangan Kosong IPSI dari berbagai perguruan silat di Tanah Air. “Ini bukan hanya memecahkan rekor MURI, tapi juga tercatat sebagai rekor dunia,” tukas perwakilan MURI. (Adt)

Merpati Putih Open 2019 Piala Panglima TNI Resmi Dibuka

Kejuaraan MP Open 2019 Piala Panglima TNI resmi dibuka oleh Ketua Umum Panitia Pelaksana DR. H. Abdul Kharis Almasyhari, Rabu (1/5). (Istimewa)

Jakarta- Kejuaraan Pencak Silat Merpati Putih (MP) Open 2019 yang diselenggarakan Perguruan Pencak Silat (PPS) Bela Diri Tangan Kosong (Betako) Merpati Putih di Gedung Olah Raga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, resmi dibuka, pada Rabu, 1 Mei 2019. Pembukaan Kejuaraan MP Open 2019 yang dilakukan Ketua Umum Panitia Pelaksana MP Open 2019 DR. H. Abdul Kharis Almasyhari, MM. AK ditandai dengan seremonial pemukulan gong. “Merpati Putih Open 2019 merupakan kejuaraan silat tingkat nasional yang juga diikuti peserta dari luar negeri. Ini merupakan suatu even untuk pembibitan atlet disamping untuk memupuk persatuan dan persaudaraan antar perguruan silat yang ujungnya adalah untuk pembinaan prestasi demi mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional,” ujar Abdul Kharis yang juga Ketua Komisi I DPR RI ini usai pembukaan MP Open. Abdul Kharis menegaskan, event MP Open 2019 ini memadukan tiga unsur yaitu Kompetisi, Edukasi dan Entertainment. Unsur Edukasi yang dimasukan dalam ajang ini yaitu dengan menggelar Seminar Parenting oleh psikolog, ahli olahraga dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan sasaran peserta adalah orang tua, guru dan pelatih. “Seminar Parenting ini dilakukan untuk mengarahkan orangtua bahwa anak-anak yang sehat itu berpeluang lebih tinggi berprestasi dibanding anak yang tidak sehat. Sehingga silat sebagai salah satu cabang beladiri dan olah raga dapat juga membuat anak berprestasi,” tegasnya. Sedangkan unsur Entertainment, lanjut Abdul Kharis, dengan menggelar Marching Band, Reog Ponorogo, Sisingaan, Silat Bercerita, Live Music oleh Grup Band disamping pencatatan Rekor MURI atas peragaan jurus tunggal oleh seluruh peserta MP Open. Menurut Abdul Kharis, saat ini jumlah peserta MP Open tercatat ada 1.615 pesilat dari 26 perguruan silat dari seluruh Indonesia disamping satu peserta dari perwakilan Singapura. Sementara itu, 15 provinsi yang berpartisipasi diantaranya: DKI Jakarta, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jambi, Lampung , Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara. Rangkaian kegiatan MP Open yang memperebutkan Piala Panglima TNI ini telah mulai dilaksanakan pada Sabtu, 27 April 2019. Dimana pada hari itu telah dimulai pemasalan dilanjutkan pada Selasa, 30 April dengan TM Prestasi. Dan, pada Rabu, 1 Mei ini langsung dilakukan tanding prestasi hingga 2 Mei 2019. Sedangkan pada 3-4 Mei akan dilakukan tanding pemasalan hingga closing ceremony yang juga akan dilaksanakan pada 4 Mei 2019. (Adt)

Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 Siap Dihelat di Surabaya, Persiapan Lancar

Panitya persiapan Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 yang akan dihelat di Gedung Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/2), berpose usai melakukan sesi jumpa pers. Ajang ini diharapkan berjalan lancar. Total ada 15 kategori penghargaan yang akan diberikan pada Golden Award SIWO PWI Pusat 2019. (Adt/NYSN)

Jakarta- Persiapan Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 yang akan dihelat di Gedung Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/2) berjalan lancar. Ketua Panitia Penyelenggara, Firmansyah Gindho melalui Wakil Ketua, Azhari Nasution memastikan, ajang yang menjadi bagian rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2019 ini, sudah mencapai 80 persen. “Alhamdulillah. Berkat kerja keras seluruh panitia dan dukungan dari semua pihak, persiapan penyelenggaraan Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 berjalan lancar. Persiapan sudah 80 persen. Dengan sisa waktu yang ada, maka persiapan rampung 100 persen,” ujar Firmansyah di Jakarta, Senin (4/2). “Yang 20 persen lagi di Surabaya. Panitia inti akan berangkat pada 5 Februari ke Surabaya. Lalu Kami akan mengadakan rapat koordinasi dengan Protokoler Pemerintah Provinsi Jawa Timur selaku tuan rumah. Apalagi, Presiden Joko Widodo juga direncanakan bakal hadir,” lanjut wartawan senior dari RRI (Radio Republik Indonesia) itu. Terkait kepastian kehadiran Presiden Jokowi dalam acara pemberian penghargaan kepada para atlet dan pelatih berprestasi serta para tokoh-tokoh yang perduli terhadap olahraga tersebut, Panpel masih menunggu konfirmasi dari pihak Istana. “Kami sudah kirim undangan resmi kepada Presiden Joko Widodo melalui Ketua TKN (Tim Kampanye Nasional), Erick Thohir dan Menpora Imam Nahrawi,” ungkap Azhari. “Melalui pesan WhatsApp yang saya terima dari Pak Imam. Undangan ke Presiden sudah disampaikan melalui Mensesneg (Menteri Sekretaris Negara),” tambahnya. Sementara itu, Ketua SIWO PWI Pusat, AAGWA Ariwangsa menjelaskan, acara Golden Awards tahun ini dinilai sangat istimewa karena momentumnya disemangati sukses Indonesia sebagai tuan rumah dan pencapaian prestasi atlet Asian Games dan Asian Para Games 2018. Khusus untuk pencapaian prestasi, Indonesia menembus posisi empat besar Asian Games (AG) 2018 dengan raihan 31 medali emas, serta posisi lima besar Asian Para Games (APG) dengan torehan 37 medali emas. “Dan momentum menjadi tuan rumah Asian Games ini belum tentu terulang kembali hinggga 50 tahun ke depan,” tegas Ariwangsa. Selain teknis penyelenggaraan menyangkut protokoler maupun acara, personil Panpel di Bidang Penjurian juga telah merampungkan tugasnya untuk menyaring nama-nama atlet, pelatih dan tokoh yang dinilai layak menerima penghargaan Golden Award SIWO PWI Pusat 2019. Ketua Dewan Juri Golden Award SIWO PWI Pusat 2019, TB Slamet Priyanto mengungkapkan, fase penjurian telah mengerucut. Dirinya bersama tim sudah menetapkan nominator calon penerima penghargaan kategori utama untuk umum dan disabilitas. Total ada 15 kategori penghargaan yang akan diberikan pada Golden Award SIWO PWI Pusat 2019. Antara lain, Kategori Atlet Terbaik Putra, Atlet Terbaik Putri, Pelatih Terbaik, Pembina Terbaik, Tim Terbaik, Atlet Harapan Putra, Atlet Harapan Putri, Tim Harapan, Pelatih Harapan, Pembina Harapan, Atlet Favorit Putera, Atlet Favorit Putri, Pelatih Favorit, Pembina Favorit dan Tim Favorit. Sedangkan pada disabilitas ada delapan kategori penghargaan, antara lain, Kategori Atlet Terbaik Putera, Atlet Terbaik Puteri, Pelatih Terbaik, Pembina Terbaik, Atlet Harapan Putera, Atlet Harapan Puteri, Atlet Favorit Putera dan Atlet Favorit Puteri. (Adt) Nominator calon penerima penghargaan Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 di seluruh kategori untuk umum dan disabilitas: UmumKategori Atlet Terbaik Putera Nominator: Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (Bulutangkis), Eko Yuli Irawan (Angkat Besi) dan Hanifan Yudani Kusuma (Pencak Silat) Kategori Atlet Terbaik Puteri Nominator: Lindswell Kwok (Wushu), Defia Rosmaniar (Taekwondo) dan Aries Susanti Rahayu (Panjat Tebing) Kategori Pelatih TerbaikNominator: Herry Imam Pierngadi (Bulutangkis/Ganda Putera), Caly Setiawan (Panjat Tebing) dan Gendon Subandono (Paralayang) Kategori Pembina TerbaikNominator: Faisol Riza (Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia), Asnawi Abdul Rahman (Ketua Umum Persatuan Sepak Takraw Indonesia) dan Airlangga Hartarto (Ketua Umum PB Wushu Indonesia) Kategori Tim TerbaikNominator: Tim Rowing Putera Asian Games 2018, Tim Quadran Takraw Putera Asian Games dan Timnas U-16 Kategori Atlet Harapan Putera Nominator: Lalu Muhammad Zohri (Atletik), Angga Dwi Prahesta (Balap Sepeda) dan Amiruddin Bagus Khafi (Sepak Bola) Atlet Harapan PuteriNominator: Samantha Edithso (Catur), Putri Nur Vinatasari (Angkat Besi) dan Bunga Nyimas (Skateboard) Kategori Tim HarapanNominator: Tim Persib U-16 dan Tim Persib U-18 Kategori Pelatih HarapanNominator: Rosida (Pelatih Pertama Atlet Atletik, Lalu Muhammad Zohri), Fachry Husaini (Sepak Bola) dan Bambang Warsito (Pelatih Pesepakbola muda berbakat Egy Maulana Vikri) Kategori Pembina HarapanNominator: Kepala PPLP Nusa Tenggara Barat, Presiden Direktur Djarum Foundation, Victor Hartono dan Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia, Anindya Bakrie Kategori Atlet Favorit Putera Nominator: Jonathan Christie (Bulutangkis), Hanifan Yudani Kusuma (Pencak Silat) dan Aqsa Sutan Aswar (Jetski) Kategori Atlet Favorit PuteriNominator: Diananda Choirunnisa (Panahan), Rifda Irfanaluthfi (Senam) dan Emily Nova (Atletik) Kategori Pelatih FavoritNominator: Richard Mainaky (Bulu tangkis), Indra Sjafrie (Sepak Bola) dan Dirja Wiharja (Angkat Besi) Kategori Pembina FavoritNominator: Gatot Nurmantyo (Ketua Umum Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), Imam Sujarwo (Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia) dan Erick Thohir (Pemilik Klub Basket Satria Muda) Kategori Tim FavoritNominator: Persija Jakarta, Tim Basket Putera Asian Games 2018 dan Tim Bulutangkis Putera Asian Games 2018 DisabilitasKategori Atlet Terbaik PuteraNominator: M Fadli (Balap Sepeda), Dheva Anrimusthi (Bulutangkis) dan Purnomo Sapto Yogo (Atletik) Kategori Atlet Terbaik PuteriNominator: Leani Ratri Oktila (Bulutangkis), Tati Karhati (Catur) dan Rica Oktavia (Atletik) Kategori Pelatih TerbaikNominator: Nur Islahuzzaman (Lawn Ball), M Nurochman (Bulutangkis) dan Waluyo (Renang) Kategori Pembina TerbaikNominator: Shenny Marbun (Ketua Umum National Paralympic Committee) Kategori Atlet Harapan PuteraNominator: Sufyan Saori (Balap Sepeda) Kategori Atlet Harapan PuteriNominator: Syuci Indriani (Renang) dan Tiarani Kharisma Evi (Atletik) Kategori Atlet Favorit Putera Nominator: M Fadli (Balap Sepeda), David Jacobs (Tenis Meja) dan Edy Suryanto (Catur) Kategori Atlet Favorit PuteriNominator: Tati Karhati (Catur), Leani Ratri Oktila (Bulutangkis) dan Suparniyati (Atletik)

Sambut SEA Games Dan Olimpiade, PSTD Kembali Menggeliat Setelah 22 Tahun Vakum

Sebanyak 400 pesilat muda, tampil di Kejuaraan Nasional (kejurnas) Perguruan Pencak Silat Tenaga Dasar (PSTD) 2018, di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, (TMII), pada 13-16 Desember. (indopos.co.id)

Jakarta- Sebanyak 400 pesilat muda, tampil di Kejuaraan Nasional (kejurnas) Perguruan Pencak Silat Tenaga Dasar (PSTD), di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, (TMII) Jakarta Timur pada 13-16 Desember. Kejurnas kali ini dihadir dari berbagai peguruan di 14 Pengurus Daerah PSTD dari seluruh Indonesia. Ketua Umum Perguruan PSTD, Hariadi Anwar mengatakan, ada dua misi yang diusung dalam kejurnas kali ini. Pihaknya berharap bisa meningkatkan kemampuan kompetisi pesilat PSTD menurut aturan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Apalagi, pencak silat sedang gencar dipromosikan untuk ditampilkan dalam Olimpiade 2032, maka harus didukung. “Kita tengah meningkatkan kemampuan pertarungan pesilat PSTD untuk ditampilkan dalam ajang MMA yang saat ini sedang berkembang,” kata Hariadi Anwar di Jakarta, Jumat (14/12). Selain mempertandingkan semua nomor laga dan TGR, kejurnas juga mempertandingkan nomor khusus combat. Hariadi berharap, dengan adanya Kejurnas PSTD 2018 ini, membuat silat kian memasyarakat. Bisa dipahami mengingat cabang olahraga (cabor) ini sukses menyumbangkan 14 medali emas pada Asian Games 2018. Jumlah tersebut nyaris setengah dari yang diraih Indonesia. Pada edisi ke-18 pesta olahraga antarnegara Asia itu, Merah Putih meraih 31 emas sekaligus jadi rekor terbaik dalam sejarah. PSTD memiliki ciri utama pada pertarungan, combat pencak silat. Itu merupakan kemampuan bertarung dari anggota PSTD yang harus dituangkan. Hariadi menambahkan kejuaraan ini merupakan penyelenggaraan ke-4. Namun, ajang itu menjadi yang pertama kali setelah vakum selama 22 tahun. Ia mengatakan bahwa masalah pembinaan tetap terjaga. Buktinya, ada 14 Pengurus PSTD di tanah air, membuktikan pencak silat tenaga dalam sebenarnya masih eksis, khususnya di berbagai daerah. “Terakhir kali kami menggelar kejurnas, terjadi pada 1996 lalu. Jadi, sebenarnya sudah cukup lama vakum. Tapi bukan berarti pembinaan tidak jalan selama ini. Di daerah justru lebih banyak kejuaraan di gelar. Jadi, kita berinisiatif untuk kembali menyelenggarakan kejuarana nasional di sini,” tukasnya. Harapan Kejurnas ini bisa rutin berlangsung juga bergulir. “Kejurnas PSTD 2018 ini merupakan yang keempat sejak kali pertama diselenggarakan pada 1990. Setelah lama absen, kami berharap, event ini rutin diselenggarakan,” ujar Ketua Panitia Kejurnas PSTD 2018, Rudi Trianto, menambahkan. “Apalagi, Kejurnas PSTD merupakan proyeksi ke tingkat nasional untuk internal IPSI. Misalnya dalam rangka menghadapi berbagai event,” tuturnya dalam menyambut berbagai event penting pada 2019, mulai dari SEA Games di Filipina, hingga PON 2020 Papua. (Adt)

1.800 Atlet Pelajar Berlaga di Solo, Persaingan Ajang Popwil II dan III 2018 Dimulai

Cabang olahraga (cabor) tenis lapangan, dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (POPWIL) II dan III 2018. Cabor Tenis lapangan berlangsung di kawasan arena tenis GOR Manahan, Solo, Jawa Tengah. POPWIL II dan III yang kali ini digabung pelaksanaannya, berlangsung 8-13 November. (TopSkor.id)

Solo- Sebanyak 1800 lebih atlet dari 13 daerah akan berlaga pada Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (POPWIL) II dan III 2018. Event ini dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga, Mulyana, di Hotel Lorin Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (8/11). Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Bambang Siswanto, penyelenggaraan POPWIL wilayah II dan III untuk tahun ini digabung di Solo, Jawa Tengah, pada 8-13 November. Ia mengaku efisiensi biaya menjadi faktor utamanya. Sebab event ini biasanya bergulir di masing-masing wilayah, dengan peserta terdiri atas tujuh propinsi. Sebelumnya, POPWIL I sudah berlangsung dari 21 hingga 27 Oktober, di Banda Aceh. Saat itu, sebanyak 886 pelajar tampil, yang merupakan utusan dari tujuh provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau (Kepri), Bangka Belitung (Babel) dan Jambi. Bambang, yang juga Ketua Bidang Kompetisi Usia Muda di Kemenpora, dalam laporannya mengatakan, Popwil digelar sebagai babak kualifikasi menuju Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XV pada 2019, di Papua, seperti halnya Pekan Olahraga Wilayah (PORWIL) untuk kualikasi menuju Pekan Olahraga Nasional (PON). “POPWIL adalah sarana babak kualifikasi delapan cabor menuju POPNAS XV 2019 di Papua, dan merupakan bagian sistem kompetisi pelajar secara nasional, berjenjang dan berkelanjutan,” kata Bambang. Sementara itu, Mulyana mengatakan, atlet yang tampil di POPWIL adalah cikal bakal atlet yang menjadi investasi masa depan. “Tahun depan, Indonesia menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Pelajar ASEAN atau ASG di Semarang. POPWIL ini akan menjadi salah satu ajang seleksi atlet pelajar nasional,” ujar imbuh pria yang juga menjabat Ketua Umum Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (Bapopsi), yang bernaung di bawah Kemenpora . Di wilayah II, akan bersaing komtingen dari Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Kalimantan Barat. Sedangkan di wilayah III, ada tujuh tim yang bersaing yakni Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara. Para atlet pelajar potensial ini akan berkompetisi di delapan cabang olah raga yang dipertandingan. Bola basket, bulutangkis, bola voli, pencak silat, sepakbola, sepak takraw, tenis lapangan dan tenis meja. Adapun venue pada POPWIL II dan III 2018 ini tersebar di beberapa tempat. Tak hanya di Kota Solo, namun juga di Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo. Untuk bola basket, digelar di GOR Sritex Arena, Solo dan GOR ATMI, Pabelan, Sukoharjo. Untuk bulutangkis, digelar di GOR Sritex B Solo. Cabang bola voli diselenggarakan di GOR Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Untuk Pencak silat berlaga di ball room Hotel Lorin, sepakbola di Stadion Sriwedari Solo dan Stadion Taruna Sragen, cabor sepak takraw di GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), tenis lapangan di arena tenis Manahan, serta tenis meja di Hartono Trade Center Solo Baru, Sukoharjo. “Basket dan tenis lapangan menjadi cabang sebagai andalan kami,” kata pimpinan kontingen DKI Jakarta, Ondang Gufron. Menurutnya, selain dau cabang itu, Kontingan DKI juga menargetkan untuk dapat meloloskan atletnya pada semua cabang yang dipertandingan. Persiapan matang sepanjang tahun di sekolah olahraga Ragunan menjadi salah satu modal terbaik kontingen ibukota di ajang POPWIL II 2018 kali ini. Oleh karenanya, tak hanya nomor beregu, DKI juga menargetkan meloloskan atletnya di nomor perorangan yang banyak diperlombakan. POPWIL merupakan Sarana dan Babak Kualifikasi delapan cabang olahraga awal evaluasi terhadap pelaksanaan pembinaan olahraga pelajar di daerah, menuju event POPNAS XV tahun 2019 di Papua. Peserta POPWIL adalah pelajar atau sederajat, dan mereka yang tercatat kelahiran 1 Januari 2001 dan sesudahnya. (Adt) Tuan Rumah POPWIL 2018 Wilayah I 1. Aceh (tuan rumah) 2. Sumatra Utara 3. Sumatera Barat 4. Riau 5. Kepulauan Riau 6. Kep. Bangka Belitung 7. Jambi Wilayah II 1. Lampung 2. Sumatera Selatan 3. Bengkulu 4. DKI Jakarta 5. Jawa Barat 6. Kalimantan Barat Wilayah III 1. Banten 2. Jawa Tengah (tuan rumah) 3. DI. Yogyakarta 4. Bali 5. Kalimantan Tengah 6. Kalimantan Selatan 7. Kalimantan Utara Wilayah IV 1. Sulawesi Selatan 2. Sulawesi Tenggara 3. Sulawesi Barat 4. Kalimantan Timur 5. Jawa Timur 6. Nusa Tenggara Barat 7. Nusa Tenggara Timur Wilayah V 1. Sulawesi Selatan 2. Sulawesi Tenggara 3. Sulawesi Barat 4. Kalimantan Timur 5. Jawa Timur 6. Nusa Tenggara Barat 7. Nusa Tenggara Timur

Miliki SDM Handal, Dunia Pendidikan Berperan Penting Tingkatan Prestasi Olahraga Indonesia

Prof. Dr. Ahmad Sofyan Hanif, M.Pd, Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan Univeritas Negeri Jakarta (kiri), menyebut dunia pendidikan memiliki peranan penting dalam peningkatan prestasi olahraga Indonesia. (Adt/NYSN)

Jakarta- Ahmad Sofyan Hanif, Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan Univeritas Negeri Jakarta (UNJ), mengatakan jika dunia pendidikan memiliki peranan sentral dan penting dalam meningkatkan prestasi olahraga Indonesia. “Dunia pendidikan memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal, serta kualifikasi SDM yang baik. SDM itu untuk menyiapkan pelatih, para ahli, event organizer, serta manajemen. Dan, itu sangat memungkinkan,” ujar Hanif, di Auditorium Soerjo Rumah Sakit (RS) Metropolitan Medical Centre (MMC), Jakarta, Kamis (4/10). “Kami juga menyiapkan atlet untuk berkompetisi, baik di level nasional maupun internasional. Tentu atlet tersebut harus memiliki modal kemampuan yang baik,” lanjutnya. Para atlet yang berlaga di ajang Asian Games XVIII/2018, menurut Hanif, rata-rata masih bersatus mahasiswa Perguruan Tinggi. “Sebab, atlet yang ada di Perguruan Tinggi, berada pada usia emas. Abdul Malik (pencak silat) kuliah di Unima (Univeritas Negeri Manado), Aries Susanti Rahayu (panjat tebing) adalah mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. Begitu juga dengan atlet lainnya,” tambahnya. “Jika di prosentasekan, maka 50 hingga 60 persen atlet itu, dominan berstatus mahasiswa di Perguruan Tinggi,” cetus Hanif. Ia menyebut pembinaan harus dilakukan secara berkelanjutan, sehingga prestasi para atlet dapat terus terjaga. “Di Perguruan Tinggi ada PPLM (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mahasiswa), sedangkan inputnya itu PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar), dan PPOP (Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar),” cetusnya. Ia menyatakan, andai PPLM tidak ada di Perguruan Tinggi, maka pembinaan atlet akan berhenti. “Nantinya, atlet terbaik yang berasal dari PPLM, ada yang memperkuat Pelatda (Pemusatan Latihan Daerah), dan ada pula yang dipersiapkan ke event internasional, bahkan ke tingkat yang lebih tinggi, yakni Olimpiade, tentunya setelah terjaring masuk Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional),” ungkapnya. Terkait penerapan sport science, Hanif mempersilahkan masing-masing pengurus besar cabang olahraga untuk melakukan hal itu dengan kontrol dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). (Adt)

Pelatih dan Asisten Pelatih SKO Ragunan Diganjar Bonus, Menpora: Wujud Penghormatan Pemerintah

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memberikan penghargaan dan bonus kepada pelatih dan asisten pelatih SKO Ragunan, Jakarta, pada Senin (17/9), yang berjasa mengantarkan para atlet berprestasi di Asian Games 2018. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pemerintah melalui Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), memberikan penghargaan dan bonus kepada pelatih dan asisten pelatih Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan. “Bonus Asian Games tidak hanya kami berikan kepada para peraih medali, para atlet yang belum meraih, tapi juga kepada orang-orang yang berjasa mengantarkan para atlet di Asian Games 2018,” ujar Imam di Aula SKO Ragunan, Jakarta, Senin (17/9). “Di Ragunan ini banyak atlet peraih medali emas dilatih oleh para pelatihnya disini. Dan pemberian penghargaan dan bonus ini sebagai wujud penghormatan dan penghargaan pemerintah,” lanjutnya. Menteri berusia 45 tahun itu mengungkapkan nama-nama besar seperti Yayuk Basuki (tenis), Icuk Sugiarto (bulutangkis), dan termasuk beberapa peraih medali emas merupakan jebolan SKO Ragunan. “Jadi semangat meraih medali ini yang harus dirawat dan dijaga, karena melalui olahraga membuat Indonesia sejajar dengan negara lain terlebih rakyatnya menjadi bersatu padu mengesampingkan perbedaan,” tegas suami dari Shobibah Rohmah itu. Kesempatan itu, menurut Imam, harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh generasi-generasi yang saat ini menimba ilmu di SKO Ragunan, dan pada saatnya nanti juga akan membela Indonesia di kancah internasional. “Ingat Indonesia sedang ikut bidding menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Bersiaplah, kalian yang nantinya akan mewakili Indonesia di Olimpiade 2032, jadi mulai saat ini manfaatkan kesempatan di SKO ini dengan baik,” jelasnya. Sementara itu, Raden Isnanta, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, mengatakan apresisiasi ini diberikan untuk memberikan informasi bahwa pembinaan olahraga itu ada tahanapan demi tahapan. “Jadi tidak hanya ujungnya yakni meraih prestasi saja. Tapi, ada sisi lainnya yang juga memiliki peran tak kalah penting. Seperti disampaikan Pak Menteri bahwa yang mengkader juga diberikan penghargaan supaya mereka giat mencetak kader-kader baru,” jelasnya. “Jangan sampai pelatih-pelatih yang mencetak atau merintis sebelumnya itu merasa tidak dihargai, sehingga nanti mereka tidak ada motivasi untuk mencetak generasi-generasi atlet yang baru,” cetusnya. Lanjutnya, agenda penghargaan ini bertepatan dengan Haornas (Hari Olahraga Nasional), dimana terdapat empat pelatih yang terpilih, Bambang Warsito (sepakbola), Sarmili (bola voli), Fadli Potu (Taekwondo) dan Budiarto (angkat besi). “Penghargaannya berupa piagam penghargaan dan uang Rp 30 juta, tapi ada satu yang diberikan berupa beasiswa S2 senilai Rp 25 juta (Budiarto), untuk pelatih dan asisten pelatih SKO Ragunan sebesar Rp 5 juta,” tukas Isnanta. (Adt) Daftar Penerimaan Penghargaan Pelatih dan Asisten Pelatih SKO Ragunan  Pelatih: 1. Wahid Wahyuni (senam) 2. Pearl Tendean (basket) 3. Anang (tenis meja) 4. Suharyadi (tenis lapangan) 5. Eko Setiawan (loncat indah) Asisten Pelatih: 1. Murdasi (senam) 2. Apriyanto (senam) 3. Eko Waluyo (bola voli) 4. Joni firdaus (angkat besi) 5. Dodi Regar (tenis meja) 6. Tri Prasetyo (panahan) 7. Sri Ratna Ernaningsih (pencak silat) 8. Ertina Noviandi (taekwondo) 9. Mardianto (renang) 10. Irfan Ardiansyah (sepakbola) 11. Dwi Hadi Purnama (sepakbola)

Raih Emas di Usia 20 Tahun, Empat Atlet Ini Turut Ukir Sejarah Indonesia Dalam Asian Games 2018

Sebagai pebulutangkis nomor 15 dunia, Jonatan Christie tak diunggulkan di nomor perorangan Asian Games 2018. Namun, lajunya tak terhentikan melawan pemain-pemain unggulan, hingga akhirnya ia meraih emas nomor tunggal putra. (Pras/NYSN)

Jakarta- Indonesia mengukir prestasi dalam ajang multievent Asian Games 2018. Kontingen Tanah Air melampaui target yang ditetapkan pemerintah karena mendulang total 31 medali emas hingga Sabtu (1/9) atau H-1 penutupan. Pencak silat menjadi pendulang emas terbanyak bagi Indonesia. Dari 16 nomor yang dipertandingkan, 14 di antaranya dijuarai para atlet Tanah Air. Torehan 31 emas ini, menempatkan Indoensia di peringkat keempat klasemen akhir. Kontingen Tanah Air mengungguli Uzbekistan, yang duduk diposisi kelima dengan selisih 10 emas. Prestasi ini jauh lebih baik, dibandingkan saat Indonesia menjadi host Asian Games 1962. Kala itu, Indonesia hanya 11 kali menjadi juara. Kesuksesan Indonesia tentunya tidak lepas dari peran para atlet-atlet muda. Usia belia bukan menjadi halangan bagi mereka untuk mengukir prestasi. Setidaknya, ada empat atlet muda Indonesia yang usianya belum genap 21 tahun, namun sudah mencuri perhatian karena berprestasi di Asian Games 2018. Siapa sajakah mereka? Berikut ini adalah ulasannya. Rio Rizki Darmawan Jumat (24/8), venue dayung Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, kembali riuh. Anak-anak asuh pelatih Boudewijn van Opstal dan Muhammad Hadris, berhasil meraih medali emas pada laga final nomor dayung kelas ringan delapan putra di ajang Asian Games 2018. Kontingen Merah Putih yang beranggotakan Tanzil Hadid, Muhad Yakin, Jefri Ardianto, Ali Buton, Ferdiansyah, Ihram, Ardi Isadi, Ujang Hasbulah, dan Rio Rizki Darmawan, mengalahkan Uzbekistan dan Hong Kong dengan catatan waktu 6 menit dan 08,88 detik. Pundi-pundi emas kembali disumbangkan untuk Indonesia. Di antara ingar-bingar di Jakabaring, di antara riuh-rendah sorakan penonton, nama Rio menjadi sorotan. Putra kebanggaan Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, menjadi yang termuda di antara teman-temannya. Semula memang tak terpikir di benak Rio, untuk mengharumkan nama Indonesia melalui olahraga dayung. Andai ia menolak ajakan Jufri, Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Olahraga (SMANOR) Tadulako Palu, mungkin teriakan ‘Rio’ ‘Rio’ ‘Rio’ dari penonton di venue tak akan muncul. Postur tubuhnya yang besar dan berprestasi selama di SMANOR, membuat Jufri yakin, bila pemuda asal Desa Tompi Bugis, Sigi, 27 November 1998 itu, bisa menjadi atlet dayung. Jonatan Christie Sebagai pebulutangkis tunggal putra nomor ke-15 dunia, Jonatan Christie memang kurang diunggulkan di nomor perorangan Asian Games 2018. Namun, lajunya tak terhentikan melawan pemain-pemain unggulan. Dia mengalahkan Shi Yuqi (peringkat kedua dunia asal China) di babak kedua, dan Khosit Phetpradab (runner-up SEA Games 2017) di babak ketiga. Di fase perempat final, giliran Wong Wing Ki Vincent (Hong Kong), yang dilewati Jojo, sapaannya. Lanjut ke semifinal, ia melumat peringkat ke-10 dunia asal Jepang, Kenta Nishimoto. Jojo, lalu menyudahi perlawanan sengit Chou Tienchen (Taiwan), di babak final, di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Selasa (28/8). Tunggal nomor enam dunia itu menyerah dari Jojo, usai melewati drama pertarungan ketat tiga gim, dengan skor 21-18, 20-22, 21-15. Dari lompatan Asian Games ini, pemuda kelahiran Jakarta 15 September 1997, boleh optimistis menatap target selanjutnya, yakni turnamen BWF World Tour Super Series. Di Indonesia Open 2018 Juli lalu, ia langsung gugur di babak pertama oleh Viktor Axelsen (Denmark). Raihan tertinggi Jojo adalah final New Zealand Open 2018 pada Mei, meski kandas dari Lin Dan (China). Rifki Ardiansyah Arrosyiid Rifki Ardiansyah Arrosyiid mengharumkan nama Indonesia pada Asian Games 2018. Peraih emas cabang olahraga Karate nomor kumite 60kg itu turut membanggakan kesatuannya sebagai anggota di korps Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD). Rifki yang saat ini berpangkat sersan dua (serda) akan naik pangkat menjadi sertu pada 1 Oktober nanti, usai mendapat penghargaan percepatan kenaikan pangkat, merupakan prajurit TNI peraih emas di Asian Games 2018. Rifki menetap di Surabaya, dan sehari-harinya bertugas sebagai Babanmin 2 Pokbanmin Jasdam Kodam V/Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Putra dari pasangan Surya dan Dwi ini menempuh pendidikan Bintara pada 2016 lalu. Ajang Asian Games 2018 bukan hanya menjadi pembuktian bagi para atlet dari kalangan sipil. Sejumlah atlet berlatar belakang militer pun berjuang dalam ‘pertempuran’ di arena olahraga demi mengangkat prestasi Merah Putih. Rifki adalah salah satu prajurit yang juga bersaing dengan para atlet luar negeri di ajang olahraga multicabang se-Asia tersebut. Arek Suroboyo kelahiran 24 Desember 1997 ini, mampu meraih emas bagi Indonesia usai mengalahkan karateka asal Iran, Amir Mahdi Zadeh, di fase final dengan skor 9-7. Sebelumnya, Rifki pernah meraih medali perunggu di SEA Games 2017, dan medali Emas dari kelas Kumite 55 Kg, dalam Kejurnas Karate Piala Panglima TNI tahun 2017 lalu. Hanifan Yudani Kusumah Pencak Silat menambah lagi pundi-pundi medali Indonesia di Asian Games 2018. Kali ini atas nama Hanifan Yudani Kusumah. Dalam laga perebutan medali emas nomor Tarung Putra Kelas C (55-60Kg) di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta, Rabu (29/8), Hanifan menang 3-2, atas pesilat Vietnam, Thai Linh. Dalam pertarungan tiga ronde itu, Hanifan sempat mendapat kartu merah, karena dinilai menyerang wajah lawannya. Hanifan adalah pesilat berusia 20 tahun, namun sudah berhasil mengharumkan nama Indonesia. Remaja yang tumbuh di Bandung ini lahir pada 25 Oktober 1997. Sebelum tampil di Jakarta, Hanifan tercatat sebagai pesilat yang meraih medali emas pada Silat World Championships 2016 di Denpasar, Bali. Pada 2017, ia menyabet perunggu di Asian Championships yang digelar di Korea. Hanifan juga membawa perunggu pada Sea Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Atlet asal Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang dikenal usai selebrasinya yang membuat calon presiden Prabowo Subianto, dan Presiden Indonesia Joko Widodo, saling berpelukan dan berselimutkan bendera Merah-Putih, ternyata merupakan seorang jockey balap motor handal, saat masih duduk di SMA. (Adt)

Lepas Kontingen Asian Games 2018, Presiden Jokowi Yakin Indonesia Melebihi Target Emas

Presiden Joko Widodo secara resmi melepas kontingen Indonesia untuk Asian Games XVII/2018, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/8). (Kemenpora)

Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas kontingen Indonesia yang akan berlaga di Asian Games XVIII/2018, di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (8/8) sore. Orang nomor satu di Indonesia itu meyakini skuat Merah Putih mampu melebihi perolehan emas yang ditargetkan pemerintah. Selain 1.388 atlet dan official, hadir dalam kesempatan itu Puan Maharani (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan/Menko PMK), Imam Nahrawi (Menteri Pemuda dan Olahraga/Menpora), Basuki Hadimuljono (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat/Menpupera), Erick Thohir (Ketua Komite Olimpiade Indonesia/KOI dan Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018/INASGOC), dan Komisari Jenderal Polisi Syafruddin (CdM Kontingen Indonesia). “Saya tahu saudara-saudara atlet yang didukung pelatih dan ofisial yang berlatih sangat keras dalam waktu yang lama. Saya meyakini Insya Allah ema sebanyak-banyaknya didapatkan,” ujar mantan Wali Kota Solo, Jawa Tengah itu. Presiden Jokowi menyebut pemerintah menargetkan Indonesia masuk 10 besar dengan minimal 16 medali emas. “Target 16 medali emas adalah minimal. Artinya kalau tambah banyak boleh, tapi kalau kurang satu tidak boleh. Jadi jelas ya,” lanjut suami dari Iriana Joko Widodo itu. Saya telah melihat beberapa cabang olahraga yakni jetsi, layar, skateboard, dayung, pencak silat. Saya kira latihan yang cukup panjang ada hasil yang baik,” tambahnya. “Saya meniitipkan kebanggaan negeri ini ada di saudara-saudara seluruh atlet yang akan berlaga dan yakinlah 263 juta masyarakat Indonesia mendoakan semuanya untuk berkumandangnya lagu Indonesia Raya, usai saudara bertanding. Jaga nama baik negara,” cetus pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni, 57 tahun silam itu. Sementara itu, Imam meminta seluruh masyarakat Indonesia mendukung para atlet demi mengharumkan nama Indonesia di pentas Asia. “Sebuah proses panjang yang di dalamnya terdapat tetesan keringat, darah dan air mata. Semua demi satu tujuan melahirkan prestasi monumental bangsa,” terang menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. Ia menyebut Asian Games 2018 merupakan momentum kebangkitan olahraga di Tanah Air. Pria berusia 44 tahun itu meyakini bahwa tak ada hasil yang mengikari usaha, kerja keras, serta keikhlasan. “Dukung dan doakan selalu pahlawan olahraga Indonesia, putra putri terbaik bangsa ini sebagai pelengkap ikhtiar batin yang kita lakukan untuk meninggikan Merah Putih serta mengumandangkan lagu kebanggaan Indonesia Raya dari seluruh arena pertandingan yang ada, demi harkat, martabat dan kebanggaan sebagai bangsa,” tutup Imam. (Adt)

Demi Target Masuk 10 Besar Asian Games 2018, Indonesia Buru 16 Medali Emas

Bersaing dengan 45 negara yang mengikuti Asian Games 2018, Indonesia masih berharap besar pada cabang Olimpiade seperti bulutangkis dan angkat besi. (antarafoto.com)

Jakarta- Demi mengejar target masuk peringkat 10 besar di pesta olahraga terbesar negara-negara se-Asia (Asian Games) pada 18 Agustus – 2 September 2018, kontingen Merah Putih memburu 16 medali emas. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Menilik hasil Asian Games 2014, Incheon, Korea Selatan, skuad Garuda finish diposisi 17, dengan raihan 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu. Sedangkan peringkat 10 dihuni Qatar (10 emas, 4 perak), kemudian ada Taiwan diurutan sembilan (10 emas, 18 perak, 23 perunggu). Lalu diposisi delapan ditempati India (11 emas, 10 perak, 36 perunggu), serta Korea Utara diposisi tujuh (11 emas, 11 perak, 14 perunggu), dan Thailand bertengger diperingkat enam (12 emas, 7 perak, 28 perunggu). Sedangkan lima besar masing-masing diisi China (151 emas, 108 perak, 83 perunggu), Korea Selatan (79 emas, 71 perak, 84 perunggu), Jepang (47 emas, 76 perak, 77 perunggu), Kazakhstan (28 emas, 23 perak, 33 perunggu), serta Iran (21 emas, 18 perak, 18 perunggu). Bersaing dengan 45 negara yang mengikuti Asian Games 2018, Indonesia masih berharap besar pada cabang Olimpiade seperti bulutangkis dan angkat besi. Diluar cabang Olimpiade, harapan dibebankan pada cabang pencak silat, jetski, bridge, panjat tebing serta paralayang. Mulyana, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), mengatakan sejauh ini prediksi dan kalkulasi penyebaran medali pada cabang-cabang harapan masih sesuai progres. “Memang cabang-cabang seperti pencak silat, jetski, bridge, panjat tebing serta paralayang yang kami harapkan bisa memberikan kontribusi medali untuk mencapai target masuk 10 besar Asian Games 2018,” ujar Mulyana, di Jakarta, Jumat (3/8). Dengan pelaksanaan Asian Games yang hanya tinggal hitungan hari, fokus pemerintah dalam hal ini Kemenpora, ungkap Mulyana, adalah menjaga kondisi atlet dari cedera, doping, serta terkait penyelesaian masalah keuangan. “Saat ini yang menjadi concern yakni menjaga atlet tidak cedera maupun terkena doping. Begitu juga dengan penyelesaian masalah keuangan. Jangan sampai masalah itu nantinya mengganggu bahkan membubarkan target kontingen Indonesia,” tambah pria yang pernah menjadi Satgas Asian Games 2010, Guangzhou, China itu. (Adt)

Cetak Atlet Kelas Dunia, Kemenpora Segera Maksimalkan SKO

Raden Isnanta (Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora) membuka Rapat Koordinasi Pengelolaan Olahraga Tahun 2018, di Hotel NAM Center, Kemayoran, Jakarta. (Kemenpora)

Jakarta- Demi mencetak atlet kelas dunia, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bakal memaksimalkan Sekolah Khusus Olahraga (SKO). Hal itu diungkapkan Raden Isnanta, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengelolaan Olahraga 2018, di Hotel NAM Center, Kemayoran, Jakarta, pekan ini. Beberapa atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) mengukir prestasi di pentas internasional, seperti mreiah titel juara pada Asian U-19 Beach Volleyball Championship 2018, di Thailand, 21-26 Maret 2018. Terakhir, para atlet PPLP berhasil menjadi runner-up pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat Junior 2018, di Songkhla, Thailand, 23-29 April 2018. Ia mengatakan hasil dari pembinaan yang dilakukan harus mampu melahirkan atlet berprestasi internasional sekaligus go-internasional, seperti Egy Maulana Vikri asal SKO Ragunan, Jakarta. “Kita harus mampu mencetak atlet yang berprestasi Internasional, yang dimulai dari level grass root, seperti Usia 12, Usia 14, Usia 16 yang nantinya ditampung melalui PPLP, bahkan PPLM (Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa),” ujar Isnanta. Ia berharap optimalisasi pembinaan atlet harus tercapai serta diiringi peningkatan kemampuan pelatih. “Jangan sampai atlet potensial tidak berkembang karena kemampuan atlet yang tak sejalan dengan kemampuan pelatih membangkitkan kemampuan atlet itu,” imbuhnya. Isnanta menjelaskan sebagai bagian dari pembelajaran dan pembinaan mental, pihak Kemenpora tak menjanjikan bonus atlet juniornya. “Meskipun yang bersangkutan sukses menjuarai event internasional,” cetusnya. Namun, apresiasi lain atas prestasi atlet junior di level internasional dapat berupa beasiswa. “Kalau beasiswa itu boleh. Tapi kalau bonus uang tunai atau yang lainnya, Kemenpora tak membiasakannya. Bonus baru kami berikan, setelah mereka menjadi atlet senior,” tukasnya. Diakuinya, saat ini atlet yang berasal dari PPLP menjadi tumpuan Kemenpora guna melahirkan bibit atlet potensial. “Saat ini, banyak atlet PPLP yang sukses menjuarai event internasional. Kami berharap atlet jebolan PPLP bisa meraih prestasi dunia,” tegas Isnanta. (Adt)

Resmi Dikukuhkan, 10 Atlet DKI Jalani TC O2SN Tingkat Nasional Yogyakarta

Resmi-Dikukuhkan,-10-Atlet-DKI-Jalani-TC-O2SN-Tingkat-Nasional-Yogyakarta

Jakarta- Sebanyak 10 atlet resmi dikukuhkan mewakili DKI Jakarta ke ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Nasional di Yogyakarta, 16-22 September 2018. Lima atlet putra dan 5 putri dari lima cabang olahraga, akan segera menjalani Training Center (TC) guna meraih hasil terbaik di ajang tahunan itu. “Training Center sudah kami rencanakan. Kami akan tunjuk sekolah tertentu yang memiliki peralatan dan venue yang memadai,” ujar Waluyo Hadi, Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Bidang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, usai pengukuhan atlet O2SN SMK Provinsi DKI Jakarta di SMKN 57 Jakarta Selatan, Rabu (14/3). Waluyo mengatakan beberapa sekolah dijadikan sport center cabang olahraga (cabor) yang dilombakan dalam O2SN, karena memiliki infrastruktur yang memadai. Seperti cabor bulutangkis, memakai venue SMKN 29 Jakarta sebagai sport center. Ia mengatakan pihaknya juga telah membentuk tim trainer dan tim pelatih, yang dipilih dari guru-guru terbaik di DKI Jakarta, dari masing-masing cabang olaharaga yang dilombakan di ajang O2SN. “Mereka siap memberi pembinaan dan pelatihan hingga menuju tingkat nasional. Meskipun masih banyak waktu untuk menuju ke tingkat nasional, bukan berarti kami bisa santai,” sambungnya. Waluyo berharap capaian para atlet pada tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. “Dari sisi ekspektasi, tahun lalu jauh di bawah harapan. Kami hanya meraih satu medali dari cabang karate putri, dan yang lain kami belum meraih juara,” ungkapnya. “Alhamdulliah dari record data, kualitas atlet yang sekarang lebih baik. Untuk itu target kami minimal diposisi 3 besar. Kami tak ingin terlalu jauh, dan berusaha untuk realistis,” tutup Waluyo. (Adt) Atlet yang Mewakili DKI ke Tingkat Nasional : Cabang Renang : 1. Reyvan Anwar (SMKN 51) Jakarta Timur 2. Adela Sari (SMKN 60) Jakarta Barat Cabang Bulutangkis : 1. Dimas Agus Suryadi (SMK PGRI 20) Jakarta Timur 2. Marcella Malinda (SMK Strada 1) Jakarta Pusat Cabang Atletik : 1. Agung Subekti (SMK Negeri 16) Jakarta Pusat 2. Zefanya Armania (SMK ST Theresia) Jakarta Pusat Cabang Pencak Silat : 1. Aldi Firmansyah ( SMKN 39) Jakarta Pusat 2. Nur Alamsari (SMKN 1) Jakarta Pusat Cabang Karate : 1. Indra Lukman (SMK Telkom Shandy Putra) Jakarta Barat 2. Selma Hazizah (SMK Pelayaran Djadajat) Jakarta Utara