Diikuti 573 Atlet, APM Taekwondo Championship Diharapkan Cetak Atlet Masa Depan

APM Taekwondo Championship

APM Taekwondo Championship Series 2 Tahun 2025 resmi dibuka oleh Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI Purn Marciano Norman, pada Sabtu, 5 Juli 2025, di Gedung Oumar Basri Syaaf Koarmada RI, Jakarta. Penanda resmi dibukanya acara tersebut dilakukan melalui pemukulan papan. “Anak-anak yang bertanding hari ini adalah calon atlet masa depan Indonesia. Dari sinilah lahir juara-juara yang akan mengibarkan Merah Putih di ajang internasional,” kata Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman dalam upacara pembukaan ajang tersebut. Menurut dia, pembinaan olahraga harus dimulai sejak usia dini dan melalui kompetisi-kompetisi berjenjang seperti APM Championship. “Saya bangga melihat anak-anak muda bersemangat berlatih dan didukung penuh oleh orang tuanya. Ini modal besar menuju prestasi dunia,” ujarnya. Kejuaraan yang memperebutkan Piala Ketua Umum KONI Pusat ini mempertandingkan tiga kategori utama, yakni Kyorugi Prestasi, Poomsae Prestasi, serta Kyorugi dan Poomsae Pemula. Total sebanyak 573 atlet ambil bagian dari berbagai kelompok usia, mulai dari Superkids (4–5 tahun) hingga senior (di atas 18 tahun). Ketua Pengprov Taekwondo Indonesia DKI Jakarta, Mayjen TNI Mar (Purn) Oni Junianto mengapresiasi pelaksanaan kejuaraan dan berharap ajang ini terus digelar secara rutin setiap tahun. “Ini bukan sekadar kompetisi, tapi bagian dari proses pembinaan atlet secara terstruktur. Dari sinilah lahir atlet yang kelak bertanding di PON, SEA Games, hingga Olimpiade,” ujarnya. Berikut kategori yang dipertandingkan: Kyorugi Prestasi: Pra Cadet Max (kelahiran 2014) Cadet (12–14 tahun) Junior (15–17 tahun) Senior (18 tahun ke atas) Poomsae Prestasi: Cadet (12–14 tahun) Junior (15–17 tahun) Senior (18 tahun ke atas) Kyorugi & Poomsae Pemula: Superkids (4–5 tahun) PraCadet A (6–7 tahun) PraCadet B (8–9 tahun) PraCadet C (10–11 tahun) Cadet (12–14 tahun) Junior (15–17 tahun) Senior (18 tahun ke atas)

Jawa Tengah Kembali Juara Umum Kejurnas Junior Panahan

Kontingen Jawa Tengah

Jawa Tengah dengan gemilang menjadi juara umum Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panahan Junior MilkLife Archery Challenge 2025 di Kabupaten Kudus, yang merupakan keempat kali berturut-turut. “Sangat bersyukur atas capaian Kejurnas Panahan Junior 2025 ini. Tentunya keberhasilan ini tidak lepas dari strategi matang dalam menyeleksi dan mempersiapkan atlet terbaik dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jateng,” kata Manajer Tim Kontingen Jateng yang juga Sekretaris Pengprov Persatuan Panahan Seluruh Indonesia(Perpani) Jateng Martin Sudarmono usai menerima piala di Supersoccer Arena Rendeng, di Kudus, Sabtu. Ini juara umum keempat kali berturut-turut, setelah edisi 2022 di Yogyakarta, edisi 2023 di Bogor, dan di Batam, Kepulauan Riau, pada 2024. Strategi mempertahankan prestasi tersebut, kata Martin, adalah mengirimkan atlet-atlet terbaik hasil Kejurnas Junior Panahan sebelumnya. Total 80 atlet dari 35 kabupaten dan kota mengikuti ajang ini dan semuanya hasil seleksi ketat di tingkat provinsi. Hasilnya, kata dia, kejurnas di Kudus ini Jawa Tengah mengoleksi 32 medali emas yang menjadikan provinisi mencatat perolehan medali tertinggi tahun ini. “Iklim kompetisi di Jateng akan terus dijaga seperti tahun-tahun sebelumnya. Harapannya, pada Kejurnas Junior Panahan 2026 yang insya Allah kembali digelar di Kudus, kami bisa mempertahankan gelar juara umum,” kata Martin. Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengapresiasi antusiasme peserta dalam kejurnas tahun ini. Ia mencatat edisi 2025 mencatat jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarah kejuaraan ini. “Biasanya peserta hanya sekitar 400-500 orang, tetapi tahun ini tembus 876 peserta. Yang lebih istimewa lagi, untuk pertama kalinya digelar juga untuk kelompok umur 10 tahun, setelah sebelumnya hanya mempertandingkan kelompok usia U13, U15, dan U18. Ini menunjukkan pembinaan sudah berjalan baik sejak usia dini,” ujarnya. Ia menilai Kudus berpotensi besar menjadi pusat pembinaan panahan usia dini di level nasional. Pemerintah Kabupaten Kudus sendsiri sangat mendukung ajang ini dan diharapkan akan terus berperan aktif saat kembali menjadi tuan rumah pada 2026. Fayola Jingga Naeva Maheswari (16), salah satu atlet panahan penyumbang tiga medali untuk Jateng menyatakan bangga bisa menyumbangkan satu medali emas dari kelas recurve U18 perseorangan, kemudian perunggu dari kelas mix team recurve U18, dan perak dari beregu recurve U18. Kejuaraan ini melombakantiga nomor pertandingan, yakni divisi recurve, divisi Compound, dan divisi nasional (standard bow). Para peserta terbagi dalam tiga kelompok usia, yaitu U13, U15, dan U18, sedangkan untuk sivisi nasional ada tambahan U10. Kejuaraan digelar dari 27 Juni hingga 5 Juli 2025 di Supersoccer Arena Rendeng Kudus. Jawa Barat dan Jakarta menyusul Jawa Tengah pada posisi kedua dan ketiga. Sumber: ANTARA

Resmi. Ini Dia Pelatih Baru Timnas U20

Frank van Kempen & Erick Thohir

PSSI resmi menunjuk Frank van Kempen sebagai pelatih kepala baru Tim Nasional U20 Indonesia. Kehadiran pelatih asal Belanda ini menandai komitmen federasi dalam membangun jalur pembinaan berkelanjutan dari level usia muda hingga ke timnas senior. Frank van Kempen dikenal sebagai sosok pelatih berpengalaman yang telah lama berkecimpung dalam pengembangan pemain muda di Eropa. Dengan latar belakang sebagai direktur teknik akademi klub-klub di Eredivisie, Belanda serta pengalaman melatih kelompok usia di level elite, Kempen dinilai memiliki kapasitas untuk merancang sistem pembinaan yang progresif dan terstruktur. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyebut penunjukan Frank van Kempen sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memastikan kesinambungan prestasi antar kelompok usia. “Kami butuh juru latih yang bukan hanya mumpuni secara taktik, tetapi juga memahami pentingnya transisi pemain dari kelompok usia U20 ke U23 dan senior. Frank van Kempen memiliki track record dalam hal ini,” ujar Erick Thohir. Di tangan van Kempen, Tim Garuda Muda akan diarahkan tak hanya untuk meraih prestasi di ajang AFF U19 dan Kualifikasi AFC U20, tetapi juga menjadi wadah penyaringan talenta unggul yang siap mengisi kebutuhan timnas level atas secara bertahap dan sistematis. Langkah ini menegaskan fokus PSSI untuk memperkuat fondasi pembinaan usia muda demi kemajuan sepak bola nasional yang berkelanjutan. Pria kelahiran Sevenum, 6 Januari 1972 dikenal berpengalaman sebagai pelatih sepakbola usia muda. Tercatat, ia pernah menjadi asisten pelatih Timnas Belanda U20 periode 2014 hingga 2016. Jabatan terakhir van Kempen menjadi asisten pelatih klub VVV-Venlo, klub Divisi Dua periode Juli 2022 hingga 30 Juni 2024. Dia juga pernah menjadi pelatih kepala di beberapa klub seperti NAC Breda U21, Sparta U21, Sparta U19, VVV-Venlo II, Helmond U21, dan Roda JC U19. Frank van Kempen menyatakan antusiasmenya bergabung dengan proyek besar sepak bola Indonesia. “Talenta muda Indonesia luar biasa. Tugas saya adalah menciptakan jembatan pengembangan agar mereka bisa bersaing di level tertinggi, dengan fondasi disiplin, taktik modern, dan kultur kerja keras,” kata Frank van Kempen usai pertemuan dengan Ketum PSSI, di Jakarta.

Baru Berusia 5 Tahun, Zy Raih Juara Master of The Green PAGI Golf 2025

Mecca Zy Kusuma

Dunia olahraga di Tanah Air kembali dikejutkan oleh prestasi luar biasa dari pegolf cilik, Mecca Zy Kusuma. Di usia yang baru menginjak 5 tahun 5 bulan, ia berhasil menyabet gelar Juara Pertama di E Division turnamen Master of The Green PAGI Golf 2025. Sebuah pencapaian langka yang memperlihatkan bakat besar dari usia sangat dini. Mecca Zy Kusuma, atau akrab disapa Zy, baru mulai mengenal lapangan golf secara serius pada April 2025. Ia memulai pelatihan formal di Leadbetter Golf Academy Pondok Indah, di bawah arahan Coach John. Hanya dalam kurun 10 minggu, pelatihan intensif itu membentuk dasar teknik bermain yang kuat bagi Zy dan menumbuhkan kecintaannya terhadap olahraga yang menuntut konsentrasi tinggi ini. Melihat perkembangan pesatnya, Zy melanjutkan latihan bersama Coach Heri melalui Perkumpulan Akademi Golf Indonesia (PAGI). Di sinilah kemampuannya terus diasah, termasuk memperluas pemahaman strategi permainan dan mulai berani terjun ke berbagai turnamen junior bergengsi. Ketika tampil di ajang Master of The Green, Zy bukan hanya peserta termuda, ia juga menunjukkan kualitas luar biasa. Ketajaman fokus, keberanian, dan pengendalian emosi yang ditampilkan di lapangan menjadikannya sorotan banyak pihak. Ia membuktikan bahwa usia bukanlah batas bagi seseorang untuk tampil kompetitif. Raihan gelar juara ini menegaskan bahwa Mecca Zy Kusuma bukan sekadar talenta belia, tetapi potensi besar Indonesia di masa depan. Dukungan kuat dari keluarga dan pelatih menjadi bagian penting dari kesuksesan ini, sekaligus menandai awal perjalanan panjangnya di dunia golf. Selamat kepada Mecca Zy Kusuma atas pencapaian gemilang ini. Sungguh prestasi yang menginspirasi dan menyemangati banyak anak-anak Indonesia untuk mengejar mimpi sejak dini.

Pegolf Mahasiswa Indonesia Kembali Gelar Kompetisi Golf Nasional

Upacara Pembukaan ICGC 2024

Puluhan pegolf mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia akan berkumpul dalam ajang Indonesian College Golf Championship (ICGC) 2025 – Seri Kedua di Araya Golf Course, Malang, Jawa Timur. Ajang ini diperkirakan akan menjadi saksi lahirnya bintang-bintang baru pegolf muda nasional. Kegiatan ini digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Brawijaya Golf pada Minggu (2/8/2025), mendatang. Ketua Umum UKM Brawijaya Golf 2025, Syahzan Rizqi Anindya mengatakan, persaingan di ICGC 2025 diprediksi akan berlangsung sengit. Ditargetkan ada 70 atlet mahasiswa dari kategori profesional maupun amatir yang turut serta. Ia berharap, ajang ini juga bisa menjadi simbol regenerasi atlet-atlet golf tanah air. “Kami membuka gerbang bagi semua universitas untuk bergabung, berkontribusi, dan tumbuh dalam ekosistem golf kampus yang kompetitif. Harapannya, ICGC bukan hanya ajang tahunan, tapi menjadi simbol kolaborasi, inovasi dan regenerasi atlet golf tanah air,” kata Syahzan pada Kamis (3/7/2025). Jejak kesuksesan edisi sebelumnya yang diikuti kampus-kampus ternama seperti Universitas Indonesia (UI), ITS, BINUS, UNESA, dan UNDIP menjadi catatan turnamen ini berupaya mengedepankan kualitas. Persaingan pada seri kedua nanti akan semakin panas dengan kehadiran Daffa Putra Hardian, atlet muda berbakat yang telah beberapa kali menorehkan prestasi di ajang perlombaan golf tingkat nasional. “Kehadiran Mas Daffa akan menjadi daya tarik tersendiri sekaligus motivasi bagi para peserta lainnya untuk memberikan performa terbaik mereka,” katanya. Syahzan menyampaikan, salah satu tujuan utama dari gelaran ICGC ini juga untuk mengubah stigma bahwa golf hanya diperuntukkan bagi kalangan tertentu. Menurutnya, ICGC tidak hanya bertujuan mencetak juara, tetapi juga mengubah citra golf sebagai olahraga yang inklusif dan dapat diakses oleh semua kalangan muda. “Kami ingin memperkenalkan golf sebagai olahraga yang inklusif, menyenangkan, dan dapat diakses oleh semua kalangan muda. Lewat kegiatan ini, kami berharap tercipta minat baru serta terbentuknya komunitas golf mahasiswa yang lebih beragam, aktif, dan berkelanjutan di masa depan,” ungkapnya. Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi secara langsung kepada Pengurus Provinsi Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa Timur, melalui pembina mereka kepada PGI Kota Malang. Dukungan dari Pengurus Provinsi PGI Jawa Timur dan PGI Kota Malang diharapkan menjadikan turnamen tersebut adalah wadah kompetitif yang serius bagi mahasiswa. “Hal ini diharapakan pengembangan olahraga golf di tingkat mahasiswa semakin baik ke depannya, yang hingga kini masih jarang memiliki wadah kompetitif secara nasional sebagian besar yang ada pun masih berupa turnamen bersifat fun,” katanya. Ketua Pelaksana ICGC 2025 2025 – Seri Kedua, Mochammad Aryasatya Nugraha, menyampaikan bahwa turnamen ini bukan sekadar kompetisi, melainkan sebuah panggung adu gengsi dan pembuktian bagi para talenta muda. Melalui turnamen ini, pihaknya terus mendorong perhatian lebih dari pemerintah dan pihak swasta untuk mendukung keberlanjutan liga golf mahasiswa di Indonesia. “Kami ingin kolaborasi untuk bersama-sama memajukan olahraga ini ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Aryasatya. Lebih dari sekadar ayunan stik dan perburuan skor, dikatakannya, bahwa ICGC dirancang sebagai arena untuk mendobrak stigma dan membangun ekosistem golf di kalangan generasi muda. “Kami ingin ICGC terasa dekat dengan mahasiswa, bukan sekadar kompetisi, tapi momen unjuk gigi bahwa golf itu keren dan penuh peluang. Ini adalah ruang kolaborasi terbuka. Siapa pun yang punya semangat sama, mari ambil bagian,” katanya. Didukung oleh Alumni Brawijaya Golf (ABG), ICGC berupaya konsisten menjadi pionir turnamen golf mahasiswa tingkat nasional sejak 2024. Para atlet akan bertarung dalam format Stroke Play Gross 18 hole untuk dua kategori utama yakni Individu Mahasiswa dan Tim Mahasiswa. Untuk menjamin integritas kompetisi, turnamen ini mengadopsi peraturan resmi dari The R&A Rules Limited dan PGI Hard Card. Penggunaan caddy resmi, golf cart, pengaturan tempo permainan yang ketat, hingga sistem hole-by-hole play-off untuk skor imbang akan diterapkan untuk menyajikan pertandingan yang adil dan menegangkan. Sumber: Kompas