Merpati Putih Open 2019 Piala Panglima TNI Resmi Ditutup, Pecahkan Rekor MURI

Abdul Kharis Almasyhari (Ketua Umum Panitia MP Open 2019), mengatakan kejuaraan pencak silat MP Open 2019 berjalan sukses. (Adt/NYSN)

Jakarta- Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pencak Silat Merpati Putih (MP) Open 2019, resmi ditutup, pada Sabtu (4/5), di Lapangan Olahraga Ciracas, Jakarta Timur. Event pencak silat nasional ini diikuti 1.615 pesilat dari 26 perguruan silat dari seluruh Indonesia serta perwakilan dari mancanegara yakni Singapura. Tim pencak silat Pelatda DKI Jakarta berhasil meraih juara umum kategori dewasa usai mengoleksi 7 medali emas dan 2 perak. Posisi kedua dihuni PPOP DKI Jakarta dengan 3 medali emas dan 1 perak. Dan PPLD NTT berhak menempati peringkat tiga dengan 2 medali emas, 1 perak dan 1 perunggu. Atas prestasinya, Pelatda DKI Jakarta mendapatkan Piala Bergilir Panglima TNI serta uang pembinaan Rp 15 juta. Untuk pesilat dewasa putra terbaik diraih Ronaldo Neno pesilat kelas F putra PPLD NTT. Ia berhak menerima Piala Tetap Kepala Staf TNI AU dan uang pembinaan Rp 2,5 juta. Sedangkan pesilat terbaik putri diraih Widya Faranisa pesilat kelas A putri dari PPOP DKI Jakarta yang berhak menerima Piala Tetap Kepala Staf TNI AL dan uang pembinaan Rp 2,5 juta. Dan untuk Piala Tetap Kepala Staf TNI AD diberikan kepada juara umum I, II, dan III. “Bagi para pemenang untuk tidak bangga dan tinggi hati. Sedangkan yang belum juara harus berlatih lebih keras lagi untuk menjadi yang terbaik di masa depan,” demikian amanat tertulis Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dihadapan ribuan pesilat yang hadir di acara penutupan MP Open 2019. Sementara itu, Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Umum Panitia MP Open 2019, menyebut pelaksanaan kejuaraan pencak silat MP Open 2019 berjalan lancar. “Kejuaraan MP Open 2019 sudah berlangsung sejak Rabu (1/5), dan penutupan Sabtu (4/5). Alhamdulillah kejuaraan nasional ini berjalan lancar,” terang Abdul Kharis. Dijelaskannya, MP Open 2019 merupakan kejuaraan silat tingkat nasional yang dikuti peserta tak hanya dari Indonesia, tapi juga mancanegara seperti Singapura yang mengirimkan 20 atlet pencak silat. Menurut Abdul Kharis, event ini sebagai ajang pembibitan atlet disamping untuk memupuk persatuan dan persaudaraan antar perguruan silat yang ujungnya adalah untuk pembinaan prestasi demi mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. “Even ini untuk mencari bibit atlet pencak silat tangguh dari berbagai daerah di seluruh Indonesia,” lanjut pria yang menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI. Selain menggelar kejuaraan pencak silat, event ini juga memasukan unsur entertainment dengan menggelar marching band, reog Ponorogo, sisingaan, dan silat bercerita. Dan, sebagai puncak acara dilakukan pencatatan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia), dimana sebanyak 1.500 pesilat secara serentak melakukan peragaan Jurus Tunggal Tangan Kosong IPSI dari berbagai perguruan silat di Tanah Air. “Ini bukan hanya memecahkan rekor MURI, tapi juga tercatat sebagai rekor dunia,” tukas perwakilan MURI. (Adt)

Sinergi Kemenpora dan BPJS Ketenagakerjaan, Beri Perlindungan Pegawai dan Atlet Indonesia

Kemenpora dan BPJS Ketenagakerjaan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU), di Media Center, Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (3/5). (Adt/NYSN)

Jakarta- Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) bersinergi dengan BPJS Ketenagakerjaan. Tujuannya, memberikan perlindungan bagi pegawai non ASN (Aparatur Sipil Negara) di lingkungan Kemenpora serta para atlet Indonesia dan ofisial. Sinergi itu tertuang melalui penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU), di Media Center, Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (3/5). Menpora Imam Nahrawi menilai nota kesepahaman dengan BPJS Ketenagakerjaan merupakan langkah besar. Untuk itu, ungkap Imam, pihaknya ingin memberikan jaminan sosial kepada seluruh pekerja, atlet dan ofisial. “Ini bukan hal biasa. Yang pasti, kita tahu perjuangan para atlet sangat luar biasa. Bertahun-tahun para atlet ini berjuang, berlatih dan berkorban. Hal ini sekaligus mengantisipasi apabila nantinya mereka mengalami kecelakaan, kematian, serta tunjangan hari tua. Saya kira kita harus hadir untuk mereka,” ujar menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. Dikatakan Imam, kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan sebelumnya juga sudah dilakukan. Bahkan, ia mendorong cabang olahraga untuk mendaftarkan atletnya menjadi peserta anggota BPJS Ketenagakerjaan. “Kedepan, dukungan dan kerjasama diantara kedua belah pihak ini akan semakin banyak. Sedangkan untuk sumber pembiayaan bisa bersumber dari Kemenpora maupun pihak ketiga yang mendapatkan fasilitas bantuan dari Kemenpora,” lanjut menteri yang hobi bermain bulutangkis itu. Disisi lain, Agus Susanto, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan memberikan apresiasi kepada Menpora yang telah memberikan kepedulian terhadap perlindungan jaminan sosial kepad seluruh atlet Indonesia. “Nota kesepahaman ini adalah tindak lanjut dari kerjasama sebelumnya dimana kita telah melindungi para atlet Indonesia yang berlaga di Asian Games. Perlindungan ini diperluas lagi kepada para atlet yang ada di Indonesia,” cetus Agus. “Ini adalah sebuah payung hukum yang nanti diturunkan ke daerah, dan dalam kerjasama ini kita melakukan sosialisasi dan edukasi dalam upaya meningkatkan literasi tentang pentingnya jaminan sosial kepada seluruh pekerja di lingkungan Kemenpora dan para atlet,” tukasnya. (Adt)