SEA Games 2021. Tim Sepak Takraw Indonesia Optimis Emas

Dalam melakoni SEA Games 2021 Hanoi, tim sepak takraw Indonesia memiliki strategi sendiri. Kombinasi pemain senior dan junior menjadi strategi yang penting. Hal itu disampaikan Pelatih Tri Aji saat memimpin latihan anak asuhnya di Lapangan Sepak Takraw, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, Kamis (21/04) sore. Aji mengatakan ia memilih meramu tim dengan gabungan atlet senior dan junior karena pertimbangan target medali dan proyeksi regenerasi di takraw Indonesia. Tim takraw Indonesia sendiri ditargetkan bisa menyumbangkan medali emas. “Satu sisi kami butuh pemain-pemain yang matang, tetapi di sisi lain kami juga harus memikirkan regenerasi dengan memberikan pengalaman bagi atlet muda untuk ke depannya. Kami sangat sadar sepak takraw bukan cabor DBON, tapi kami tetap harus optimis dan semangat untuk menyesuaikan tuntutan medali dan juga kompetisi agar menambah jam terbang atlet-atlet kami,” ujar Aji. Tim Takraw Indonesia sendiri pada SEA Games 2021 Vietnam kali ini mengirimkan 6 atlet yang akan turun di tiga nomor yakni, double, quadrant, dan regu. Mereka adalah, Abdul Halim Radjiu, Andi Try Sandi Saputra, Muhammad Herdiansyah Muliang, Saiful Rijal (senior), Rusdi, dan Jelki Ladada (junior). Aji sendiri optimis anak asuhnya bakal bisa mempersembahkan medali di SEA Games 2021 Vietnam, kekuatan yang diandalkan yakni di nomor double. Tim sepak takraw Indonesia sendiri meraih 1 medali emas, 1 perak, 1 perunggu di SEA Games 2019 Manila, dan medali emas dipersembahkan dari nomor double. “Untuk nomor double kami yakin bisa mempertahankan gelar. Namun di nomor quadrant juga berpotensi karena lawan terberat yaitu Malaysia juga menurunkan kekuatan baru di SEA Games kali ini,” kata Aji. Aji menjelaskan anak asuhnya dalam kondisi bugar dan siap berlaga di multi event dua tahunan kawasan Asia Tenggara ini. “Latihan sentralisasi sebenarnya baru dilakukan awal April, tetapi kami pelatnas desentralisasi sejak Januari. Saya memberikan program kepada anak-anak dan dipantau khusus,” tambahnya Sementara pemain muda Rusdi merasa optimis bisa mempersembahkan medali di ajang SEA Games 2021 Vietnam nanti. Meski ini menjadi SEA Games pertamanya, dia merasa porsi latihan dan persiapan yang diberikan pelatih sudah baik. “Alhamdulilah persiapan latihan selama ini berjalan baik. Sebagai pemain muda dan baru turun di ajang SEA Games, saya justru merasa mendapat kepercayaan lebih. Sekarang tinggal fokus latihan sesuai intruksi dan strategi yang dijalankan oleh pelatih,” kata Rusdi. SEA Games ke-31 akan dilaksanakan pada 12-23 Mei. Kontingen Indonesia akan berpartisipasi di 31 dari 40 cabang olahraga yang dipertandingkan. Sepak takraw dijadwalkan mulai bertanding pada 13-21 Mei. Berikut Daftar 6 Atlet Tim Sepak Takraw Indonesia: 1. Abdul Halim Radjiu 2. Andi Try Sandi Saputra 3. Muhammad Herdiansyah Muliang 4. Saiful Rijal 5. Rusdi 6. Jelki Ladada   Sumber: Kemenpora

Empat Atlet Pelajar Bengkalis Perkuat Tim Sepak Takraw PPLP Riau Ikuti Kejuaraan di Sulawesi Barat

Empat atlet pelajar Kabupaten Bengkalis memperkuat tim sepak takraw PPLP Riau mengikuti Kejurnas di Provinsi Sulbar, 7-13 April 2019. (rri.co.id)

Bengkalis- Terdapat empat atlet pelajar Kabupaten Bengkalis dipercaya memperkuat Tim PPLP (Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar) Provinsi Riau untuk mengikuti kejuaraan nasional (Kejurnas) di Sulawesi Barat (Sulbar). Kejurnas sepak takraw antar PPLP di Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar, diikuti 13 Provinsi, diantaranya tuan rumah Sulbar, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sumatera Barat serta Riau, dan berlangsung pada 7-13 April 2019. “Alhamdulillah pada tahun ini atlet sepak takraw Kabupaten Bengkalis ikut dipanggil dan memperkuat tim sepak takraw PPLP Riau,” ujar Zulpan, Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI), dikutip dari RRI, Selasa (9/4). Zulpan menambahkan keempat atlet Bengkalis tersebut terdiri dari dua atlet putra yakni M. Fadilah dan Riski Saputra. Sedangkan dua atlet putri yaitu Ayu Syakira dan Tia Astuti. “Kami berterima kasih kepada Bupati Bengkalis Amril Mukminin yang memberikan perhatian lebih pada dunia olahraga khususnya sepak takraw,” lanjutnya. “Semoga mereka yang mengikuti Kejurnas ini bisa memberikan yang terbaik untuk sepak takraw Riau khususnya sepak takraw di Kabupaten Bengkalis,” tutup Zulpan. (Adt)

Ratusan Atlet Junior Ikuti Kejurnas Sepak Takraw Antar PPLP 2018, Kemenpora : Masa Depan Atlet Tidak Suram !

Raden Isnanta, Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora saat menghadiri pembukaan Kejurnas Sepak Takraw 2018 Antar PPLP, di Hall Futsal Rafhelly Bypass Balai Baru Kuranji, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), yang akan berlansung pada 5-10 November 2018. (Istimewa)

Padang- Sebanyak 236 atlet junior, dari 12 PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar), dan 3 Sentra Keolahragaan di seluruh Indonesia mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Sepak Takraw 2018, di Hall Futsal Rafhelly Bypass Balai Baru Kuranji, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada 5-10 November 2018. Dari 15 tim yang bersaing menjadi yang terbaik di event itu, terdapat peserta PPLP maupun SKO (Sekolah Khusus Olahraga) dari Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Kehadiran mereka mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Sebab, beberapa waktu lalu, sebagian wilayah Sulawesi Tengah, porak poranda akiba Gempa Bumi berkekuatan 7,7 skala richter (SR), dan Tsunami. “Untuk menghilangkan rasa stres dan duka karena keluarganya terkena bencana Gempa Bumi dan Tsunami,” ujar Raden Isnanta, Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora, pada Rabu (7/11). Isnanta pun berharap, aktivitas olahraga bisa membantu dalam pemulihan traumatik akibat bencana. Dijelaskan Isnanta, menjadi juara di ajang Kejurnas bukanlah menjadi tujuan utama. Sebab, menurutnya, arena tertinggi adalah POPNAS (Pekan Olahraga Pelajar Nasional). “Atlet-atlet sekalian jangan khawatir masa depannya suram kalau menekuni atlet sepak takraw. Dengan prestasi yang diraih akan mendatangkan rezeki yang berlimpah, salah satunya peraih medali emas pada Asian Games 2018, mereka mendapatkan bonus uang Rp 1,5 miliar, dan diangkat menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil),” lanjutnya. Ia berharap seluruh atlet disiplin mengikuti Kejurnas. Seperti jam berapa pemanasan, latihan, dan tertib pertandingan. “Saat bertanding, jadwalnya jangan dipadatkan, sehingga anak-anak harus bertanding hingga larut malam. Hal ini tentu tidak baik, dan berdampak terhadap kesehatan atlet,” tambah Isnanta. Sementara itu, Devi Kurnia, Asisten I Sekretaris Daerah Provinsi (Setdaprov), mewakili Gubernur Sumbar, menyebut sepak takraw patut bangga dengan prestasi di Asian Games 2018, Jakarta-Palembang, pada Agustus-September lalu. “Sejak Asian Games 1990, baru di Asian Games 2018, sepak takraw merebut medali emas,” ungkapnya. Sedangkan Adib Alfikri, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Sumbar, mengaku  event ini memiliki tujuan untuk mengukur kemampuan serta kematangan bertanding, sekaligus ajang silaturahmi antar PPLP se-Indonesia. “Event ini diikuti 236 atlet junior, dari 12 PPLP dan 3 sentra keolahragaan di seluruh Indonesia,” tukas Adib. (Adt)

PPLM Kirim 11 Mahasiswa ke Kejuaraan Dunia Sepak Takraw, Kemenpora: Jadi Peluang Unjuk Prestasi

Raden Isnanta, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga, melepas kontingen sepak takraw ke kejuaraan dunia King's Cup, di Nakhon Ratchasima, Thailand, 23-30 September 2018. (Kemenpora)

Jakarta- Raden Isnanta, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, melepas kontingen sepak takraw nasional untuk berlaga di Kejuaraan Dunia Sepak Takraw ke-33 King’s Cup, di Nakhon Ratchasima, Thailand, pada 23-30 September 2018. “Ini adalah peluang untuk menunjukkan prestasi di event bergengsi. Dan bermain di kasta pertama sepak takraw dengan performa terbaik. Pelatih silakan amati, ikuti rekam jejak para atlet secara total. Semoga menjadi pencatatan terbaik bagi tim pemandu bakat,” ujar Isnanta, di Gedung PPITKON, Senayan, Jakarta, Kamis (20/9). Menurutnya, sepak takraw bisa menjadi tontonan yang menarik dan berpeluang menjadi industri. Ia melanjutkan, nantinya atlet yang berstatus mahasiswa dan tak masuk Pelatnas, tetap diusahakan untuk diikutsertakan pada kejuaraan-kejuaraan sebagai program berjenjang. “Semua memiliki kesempatan bersama untuk berkembang. Selamat berlatih dan bertanding, jaga kekompakan,” tambah Isnanta. Sementara itu, Edi Suryanto, Kepala Bidang Pengelolaan PPLM, mengatakan tujuan para atlet mengikuti Kejuaraan Dunia Sepak Takraw di Thailand yakni untuk memberikan pengalaman bertanding di level internasional. Selain itu, lanjutnya, sebagai bahan evaluasi pelatihan atlet di Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM). Di kejuaraan yang sama pada 2017 lalu, Indonesia berhasil meraih 1 medali perak melalui nomor putra beregu, dan merebut 1 medali perunggu lewat nomor putri beregu. “Kontingen terdiri dari 11 atlet PPLM Nasional, 17 atlet hasil seleksi Kejurnas (Kejuaraan Nasional) Piala Menpora 2018, yakni 16 atlet putra dan 3 pelatih, serta 12 atlet putri dan 3 pelatih, 1 meassure, 1 pelatih fisik, 1 orang medis, dan 1 ofisial, sehingga totalnya sekitar 38 orang,” ungkap Edi. Pada 2018 ini, tim sepak takraw PPLM Indonesia akan mengikuti 5 nomor yang dipertandingkan, yaitu nomor tim even (pa-pi), nomor quadrant (pa-pi), nomor regu even (pa-pi), nomor double even (pa-pi) dan hoop putra. Sedangkan, Asnawi Abdulrahman, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI), menyebut kejuaraan King’s Cup Thailand 2018 dijadikan sebagai ajang seleksi bagi para atlet untuk masuk Pelatnas SEA Games 2019. Selain itu, tambahnya, akan dipersiapkan Pelatnas jangka panjang untuk Asian Games XIX/2022. “Terima kasih kepada Kemenpora karena memberangkatkan kontingen terbesar sepak takraw nasional ke kejuaraan dunia. Ini adalah sejarah dan pertama kali,” tegasnya. “Jaga semangat, kebersamaan, kekeluargaan, satu rasa, satu kata, satu tujuan meraih prestasi di King’s Cup 2018. Walaupun mendadak, tapi harus tetap optimis memberikan kejutan prestasi,” tukas Asnawi. (Adt)

Sosok Si Kembar Lena-Leni Andalan Cabor Sepak Takraw

Sudah tahukah kamu dengan dua perempuan kembar ini? Lena dan Leni digadang-gadang menjadi sosok unik dalam perwakilan kontingen Indonesia di ajang Asian Games 2018. Tak hanya unik karena kembar, tapi kemampuannya dalam cabang olahraga sepak takraw juga jadi andalan. Lansiran dari tempo.co (15/08/2018), sosok keduanya kemarin ikut latihan bersama pelatnas lain di  Stadion Ranau Jakabaring, Palembang, Selasa 14 Agustus 2018. Di stadion itu sendiri, terdapat 24 orang yang berlatih teknik sepak sila, cungkil dan sepak kuda. Lena dan Leni yang mengenakan bandana putih dikepalanya, makin membuat susah dibedakan saat dari dekat. Sepak cungkil yang dimiliki kedua perempuan ini sangat tajam. Mereka pernah mendapatkan dua perunggu pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Tak hanya itu, pada ajang PON 2016, dua anak kembar ini mendapatkan satu emas Ketika diajak bicara, mereka saling menimpali dan saling melengkapi jawaban. “Kami saudara kembar yang lahir di Indramayu, Jawa Barat, 7 Juni 1989,” ujar mereka saling menimpali, seusai latihan. Sepak cungkilan kedua pemain kembar ini tajam, bahkan kemampuan dua wanita berambut kriting itu pernah menyumbang dua perunggu bagi Indonesi pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, tiga emas PON 2016, satu emas king’s cup 2016 di Thailand, dan perak -pada ajang SEA Games 2017 di Malaysia. Diakui oleh Lena-Leni, prestasinya tersebut berawal dari keikutsertaan mereka di olahraga voli. Ketika sekolah dasar, Lena-Leni sama-sama rutin latihan bola voli. Saat SMP menjadi andalan di sekolahnya. Bahkan mereka sempat menjadi atlet voli dalam pertandingan setingkat provinsi Jawa Barat. Menurut dua sosok anak kembar ini, bermain voli, main bola kaki hingga bulu tangkis itu menyenangkan. Semua permainan bola tersebut, dikenalkan oleh sang ayah yang berprofesi sebagai petani dan juga pemain bola tingkat kabupaten sebagai kiper. Ayahnya mengenalkan Lena-Leni pada bola kaki, bulu tangkis, voli, hingga sepak takraw. Semua olahraga tersebut menurut dua anak kembar ini membuat bahagia, karena lari-lari dan loncat. Cabang olahraga sepak takraw baru ditekuni saat di sekolah menengah atas (SMA). Ada alasan dan cerita unik tersendiri nih kenapa Lena-leni menekuni sepak takraw di SMA. Jadi, Lena berkata sambil tertawa, “Kami fokus saja latihan takraw biar jadi atlet dan sekolah gratis,” Dahulu, kondisi ekonomi yang lemah membuat mereka saat masih SMP harus juga bekerja mencuci piring di kantin sekolah. Semua itu dilakukan untuk uang saku. Kini, dari hasil kerja keras dan segudang prestasi yang telah ditorehkan, dua kembar ini sudah bisa menaikkan haji kedua orangtuanya. Perjuangan Lena-Leni, sosok kembar ini belum usai, mereka berdua harus bekerja keras demi mengejar prestasi di Asian Games 2018. Pertandingan sepak takraw sendiri akan dimulai pada 19 Agustus. Semoga cabor sepak takraw bisa raih emas!     (tempo.co)

Pelatnas Asian Games Sepak Takraw Gelar Eksibisi, Mulyana : Atlet Harus Fokus Berlatih Ukir Prestasi

Mulyana (Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga) mewakili Menpora meninjau Eksibishi Tim Sepak Takraw Asian Games, di GOR Markas Korps (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (26/4). (Kemenpora)

Jakarta- Sebagai pemanasan sekaligus pematangan latihan menuju Asian Games 2018, pada Agustus-September. Tim sepak takraw Asian Games melakukan eksibisi di Gelanggang Olahraga (GOR) Markas Korps (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (26/4). Mereka akan melaksanakan Training Camp di Thailand, pada 29 April – 11 Mei 2018. “Asian Games 2018 adalah 56 tahun kesempatan yang muncul, setelah 1962. Ini momentum ukiran sejarah seluruh atlet termasuk sepak takraw. Berikan yang terbaik pada AG 2018 nanti demi Merah Putih,” ujar Mulyana, Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mewakili Imam Nahrawi (Menpora). Ia menambahkan pemerintah sangat konsen dan mendukung penuh apa yang diperlukan untuk mencapai prestasi terbaik, termasuk dalam memberikan dukungan Pelatnas TC ke luar negeri. “Manfaatkan dengan baik dukungan pemerintah dan berbagai pihak, termasuk training camp ke luar negeri. Jangan pernah takut kepada lawan. Lawan kita bukan Thailand, bukan Myanmar, akan tetapi lawan kita yang sesungguhnya adalah ketakutan itu sendiri. Darah kita merah pikiran kita putih, terus berlatih dan berprestasi,” cetusnya. Sementara, Brigjen Abdul Rakhman Baso, Wakil Komandan Korps (Wadankor) Brimob menyebut eksebisi di GOR Mako Brimob adalah sebagai wujud nyata dukungan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), terhadap suksesnya hajat besar bangsa Indonesia yakni Asian Games 2018. “Apa yang kami lakukan ini tak lain adalah wujud nyata semboyan TNI-Polri siap menyukseskan Asian Games 2018. Dan, pada sepak takraw juga ada atlet yang merupakan anggota Brimob. Para atlet adalah pahlawan bagi 250 juta penduduk Indonesia. Selamat berlatih, dan saatnya mempersembahkan prestasi terbaik,” tuturnya. Sedangkan Tri Gunawan Hadi, Manajer Pelatnas Sepak Takraw Indonesia, mengungkapkan sejak Januari lalu telah dilaksanakan Pelatnas di Sekolah Pelatihan Icuk Sugiarto (ISTC) Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat. “Dari 42 atlet berbagai daerah telah terseleksi 24 atlet dengan komposisi 12 atlet putra dan 12 atlet putri yang selanjutnya terus diasah kemampuannya dengan berbagai pertandingan dan training camp ke luar negeri,” terang Tri. (Adt)

Berkat Latihan Keras, Albi Berhasil Mengalahkan Tim Sepak Takraw Pelajar Tingkat Asean

Albi-Pratama-Sugiharto-sepak-takraw

Berhasil melawan tim kelas internasional merupakan suatu kebanggaan. Sempat dikalahkan tim sepak takraw Jawa Tengah di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNas), Albi bersama tim sepak takraw Jakarta membalas di ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas). Albi yang memiliki nama panjang Albi Pratama Sugiharto mengaku sangat berlatih keras sejak dikalahkan tim Jawa Tengah. Tim Jawa Tengah memang terdiri dari pemain-pemain Asean Pelajar. “Pertandingan pertama watu itu ketemu di kejuaraan Popnas. Mungkin Jawa Tengah di mayoritasin pemain asean, pelajar juga lebih percaya diri di banding saya dan tim saya. Akhirnya tim saya kalah. Pas kejuaraan Pomnas kemarin saya dan tim menang, karena buat saya perkembangan latihan kita di uji saat pertandingan dan lawan yang kemarin sempat mengalahkan kita,”tuturnya Albi yang sudah menjuarai beberapa turnamen seperti Juara 1 Kejuaraan Pekan Olahraga Provinsi 2009 dan 2014, Juara 3 ASG (Asean Schools Games) 2012 dan masih banyak lagi. Mahasiswa Pendidikan Jasmani Universitas Negeri Jakarta ini, sudah menekuni sepak takraw sejak 10 tahun lalu. Baginya, sepak takraw merupakan olahraga yang menantang. “Sepak takraw itu extreme buat saya karena salto-salto gitu, dan itu seru banget,”ujar cowok yang berusia 20 tahun ini Mengikuti jejak sang kakak untuk menekuni sepak takraw, Albi tidak jauh dari cedera. Ia pernah mengalami cedera dibagian engkel kaki yang masih ia rasakan hingga saat ini. “Kalau cedera saya seringnya engkel dikaki. Malah sampai sekarang masih kerasa. Yang sekarang ini cedera saat uji tanding di Thailand tahun 2016 lalu, saya salah gerakan dan jatuh,” tutupnya(put/adt)

Sepak Takraw: Latihan Keras Cici Hingga Larut Malam Akhirnya Membuahkan Hasil

cici-sepak-takraw2

Bermula dari keingintahuan tentang cabang olahraga yang ditekuni sang kakak, Cici Herfiyuli atau yang akrab disapa Cici, berhasil menjadi salah satu atlet sepak takraw perwakilan wilayah Riau pada berbagai turnamen nasional. Gadis yang berusia 20 tahun ini berbagi cerita kepada nysnmedia.com tentang awal mula ia menekuni cabang olahraga sepak takraw. “Dulu saya hanya berlatih di kampung, Taluk Kuantan, Riau. Disana ada penerimaan pembibitan sepak takraw cewek dan saya diajak abang kandung untuk bermain. Dulu untuk pengen jadi atlet sepak takraw gak ada sama sekali keinginan, cuma karena rasa penasaran akhirnya saya mencoba mendalami apa itu sepak takraw. Tanding demi tanding antar kabupaten, dan akhirnya saya terpilih masuk Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di Riau.”ujarnya Sebagai seorang gadis, Cici pun kerap dilarang orang tua untuk mengikuti sepak takraw terutama jika latihan hingga sore dan malam hari. “Pernah saya dan abang telat pulang latihan. Sampai rumah kena marah sama bapak. Dan saya pernah dilarang bermain sepak takraw sama orang tua. Kami kan latihan suka pulang lambat. Untuk seorang cewek apalagi di kampung gak boleh pulang lewat dari magrib. Sedangkan kami latihan mulai jam 4 sampai 6 sore.”tutur atlet yang membawa medali perunggu pada ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) 2017 lalu. Cici yang saat ini berkuliah di Universitas Lancang Kuning, jurusan Administrasi Negara, memang sudah 7 tahun menekuni sepak takraw. Cici bersama tim riau pernah mengalami kejadian yang kurang enak saat mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 lalu ketika melawan tim Jawa Barat. “Pas PON melawan Jawa Barat ada masalah dengan teman tim saya yang dibilang memakai kalung. Wasit menganggap itu kalung dari dukun atau semacamnya untuk pegangan tim kita. Padahal itu cuma kalung bola takraw dan Riau sudah memimpin jauh. Karena ada masalah itu jadi gak fokus dalam bermain. Akhirnya kami kalah dalam final lawan Jawa Barat.”tuturnya(put/adt)

Kombinasi Pemain Senior dan Junior, Timnas Takraw Optimis Bisa Sumbangkan Medali

Kombinasi Pemain Senior dan Junior, Timnas Takraw Optimis Bisa Sumbangkan Medali

Kombinasi pemain senior dan junior menjadi strategi penting yang dipersiapkan Timnas Takraw Indonesia menghadapi SEA Games 2021 Vietnam nanti. Hal itu disampaikan Pelatih Tri Aji saat memimpin latihan anak asuhnya di Lapangan Sepak Takraw, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, Kamis (21/04) sore. Aji mengatakan ia memilih meramu tim dengan gabungan atlet senior dan junior karena pertimbangan target medali dan proyeksi regenerasi di takraw Indonesia. Tim takraw Indonesia sendiri ditargetkan bisa menyumbangkan medali emas. “Satu sisi kami butuh pemain-pemain yang matang, tetapi di sisi lain kami juga harus memikirkan regenerasi dengan memberikan pengalaman bagi atlet muda untuk ke depannya. Kami sangat sadar sepak takraw bukan cabor DBON, tapi kami tetap harus optimis dan semangat untuk menyesuaikan tuntutan medali dan juga kompetisi agar menambah jam terbang atlet-atlet kami,” ujar Aji. Tim Takraw Indonesia sendiri pada SEA Games 2021 Vietnam kali ini mengirimkan 6 atlet yang akan turun di tiga nomor yakni, double, quadrant, dan regu. Mereka adalah, Abdul Halim Radjiu, Andi Try Sandi Saputra, Muhammad Herdiansyah Muliang, Saiful Rijal (senior), Rusdi, dan Jelki Ladada (junior). Aji sendiri optimis anak asuhnya bakal bisa mempersembahkan medali di SEA Games 2021 Vietnam, kekuatan yang diandalkan yakni di nomor double. Tim sepak takraw Indonesia sendiri meraih 1 medali emas, 1 perak, 1 perunggu di SEA Games 2019 Manila, dan medali emas dipersembahkan dari nomor double. “Untuk nomor double kami yakin bisa mempertahankan gelar. Namun di nomor quadrant juga berpotensi karena lawan terberat yaitu Malaysia juga menurunkan kekuatan baru di SEA Games kali ini,” kata Aji. Aji menjelaskan anak asuhnya dalam kondisi bugar dan siap berlaga di multi event dua tahunan kawasan Asia Tenggara ini. “Latihan sentralisasi sebenarnya baru dilakukan awal April, tetapi kami pelatnas desentralisasi sejak Januari. Saya memberikan program kepada anak-anak dan dipantau khusus,” tambahnya Sementara pemain muda Rusdi merasa optimis bisa mempersembahkan medali di ajang SEA Games 2021 Vietnam nanti. Meski ini menjadi SEA Games pertamanya, dia merasa porsi latihan dan persiapan yang diberikan pelatih sudah baik. “Alhamdulilah persiapan latihan selama ini berjalan baik. Sebagai pemain muda dan baru turun di ajang SEA Games, saya justru merasa mendapat kepercayaan lebih. Sekarang tinggal fokus latihan sesuai intruksi dan strategi yang dijalankan oleh pelatih,” kata Rusdi. SEA Games ke-31 akan dilaksanakan pada 12-23 Mei. Kontingen Indonesia akan berpartisipasi di 31 dari 40 cabang olahraga yang dipertandingkan. Sepak takraw dijadwalkan mulai bertanding pada 13-21 Mei. Daftar 6 Atlet Tim Sepak Takraw Indonesia: 1. Abdul Halim Radjiu 2. Andi Try Sandi Saputra 3. Muhammad Herdiansyah Muliang 4. Saiful Rijal 5. Rusdi 6. Jelki Ladada

Di Curangi Wasit Tim Takraw Putri Indonesia Walk out dari Lapangan Pertandingan

Tim Sepak Takraw Putri yang memilih walk out pada Sea Games 2017. Foto: Kemenpora

Insiden kecurangan wasit menimpa atlet Indonesia pada cabang sepak takraw beregu putri di SEA Games 2017 yang di lansir dari Liputan 6.com Minggu (20/8/2017). Tim yang juga diperkuat pasangan kembar, Lena dan Leni itu terpaksa melakukan walk out. Penyebanya adalah karena mereka merasa dirugikan dengan keputusan wasit yang memimpin laga kedua Indonesia pada cabang sepak takraw beregu putri SEA Games 2107 tersebut. Saat itu, Indonesia sedang unggul 16-10 pada game kedua setelah kalah 20-22 pada game pertama. Indonesia merasa dicurangi karena wasit kerap memberikan poin dengan dalih salah dalam melakukan servis. Pada akhirnya, pelatih Asry Syam meminta kepada para pemainnya untuk tak melanjutkan pertandingan. Wasit sempat berteriak beberapa kali memperingatkan agar para pemain Indonesia masuk ke lapangan dan melanjutkan permainan. Namun, permintaan wasit diabaikan Indonesia yang bergegas untuk mengangkat barang bawaannya. Meski sudah memutuskan untuk WO, pelatih Indonesia masih sempat menghampiri bangku tim Malaysia untuk menyalami mereka satu per satu. Kejadian itu sendiri disaksikan Menpora Imam Nahrawi yang datang langsung ke Titiwangsa Indoor Stadium. Keputusan itu akan menyulitkan langkah Indonesia untuk merebut emas cabang sepak takraw beregu putri SEA Games 2107. Di hari yang sama, mereka juga takluk 0-2 dari Thailand. Indonesia masih menyisakan satu laga melawan Filipina, pada Senin (21/8/2017) kemarin.

Luncurkan Gebyar Olahraga Pendidikan, Ini Tujuan Kemenpora

Luncurkan Gebyar Olahraga Pendidikan, Ini Tujuan Kemenpora

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) meluncurkan program Gebyar Olahraga Pendidikan di Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring atlet usia dini yang belum tersentuh pembinaan. “Gebyar Olahraga Pendidikan ini ada dua tujuan besar, pembudayaan dan irisan prestasi yang ditunggu di ujung. Pembudayaan berdampak pada kebugaran, pada akhirnya meningkatkan produktifitas sebagai siswa,” ujar Sekretaris Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, Suyadi, Jumat (11/11). Program tersebut mengangkat tema ‘Kita Siapkan Pembinaan Usia Dini, Untuk berprestasi di Masa Depan’. Suyadi mengatakan, kegiatan yang berlangsung pada 9-11 November 2022 ini juga sebagai wadah penyaluran minat dan bakat siswa di Yogyakarta. “Indeks kebugaran baik, tidak sering sakit, itu tujuan utam olahraga pendidikan. Di sisi lain, dengan potensi dan pembinaan yang bagus, maka bibit atlet akan menjadi atlet-atlet potensial di masa depan. Itu irisan yang harus di bangun,” terang Suyadi. Gebyar Olahraga Pendidikan ini berlangsung di beberapa tempat, yaitu di Stadion Mandala Krida, Gedung Wana Bhakti Yasa, GOR Amongrogo, dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Program di dalamnya mengkolaborasi 3 sub kegiatan, yaitu festival olahraga pendidikan untuk jenjang SD-SMP-SMA, kompetisi olahraga pendidikan untuk jenjang SD-SMP-SMA, dan kompetisi olahraga KKO jenjang SMA. Cabang olahraga yang dipertandingkan untuk Festival Olahraga Pendidikan adalah atletik dan pencak silat. Sedangkan kompetisi olahraga pendidikan ada cabang olahraga bola voli mini, panjat tebing, dan senam SKJ 2022. Selanjutnya kompetisi olahraga KKO jenjang SMA pada cabang olahraga atletik, bulutangkis, bola voli, basket, catur, karate, panahan, pencak silat, renang, sepakbola, sepak takraw, senam, taekwondo, dan tenis lapangan. Adapun jumlah peserta festival olahraga mencapai 249 orang dan kompetisi KKO 1.319 peserta. Sehingga total peserta Gebyar Olahraga Pendidikan adalah 1.568 orang. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan dan terbitnya Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) merupakan perwujudan semangat dan harapan pemerintah pusat dan daerah serta segenap stakeholder dalam pembinaan secara berjenjang dan berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mendorong peningkatan prestasi olahraga Indonesia. Namun yang lebih penting adalah bagaimana olahraga dapat menciptakan generasi emas Indonesia yang sehat, bugar dan aktif dimasa mendatang khususnya bagi pelajar di seluruh Indonesia.

Pra POPNAS Jadi Ajang Pembibitan Atlet Muda Daerah Menuju Pentas Olahraga Nasional dan Internasional

Pra POPNAS Jadi Ajang Pembibitan Atlet Muda Daerah Menuju Pentas Olahraga Nasional dan Internasional

Pra Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) 2022 Zona 4 yang digelar pada tanggal 9-16 September 2022 memiliki peran penting menjadi ajang seleksi atau proses pembibitan atlet muda baik untuk daerah dan Indonesia. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) POPNAS, Hari Setijono. Menurutnya, Pra Popnas per zona wilayah ini atau yang dulu lebih dikenal dengan Popwil ini sebagai ajang pembibitan yang tepat untuk menyaring atlet-atlet muda berpotensi di daerah. “Pra Popnas per zona ini menurut saya sangat tepat sebagai filter untuk menuju POPNAS yang akan dilaksanakan tahun depan. Dari Pra POPNAS ini akan tersaring potensi atlet-atlet muda yang ada di daerah. Dan kita juga bisa tahu masing-masing daerah ini memiliki keungggulan di cabor apa,” kata Hari usai menyaksikan pertandingan bola voli antara Jatim vs Kaltim, di GOR Serbaguna, Gelora Kadrie Oening, Kaltim, Senin (12/9) malam. Menurut Hari, POPNAS ini nantinya akan menjadi ajang penyaringan atlet untuk Asean Schools Games dan Youth Olympic. Oleh karena itu ajang ini benar-benar dijadikan para atlet untuk menunjukkan performa terbaiknya dalam setiap pertandingan. “Saya kira ajang Pra POPNAS dan POPNAS ini bisa menjadi ajang seleksi untuk melihat potensi atlet-atlet pelajar yang nantinya untuk event Asean Schools Games atau Youth Olympic. Dari sinilah proses pembibitan bisa tersaring dengan baik,” tambah Hari yang juga sebagai anggota Tim Review DBON. Pra POPNAS sendiri akan dibagi lima zona; Zona 1 akan dilaksanakan di Jakarta, Zona 2 di Lampung, Zona 3 Kalimantan Selatan, Zona 4 Kalimantan Timur (9-16 September), dan Zona 5 Sulawesi Tenggara. Untuk Zona 4 yang sedang berlangsung saat ini dikuti oleh 7 provinsi yakni, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat dan, Nusa Tenggara Timur. Sementara cabang olahraga yang dipertandingkan yakni, Tinju, bola voli, pencak silat, bola basket, sepak takraw, sepakbola, tenis (beregu), dan bulutangkis (beregu).

Menpora Umumkan Kontingen SEA Games Hanoi 2021

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali secara resmi mengumumkan Kontingen Indonesia yang akan dikirim ke SEA Games Hanoi 2021. Kontingen Indonesia untuk SEA Games Hanoi 2021 bakal diperkuat 476 atlet. Penentuan jumlah 476 atlet tersebut dilakukan berdasar hasil Tim Review yang terdiri dari Akdemisi, KOI, KONI yang terus melakukan komunikasi langsung dengan cabang-cabang olahraga. Menpora Amali menegaskan atlet yang yang dikirim di SEA Games Hanoi nanti juga dipersiapkan untuk Asian Games Hangzhou 2022 dan kualifikasi Olimpiade Paris 2024. “SEA Games dan Asian Games adalah sasaran antara, target utama kita jelas Olimpiade sesuai amanah Desain Besar Olahraga Nasional,” tegas Menpora Amali. Selain itu, atlet Indonesia untuk SEA Games Hanoi 2021 prioritas pertama yang ada dalam dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Sementara, Cabor Non-DBON tetapi populer di Indonesia seperti sepak bola, basket, hingga voli tetap akan mengirim wakil ke pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut. Rincian jumlah atlet yang bakal memperkuat Indonesia dalam SEA Games Hanoi 2021 Cabor DBON 1. Angkat Besi: 13 atlet 2. Atletik: 23 atlet 3. Balap Sepeda: 9 atlet 4. Bulu Tangkis: 20 atlet 5. Dayung (Kano/Kayak-Perahu Naga): 30 atlet. Rowing: 34 atlet 6. Karate: 19 atlet 7. Menembak: 17 atlet 8. Panahan: 10 atlet 9. Pencak Silat: 21 atlet 10. Renang: 16 atlet 11. Senam: 4 atlet 12. Taekwondo: 14 atlet 13. Wushu: 16 atlet Cabor Non-DBON 1. Tinju: 6 atlet 2. Voli Indoor: 26 atlet Voli Pantai: 8 atlet 3. Boling: 8 atlet 4. Catur: 12 atlet 5. Jujitsu: 3 atlet 6. Judo: 16 atlet 7. Tenis: 10 atlet 8. Triatlon: 8 atlet 9. Sepak Takraw: 6 atlet 10. Kickboxing: 8 atlet 11. Sepak Bola: 20 atlet 12. E-sport: 38 atlet 13. Anggar: 4 atlet 14. Basket 5×5: 24 atlet Basket 3×3: 4 atlet 15. Gulat: 4 atlet 16. Selam: 10 atlet 17. Vovinam: 10 atlet 18. Golf: 5 atlet Cabang olahraga yang tidak diikuti oleh perwakilan Indonesia: 1. Bola Tangan Indoor 2. Bola Tangan Pantai 3. Dansa 4. Petanque 5. Kurash 6. Futsal 7. Biliar 8. Tenis Meja 9. Muaythai 10. Xiangqi 11. Loncat Indah 12. Senam Ritmik 13. Senam Aerobik 14. Binaraga 15. Sepakbola Putri Sumber: www.kemenpora.go.id

Berprestasi di Karate, Pendidikan Tetap Nomor Satu

Berprestasi di Karate, Pendidikan Tetap Nomor Satu

Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia tidak hanya dikenal kerap unjuk gigi di bidang akademik. Di bidang lain, seperti olahraga pun mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia juga tidak pernah sepi dalam meraih prestasi. Seperti ditunjukkan oleh karateka muda Universitas Teknokrat Indonesia, Selly Septiani yang telah malang melintang di dunia olahraga bela diri khas Jepang itu. Selly terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Sastra dan Ilmu Pendidikan (FSIP) Universitas Teknokrat Indonesia, Selly Septiani. Segudang prestasi dimiliki siswa yang masuk Universitas Teknokrat Indonesia pada 2017 lalu. Teranyar, karateka cantik ini bakal mengikuti South East Asia Karate Federation di Filipina. Selly menjadi satu dari wakil Indonesia yang mengikuti ajang tersebut. Gadis kelahiran 1999 ini menyebut, selama menjalani kuliah dan tetap bertanding diberbagai kejuaraan dirinya mendapat dukungan penuh dari pihak kampus. “Karena kebetulan aku kan jurusannya pendidikan olahraga, memang ada saat aku nggak bisa hadir dalam ujian. Tapi Alhamdulillah banget dosen di Universitas Teknokrat Indonesia itu membantu aku,” jelas Selly. Salah satu contoh, saat dirinya harus menjalani UTS praktek sepak takraw di lapangan belum lama ini. Karena kondisi Selly masih ikut pelatnas di Bali, maka Selly membeli bola takraw dan menggantikan praktek di kampus dengan mengirimkan video teknik dasar sepak takraw. “Begitu juga saat Selly UAS. Karena kebetulan nggak bisa, akhirnya dosen memperbolehkan aku untuk ujian dengan daring (dalam jaringan). Jadi kalau IPK saya tinggi ya karena ada dukungan dosen-dosennya juga,” tambahnya. Selanjutnya, Selly menyambut agenda terdekat ialah South East Asia Karate Federation di Filipina pada akhir Mei mendatang. Selly juga bakal melanjutkan kegiatan pelatnas di Bali. “Selly mohon doanya untuk kedepan bisa berprestasi lebih baik lagi. Kemudian bisa juga membawa harum nama Universitas Teknokrat Indonesia lagi, sebelumnya juga sudah kejuraan POMNAS di Makassar. Selly berharap kedepan bisa terus membawa harum nama Universitas Teknokrat Indonesia, Lampung dan Indonesia,” jelas Selly. Terkait prestasi Selly, Wakil Rektor III, M. Najib Dwi Satria, S.Kom., M.T. mengucapkan rasa bangganya. Selly tidak hanya membanggakan Universitas Teknokrat Indonesia, namun juga Lampung dan Indonesia. “Selly saya ucapkan selamat dan Selly ini merupakan mahasiswa kebanggaan Universitas Teknokrat Indonesia. Tentu dengan capaian Seli capai sampai saat ini, tidak mudah. Rekam jejak Seli bukan serta merta mewakili timnas karate tanpa proses namun juga proses panjang. Tentu nya Universitas Teknokrat Indonesia, sangat mendukung kegiatan mahasiswa nya, apalagi yang berprestasi,” jelas Najib. Tentu Selly menjadi contoh bagaimana bagi semua mahasiswa agar bisa mencapai prestasi setinggi apapun. “Saya harapap jadi motivasi kita semua terkhusus mahasiswa yang berproses belsjsr untuk mencapai proses lainnya. Tapi tentu Selly jangan berpuas diri dahulu, namun bagaimana terus meningkatkan prestasi kedepannya. Apalagi prestasi Selly sudah luar biasa, sudah mewakili Indonesia bukan hanya Lampung diajang internasional. Ini amanah besar yang Selly bawa,” tambahnya. Atas prestasi yang diraih Selly sejauh ini, menjadi kebanggaan bagi Universitas Teknokrat Indonesia. Karena mahasiswa Teknokrat bisa bersaing bahkan di tingkat nasional-internasional. Wakil Dekan FSIP, Rizki Yuliandra, S.Pd., M.Pd. juga membeberkan prestasi Selly tidak hanya di lapangan sebagai atlit. Prestasi akademik pun diraih, apalagi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Selly cukup tinggi, diatas 3. “Pencapaian Selly cukup baik di akademik, Selly saat ini mahasiswa semester 8 ini memiliki IPK diatas 3. Artinya dalam bidang akademik sendiri Selly bagus, bisa mengikuti perkuliahan dengan dukungan online learning kita,” jelas Rizki. Apalagi, Selly ini hampir setengah tahun ikut pelatnas tim karate Indonesia, di Bali. Selly harus meninggalkan provinsi Lampung yang notabene Selly juga atlet PON Lampung yang siap ikut bertanding pada 2021 di Papua. Tapi meskipun begitu nama Selly tetap ada di atlet PON Lampung.

Patuhi Aturan, Popda Kalsel Digelar Tanpa Penonton

Patuhi Aturan, Popda Kalsel Digelar Tanpa Penonton

Gelaran Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan yang dilaksanakan di Kota Banjarmasin sudah bergulir sejak Selasa (12/10/2020) kemarin hingga Jum’at (16/10/2020). Meski diselenggarakan di tengah pandemi, para panitia tetap mematuhi protokol kesehatan dan telah mengantongi izin dari satgas penanggulangan Covid-19. Adapun bentuk protokol kesehatan yang diambil diantaranya setiap pertandingan akan digelar tanpa penonton dan peserta yang masuk area pertandingan pun dibatasi oleh panitia. Ambil contoh untuk olahraga bola voli indoor, jumlah peserta yang diperbolehkan masuk dari kedua tim yang akan bertanding hanya 30 orang. Dengan skema seperti itu, satu kontingen hanya boleh masuk dengan membawa 15 orang saja. Popda Kalsel 2020 mempertandingkan 8 cabang olahraga yakni, sepak bola, bola voli indoor, tenis lapangan, tenis meja, sepak takraw, pencak silat, bola basket dan bulu tangkis. Tempat pelaksanaannya pun terbagi menjadi beberapa titik lokasi. GOR Hasanuddin HM untuk voli indoor, Lapangan Tenis Dharma Praja untuk tenis lapangan, Gedung Sepak Takraw HKSN untuk sepak takraw, Lapangan Sepakbola Grand Yakin untuk cabang olahraga sepak bola. Sejauh ini, kegiatan multiajang seperti Popda mungkin hanya di Kalsel yang berani menggelar, walau dilaksanakan dengan segala keterbatasan dan harus menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Sebelumnya, Popda Kalsel rencananya bergulir 31 Maret hingga 6 April lalu. Namun pembatalan kejuaraan tersebut dikarenakan kondisi daerah yang sedang tanggap darurat Covid-19.

Kemenpora Utus 11 Pelatih Untuk Tangani Atlet Pelajar Berbakat di Sultra

Kemenpora Utus 11 Pelatih Untuk Tangani Atlet Pelajar Berbakat di Sultra

Dalam rangka mengoptimalkan pembinaan atlet-atlet pelajar di Sulawesi Tenggara, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah menyiapkan jatah 11 orang pelatih. Para pelatih tersebut akan bertugas untuk menangani atlet pelajar berbakat melalui program Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Sultra Ashar, mengatakan bahwa 11 pelatih pilihan tersebut akan berkiprah pada tiga cabang olahraga yakni dayung, sepak takraw dan pencak silat. “Sudah menemukan 11 orang pelatih untuk mengoptimalkan pembinaan atlet-atlet pelajar melalui program Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar, Kementrian Pemuda dan Olahraga,” kata Ashar, dilansir dari Republika.com. Lebih detail, untuk pembagian jumlah pelatih, cabang olahraga dayung memiliki kuota terbanyak yakni 6 orang, kemudian sepak takraw 3 orang dan pencak silat 2 orang. “Rekrutmen pelatih untuk atlet pelajar mendapat rekomendasi dari masing-masing pengurus cabang olahraga daerah,” lanjutnya. Sekilas profil para pelatih yang akan menangani atlet pelajar adalah mereka-mereka yang berlatar belakang atlet berprestasi tingkat nasional, bahkan dunia. Senada dengan program Kemenpora, pelatih dayung pelajar Sultra, Jamaluddin, mengatakan kapasitas pelatih yang mumpuni salah satu kunci sukses menciptakan atlet berprestasi. Selain itu, menurut Jamaluddin atlet pelajar Sultra juga memiliki potensi yang sama dengan atlet daerah lain, seperti Jawa Barat, Maluku, Jawa Timur, Kalteng dan lainnya. “Saya setuju evaluasi para pelatih dilakukan secara periodik dan terukur oleh Kemenpora sebagai pemilik program. Kalau tidak memuaskan ganti dengan pelatih lain,” kata Jamaluddin. Sultra memperoleh stimulus pembinaan atlet pelajar dari Kemenpora dengan jatah 46 atlet berbakat, masing-masing cabang olahraga dayung 20 orang, sepak takraw 16 orang dan pencak silat 10 orang. Setiap tahun akan ada perubahan kuota atlet maupun kecabangan olahraga berdasarkan evaluasi Kemenpora.

Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 Siap Dihelat di Surabaya, Persiapan Lancar

Panitya persiapan Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 yang akan dihelat di Gedung Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/2), berpose usai melakukan sesi jumpa pers. Ajang ini diharapkan berjalan lancar. Total ada 15 kategori penghargaan yang akan diberikan pada Golden Award SIWO PWI Pusat 2019. (Adt/NYSN)

Jakarta- Persiapan Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 yang akan dihelat di Gedung Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/2) berjalan lancar. Ketua Panitia Penyelenggara, Firmansyah Gindho melalui Wakil Ketua, Azhari Nasution memastikan, ajang yang menjadi bagian rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2019 ini, sudah mencapai 80 persen. “Alhamdulillah. Berkat kerja keras seluruh panitia dan dukungan dari semua pihak, persiapan penyelenggaraan Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 berjalan lancar. Persiapan sudah 80 persen. Dengan sisa waktu yang ada, maka persiapan rampung 100 persen,” ujar Firmansyah di Jakarta, Senin (4/2). “Yang 20 persen lagi di Surabaya. Panitia inti akan berangkat pada 5 Februari ke Surabaya. Lalu Kami akan mengadakan rapat koordinasi dengan Protokoler Pemerintah Provinsi Jawa Timur selaku tuan rumah. Apalagi, Presiden Joko Widodo juga direncanakan bakal hadir,” lanjut wartawan senior dari RRI (Radio Republik Indonesia) itu. Terkait kepastian kehadiran Presiden Jokowi dalam acara pemberian penghargaan kepada para atlet dan pelatih berprestasi serta para tokoh-tokoh yang perduli terhadap olahraga tersebut, Panpel masih menunggu konfirmasi dari pihak Istana. “Kami sudah kirim undangan resmi kepada Presiden Joko Widodo melalui Ketua TKN (Tim Kampanye Nasional), Erick Thohir dan Menpora Imam Nahrawi,” ungkap Azhari. “Melalui pesan WhatsApp yang saya terima dari Pak Imam. Undangan ke Presiden sudah disampaikan melalui Mensesneg (Menteri Sekretaris Negara),” tambahnya. Sementara itu, Ketua SIWO PWI Pusat, AAGWA Ariwangsa menjelaskan, acara Golden Awards tahun ini dinilai sangat istimewa karena momentumnya disemangati sukses Indonesia sebagai tuan rumah dan pencapaian prestasi atlet Asian Games dan Asian Para Games 2018. Khusus untuk pencapaian prestasi, Indonesia menembus posisi empat besar Asian Games (AG) 2018 dengan raihan 31 medali emas, serta posisi lima besar Asian Para Games (APG) dengan torehan 37 medali emas. “Dan momentum menjadi tuan rumah Asian Games ini belum tentu terulang kembali hinggga 50 tahun ke depan,” tegas Ariwangsa. Selain teknis penyelenggaraan menyangkut protokoler maupun acara, personil Panpel di Bidang Penjurian juga telah merampungkan tugasnya untuk menyaring nama-nama atlet, pelatih dan tokoh yang dinilai layak menerima penghargaan Golden Award SIWO PWI Pusat 2019. Ketua Dewan Juri Golden Award SIWO PWI Pusat 2019, TB Slamet Priyanto mengungkapkan, fase penjurian telah mengerucut. Dirinya bersama tim sudah menetapkan nominator calon penerima penghargaan kategori utama untuk umum dan disabilitas. Total ada 15 kategori penghargaan yang akan diberikan pada Golden Award SIWO PWI Pusat 2019. Antara lain, Kategori Atlet Terbaik Putra, Atlet Terbaik Putri, Pelatih Terbaik, Pembina Terbaik, Tim Terbaik, Atlet Harapan Putra, Atlet Harapan Putri, Tim Harapan, Pelatih Harapan, Pembina Harapan, Atlet Favorit Putera, Atlet Favorit Putri, Pelatih Favorit, Pembina Favorit dan Tim Favorit. Sedangkan pada disabilitas ada delapan kategori penghargaan, antara lain, Kategori Atlet Terbaik Putera, Atlet Terbaik Puteri, Pelatih Terbaik, Pembina Terbaik, Atlet Harapan Putera, Atlet Harapan Puteri, Atlet Favorit Putera dan Atlet Favorit Puteri. (Adt) Nominator calon penerima penghargaan Golden Award SIWO PWI Pusat 2019 di seluruh kategori untuk umum dan disabilitas: UmumKategori Atlet Terbaik Putera Nominator: Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (Bulutangkis), Eko Yuli Irawan (Angkat Besi) dan Hanifan Yudani Kusuma (Pencak Silat) Kategori Atlet Terbaik Puteri Nominator: Lindswell Kwok (Wushu), Defia Rosmaniar (Taekwondo) dan Aries Susanti Rahayu (Panjat Tebing) Kategori Pelatih TerbaikNominator: Herry Imam Pierngadi (Bulutangkis/Ganda Putera), Caly Setiawan (Panjat Tebing) dan Gendon Subandono (Paralayang) Kategori Pembina TerbaikNominator: Faisol Riza (Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia), Asnawi Abdul Rahman (Ketua Umum Persatuan Sepak Takraw Indonesia) dan Airlangga Hartarto (Ketua Umum PB Wushu Indonesia) Kategori Tim TerbaikNominator: Tim Rowing Putera Asian Games 2018, Tim Quadran Takraw Putera Asian Games dan Timnas U-16 Kategori Atlet Harapan Putera Nominator: Lalu Muhammad Zohri (Atletik), Angga Dwi Prahesta (Balap Sepeda) dan Amiruddin Bagus Khafi (Sepak Bola) Atlet Harapan PuteriNominator: Samantha Edithso (Catur), Putri Nur Vinatasari (Angkat Besi) dan Bunga Nyimas (Skateboard) Kategori Tim HarapanNominator: Tim Persib U-16 dan Tim Persib U-18 Kategori Pelatih HarapanNominator: Rosida (Pelatih Pertama Atlet Atletik, Lalu Muhammad Zohri), Fachry Husaini (Sepak Bola) dan Bambang Warsito (Pelatih Pesepakbola muda berbakat Egy Maulana Vikri) Kategori Pembina HarapanNominator: Kepala PPLP Nusa Tenggara Barat, Presiden Direktur Djarum Foundation, Victor Hartono dan Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia, Anindya Bakrie Kategori Atlet Favorit Putera Nominator: Jonathan Christie (Bulutangkis), Hanifan Yudani Kusuma (Pencak Silat) dan Aqsa Sutan Aswar (Jetski) Kategori Atlet Favorit PuteriNominator: Diananda Choirunnisa (Panahan), Rifda Irfanaluthfi (Senam) dan Emily Nova (Atletik) Kategori Pelatih FavoritNominator: Richard Mainaky (Bulu tangkis), Indra Sjafrie (Sepak Bola) dan Dirja Wiharja (Angkat Besi) Kategori Pembina FavoritNominator: Gatot Nurmantyo (Ketua Umum Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), Imam Sujarwo (Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia) dan Erick Thohir (Pemilik Klub Basket Satria Muda) Kategori Tim FavoritNominator: Persija Jakarta, Tim Basket Putera Asian Games 2018 dan Tim Bulutangkis Putera Asian Games 2018 DisabilitasKategori Atlet Terbaik PuteraNominator: M Fadli (Balap Sepeda), Dheva Anrimusthi (Bulutangkis) dan Purnomo Sapto Yogo (Atletik) Kategori Atlet Terbaik PuteriNominator: Leani Ratri Oktila (Bulutangkis), Tati Karhati (Catur) dan Rica Oktavia (Atletik) Kategori Pelatih TerbaikNominator: Nur Islahuzzaman (Lawn Ball), M Nurochman (Bulutangkis) dan Waluyo (Renang) Kategori Pembina TerbaikNominator: Shenny Marbun (Ketua Umum National Paralympic Committee) Kategori Atlet Harapan PuteraNominator: Sufyan Saori (Balap Sepeda) Kategori Atlet Harapan PuteriNominator: Syuci Indriani (Renang) dan Tiarani Kharisma Evi (Atletik) Kategori Atlet Favorit Putera Nominator: M Fadli (Balap Sepeda), David Jacobs (Tenis Meja) dan Edy Suryanto (Catur) Kategori Atlet Favorit PuteriNominator: Tati Karhati (Catur), Leani Ratri Oktila (Bulutangkis) dan Suparniyati (Atletik)

1.800 Atlet Pelajar Berlaga di Solo, Persaingan Ajang Popwil II dan III 2018 Dimulai

Cabang olahraga (cabor) tenis lapangan, dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (POPWIL) II dan III 2018. Cabor Tenis lapangan berlangsung di kawasan arena tenis GOR Manahan, Solo, Jawa Tengah. POPWIL II dan III yang kali ini digabung pelaksanaannya, berlangsung 8-13 November. (TopSkor.id)

Solo- Sebanyak 1800 lebih atlet dari 13 daerah akan berlaga pada Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (POPWIL) II dan III 2018. Event ini dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga, Mulyana, di Hotel Lorin Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (8/11). Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Bambang Siswanto, penyelenggaraan POPWIL wilayah II dan III untuk tahun ini digabung di Solo, Jawa Tengah, pada 8-13 November. Ia mengaku efisiensi biaya menjadi faktor utamanya. Sebab event ini biasanya bergulir di masing-masing wilayah, dengan peserta terdiri atas tujuh propinsi. Sebelumnya, POPWIL I sudah berlangsung dari 21 hingga 27 Oktober, di Banda Aceh. Saat itu, sebanyak 886 pelajar tampil, yang merupakan utusan dari tujuh provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau (Kepri), Bangka Belitung (Babel) dan Jambi. Bambang, yang juga Ketua Bidang Kompetisi Usia Muda di Kemenpora, dalam laporannya mengatakan, Popwil digelar sebagai babak kualifikasi menuju Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XV pada 2019, di Papua, seperti halnya Pekan Olahraga Wilayah (PORWIL) untuk kualikasi menuju Pekan Olahraga Nasional (PON). “POPWIL adalah sarana babak kualifikasi delapan cabor menuju POPNAS XV 2019 di Papua, dan merupakan bagian sistem kompetisi pelajar secara nasional, berjenjang dan berkelanjutan,” kata Bambang. Sementara itu, Mulyana mengatakan, atlet yang tampil di POPWIL adalah cikal bakal atlet yang menjadi investasi masa depan. “Tahun depan, Indonesia menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Pelajar ASEAN atau ASG di Semarang. POPWIL ini akan menjadi salah satu ajang seleksi atlet pelajar nasional,” ujar imbuh pria yang juga menjabat Ketua Umum Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (Bapopsi), yang bernaung di bawah Kemenpora . Di wilayah II, akan bersaing komtingen dari Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Kalimantan Barat. Sedangkan di wilayah III, ada tujuh tim yang bersaing yakni Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara. Para atlet pelajar potensial ini akan berkompetisi di delapan cabang olah raga yang dipertandingan. Bola basket, bulutangkis, bola voli, pencak silat, sepakbola, sepak takraw, tenis lapangan dan tenis meja. Adapun venue pada POPWIL II dan III 2018 ini tersebar di beberapa tempat. Tak hanya di Kota Solo, namun juga di Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo. Untuk bola basket, digelar di GOR Sritex Arena, Solo dan GOR ATMI, Pabelan, Sukoharjo. Untuk bulutangkis, digelar di GOR Sritex B Solo. Cabang bola voli diselenggarakan di GOR Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Untuk Pencak silat berlaga di ball room Hotel Lorin, sepakbola di Stadion Sriwedari Solo dan Stadion Taruna Sragen, cabor sepak takraw di GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), tenis lapangan di arena tenis Manahan, serta tenis meja di Hartono Trade Center Solo Baru, Sukoharjo. “Basket dan tenis lapangan menjadi cabang sebagai andalan kami,” kata pimpinan kontingen DKI Jakarta, Ondang Gufron. Menurutnya, selain dau cabang itu, Kontingan DKI juga menargetkan untuk dapat meloloskan atletnya pada semua cabang yang dipertandingan. Persiapan matang sepanjang tahun di sekolah olahraga Ragunan menjadi salah satu modal terbaik kontingen ibukota di ajang POPWIL II 2018 kali ini. Oleh karenanya, tak hanya nomor beregu, DKI juga menargetkan meloloskan atletnya di nomor perorangan yang banyak diperlombakan. POPWIL merupakan Sarana dan Babak Kualifikasi delapan cabang olahraga awal evaluasi terhadap pelaksanaan pembinaan olahraga pelajar di daerah, menuju event POPNAS XV tahun 2019 di Papua. Peserta POPWIL adalah pelajar atau sederajat, dan mereka yang tercatat kelahiran 1 Januari 2001 dan sesudahnya. (Adt) Tuan Rumah POPWIL 2018 Wilayah I 1. Aceh (tuan rumah) 2. Sumatra Utara 3. Sumatera Barat 4. Riau 5. Kepulauan Riau 6. Kep. Bangka Belitung 7. Jambi Wilayah II 1. Lampung 2. Sumatera Selatan 3. Bengkulu 4. DKI Jakarta 5. Jawa Barat 6. Kalimantan Barat Wilayah III 1. Banten 2. Jawa Tengah (tuan rumah) 3. DI. Yogyakarta 4. Bali 5. Kalimantan Tengah 6. Kalimantan Selatan 7. Kalimantan Utara Wilayah IV 1. Sulawesi Selatan 2. Sulawesi Tenggara 3. Sulawesi Barat 4. Kalimantan Timur 5. Jawa Timur 6. Nusa Tenggara Barat 7. Nusa Tenggara Timur Wilayah V 1. Sulawesi Selatan 2. Sulawesi Tenggara 3. Sulawesi Barat 4. Kalimantan Timur 5. Jawa Timur 6. Nusa Tenggara Barat 7. Nusa Tenggara Timur

Kemenpora Gelar Gala Desa 2018 Edisi Kampar, Hasilkan Bibit Pemain Berbakat

Bertempat di Gelanggang Olahraga (GOR) Tuanku Tambusai Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Wakil Bupati (Wabup) Kampar Catur Sugeng Susanto (kiri) dan Deputi Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta, meresmikan event Gala Desa 2018 Provinsi Riau. Ini adalah salah satu program unggulan Kemenpora di bawah komando Menpora Imam Nahrawi melalui Deputian Pembudayaan Olahraga, pada Minggu (28/10). (Kemenpora)

Bangkinang Kota- Gelanggang Olahraga (GOR) Tuanku Tambusai Bangkinang Kota, di Kabupaten Kampar, jadi lokasi pembukaan Gala Desa 2018 Provinsi Riau, salah satu program unggulan Kemenpora di bawah komando Menpora Imam Nahrawi melalui Deputian Pembudayaan Olahraga, pada Minggu (28/10). Program di bawah payung ‘Ayo Oahraga’ itu, secara resmi dibuka Wakil Bupati (Wabup) Kampar Catur Sugeng Susanto, yang juga dihadiri oleh Deputi Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta. Pembukaan diawali dengan pelaksanaan defile rombongan dari perwakilan desa ditiap Kecamatan se-Kabupaten Kampar, tari persembahan, atraksi silat serta eksebisi sepak bola antara Kampar Soccer School, melawan U-16 gabungan Pelajar Kabupaten Kampar. Dalam sambutannya, Catur mengingatkan agar menjaga kekompakan tim, menjaga persatuan dan persaudaraan karena menang kalah bukan yang utama. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa event Gala Desa adalah event olahraga yang mengedepankan sportifitas, sehingga menghasilkan bibit pemain olahraga yang berprestasi. “Kegiatan ini program dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan ini yang perdana dilaksanakan untuk di Provinsi Riau. Event ini serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia, merupakan suatu prestasi bagi Kabupaten Kampar dipercaya oleh Kemenpora sebagai Kabupaten pertama pelaksanaan event Gala Desa ini,” ujar Catur. “Juara ajang ini mewakili Kabupaten Kampar di tingkat yang lebih tinggi seperti ke Provinsi, bahkan ke tingkat nasional,” pungkasnya. Sedangkan, Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta mengatakan jika Gala Desa merupakan pentas olahraga dari desa menuju dunia. “Indonesia luas, Kabupaten/Kota jumlahnya lebih dari 500, jika itu terus digali melalui kompetisi seperti kegiatan Gala Desa seperti ini, pasti pemandu bakat akan menemukan bibit-bibit olahragawan Indonesia, baik dari sepak bola, atletik, bola voli, sepak takraw, maupun cabang olahraga lainnya,” ungkap Isnanta. Lanjut Isnanta, potensi-potensi itu harus digali lewat kompetisi. “Kita tahu, kompetisi sering bergulir saat memperingati 17 Agustus, atau hari jadi Kabupaten/Kota, tapi jika diperbanyak dan diperkuat dengan kompetisi tambahan seperti Gala Desa ini, maka kita yakin akan lahir potensi baru,” terangnya. Tujuan lain dari Gala Desa ini adalah membangun kekuatan persaudaraan, silaturahmi antar masyarakat desa lewat olahraga. “Olahraga dijadikan instrumen untuk menguatkan tali persaudaraan, persatuan dalam bingkai NKRI. Olahraga tak mengenal kasta, perbedaan, karena semua jika sudah berada diarena pertandingan semua sama,” terangnya. Gala Desa di Kabupaten Kampar ini diikuti oleh 153 Desa dari 250 Desa se-Kabupaten Kampar dengan total atlet yang berpartisipasi mencapai 5000, dengan mempertandingkan empat cabang olahraga, seperti sepak bola, bola voli, atletik, dan sepaktakraw yang dilaksanakan selama 10 hari kedepan. Cabang olahraga sepak bola diikuti 132 desa, kemudian bola voli putra sebanyak 56 desa, bola voli putri sebanyak 72 desa, sepak takraw 82 desa, atletik putra 92 desa, dan atletik putri 61 desa. (Adt)

Semarang Tuan Rumah ASEAN School Games 2019, Indonesia Masukan Cabor Pencak Silat

Indonesia memasukkan pencak silat sebagai cabang olahraga pilihan dalam gelaran ASEAN School Games (ASG) pada Juli 2019, di kota Semarang, Jawa Tengah. (tempo.co)

Jakarta- Gelaran ASEAN School Games (ASG) 2018 resmi ditutup oleh Dato’ Menteri Besar Selangor Amirudin bin Shari, di ICC Selangor, Malaysia, pada Kamis (26/7). Penutupan sekaligus ditandai dengan penyerahan bendera kejuaraan dari perwakilan ASG kepada Mulyana (Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga/Kemenpora), sebagai perwakilan Indonesia pelaksanaan ASG berikutnya. Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) akan menjadi tuan rumah kejuaraan khusus pelajar di kawasan Asia Tenggara pada bulan Juli 2019. Pada ASG 2018, tim Indonesia sukses mengoleksi 31 emas, 36 perak, dan 31 perunggu, melampaui target awal sedikitnya 26 emas. Hasil itu membuat Indonesia duduk diposisi runner up, sedangkan tuan rumah Malaysia sebagai juara umum dengan raihan 37 emas, 34 perak, dan 31 perunggu. Pada edisi ke-11 pelaksanaan ASG 2019 di Semarang, mempertandingkan cabang olahraga yang hampir sama dengan ASG di Selangor, Malaysia. Namun, sebagai tuan rumah, Indonesia berhak memasukkan satu cabang olahraga pilihan. Syaratnya, harus sesuai dengan aturan yang harus dipenuhi. Rencananya sembilan cabang akan dipertandingkan di ASG 2019 yakni atletik, bola voli, basket, bulutangkis, tenis meja, tenis, sepak takraw, dan renang. Hal ini disampaikan Washinton, Asisten Deputi Pembibitan dan Ilmu Pengetahuan serta Teknologi Kemenpora. “Nanti ada satu cabang pilihan tuan rumah. Kami memilih pencak silat. Dan, pilihan ini sudah diterima oleh calon negara peserta ASG 2019,” ujar Washinton disela-sela penutupan, Kamis (26/7). Pada ASG 2018, Malaysia memasukkan squash sebagai cabang pilihan. Alhasil, Negeri Jiran tampil dominan dengan mengoleksi 6 emas, 5 perak, dan 1 perunggu. Meski bisa memilih cabang olahraga yang nanti akan dipertandingkan, namun Washinton mengungkapkan bila nomor pertandingan tak boleh lebih dari sepuluh. Komplek Olahraga Stadion Jatidiri, Semarang, dipastikan sebagai venue pusat pelaksanaan ASG 2019, serta beberapa lokasi lain sesuai kebutuhan. Mulyana menjelaskan persiapan pelaksanaan ASG 2019 telah dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah Provinsi Jawa Tengah, maupun pemerintah kota Semarang. Sebagai tuan rumah ASG 2019, Indonesia diharapan mampu menjadi juara umum. Pada event yang sama di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) 2012, pasukan Garuda Muda harus puas menjadi runner up di bawah Thailand. Indonesia justru menjadi juara umum pada ASG 2015, saat pelaksanaan dihelat di Negeri Jiran, Brunei Darussalam. “Intinya semuanya siap mendukung. Kami ucapkan selamat datang para peserta di Indonesia,” tegas Mulyana. (Adt)